♡♡♡♡♡♡♡
Bel pun berbunyi. Tanda pelajaran hari ini telah usai. Anak-anak yang sedang melamun di tengah pelajaran Pkn yang membosankan ini akhirnya tersadar juga. Sebagian berucap syukur dalam hatinya. Sebagian lagi menghela napas lega. Bel pulang hari Selasa adalah surga bagi seluruh anak kelas XI IPA 2. Sebab bel tersebut dapat menghentikan ocehan Pak Ganjar yang ngalor ngidul dan membosankan itu.
Chelsea merapikan bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Berikutnya ia merogoh ponselnya karena benda itu tiba-tiba bergetar. Ada line masuk. Dari ... Rey!
Rey : Gue nggak bisa pulang bareng lo, ada urusan. Telpon kak Tian aja!
Chelsea mendengus sebal menatap Rey yang sedang berjalan keluar kelas tanpa menoleh pada Chelsea sedikit pun. Seharusnya Rey meminta maaf, atau setidaknya menatap Chelsea barang sebentar. Tapi ini tidak!
"Dasar cowok es!" gerutu Chelsea.
"Apa?" ucap seseorang di sebelah Chelsea, membuat Chelsea terperanjat dan buru-buru menengok ke sumber suara.
"Eh?!"
"Malah melongo! Dari tadi gue ajak ngomong nggak nyaut-nyaut!" protes Vito.
"Eh? Ma-maaf. Gu-gue nggak denger," sahut Chelsea gelagapan.
"Chel, gue balik duluan, ya!" seru Dhea sambil melambai kearah Cheslea.
"Yaa ..." sahut Chelsea dengan senyuman, sambil melambai juga. Begitu juga dengan teman yang lainnya. Mereka menyapa Chelsea dan pamit untuk pulang lebih dulu. Jangan heran, sebab Chelsea sudah berteman dengan mereka.
Chelsea yang berparas cantik dan bersikap supple dapat bergaul dengan mudah dan cepat akrab. Dia bersikap ramah dan terbuka pada teman-teman barunya, membuat siapa pun ingin berteman dengannya. Yah ... sebab Chelsea sudah terbiasa berstatus sebagai anak baru. Jadi dia sudah punya semacam trik khusus untuk mendapat teman dengan cepat. Trik? Kenapa kesannya seperti Chelsea sedang melakukan kecurangan?
"Hei!" Vito menepuk bahu Chelsea, "Malah ngelamun," lanjutnya.
"Hehe maaf, maaf," balas Chelsea cengengesan.
"Mau pulang bareng?" tanya Vito to the point. Senyuman mirip Dimas Anggara ia perlihatkan.
Chelsea berpikir sebentar. Kalau ia menelpon Kak Tian, belum tentu Kak Tian bisa menjemputnya. Dan kalau pun bisa, Chelsea tetap harus menunggu lama sebab jarak kantor Kak Tian dan sekolah Chelsea lumayan jauh.
Kalau naik mobil umum? Jangan bercanda! Chelsea bahkan belum tahu jalur jalanan ke rumahnya dan harus naik mobil mana. Akhirnya Chelsea menganggukkan kepalanya. Detik selanjutnya terdengar kekeh tawa dari mulut Vito.
"Kenapa?" tanya Chelsea melongo.
"Lo lucu, masa pake mikir-mikir dulu sambil bengong segala! Hahaha."
Chelsea hanya tertawa sumbang menanggapinya.
***
"Ooh ... jadi lo tinggal di rumah temen bokap lo," kata Vito sambil mengangguk-angguk. Lesung pipit di pipinya jelas kentara. Dan itu terlihat manis di mata Chelsea.
"Iya ..." jawab Chelsea seraya tersenyum.
"Terus? Lo betah sekolah disini?"
"Hmm ... yaaa dibetah-betahin aja, sih. Hehehe."
Vito lagi-lagi terkekeh mendengar jawaban polos Chelsea. Menurutnya, Chelsea itu sangat manis dan lugu. Apa lagi sikap Chelsea yang ekspresif, yang bisa tertawa-tawa bahkan dengan teman-teman barunya, menunjukkan rasa marahnya terang-terangan, itu sangat menggemaskan menurut Vito.
"Alamat lo dimana?"
"Eh? Di ... turunin gue di jalan Thamrin aja, kayak waktu itu," ujar Chelsea dengan jantung deg-degan, namun ia mencoba tetap terlihat normal.
Ya, sebelumnya Vito sempat mengantar Chelsea pulang kala Kak Tian tidak bisa menjemputnya beberapa hari lalu. Dan waktu itu Chelsea meminta diturunkan di pinggir jalan. Ia tidak mau Vito mengetahui dimana ia tinggal. Kalau sampai ketahuan bisa gawat! Sebab Rey terlihat seperti benar-benar akan membunuhnya kalau itu terjadi.
"Nggak, kali ini gue anterin lo sampe depan rumah!" ucap Vito, membuat Chelsea melotot lebar. Vito hanya mendengus geli melihat ekspresi Chelsea barusan. See? Cewek itu sangat ekspresif. Dan Vito suka itu.
"Tapi ... tapi ..."
"Udah, deh, gue tau kok dimana lo tinggal."
Ucapan Vito barusan membuat Chelsea terkesiap. Tubuhnya mendadak lemas seketika.Tidak ada kata-kata yang mampu ia luncurkan lagi. Chelsea terlalu shock! Apa benar Vito sudah tahu tentang tempat tinggalnya? Ah ... pasti dia bohong, kan?
Alhasil Chelsea hanya diam membiarkan Vito membawanya ke mana. Dan lagi-lagi mata Chelsea membelalak lebar kala mobil Vito sudah sampai di ...
"Udah nyampe," ujar Vito kalem. Ingin tahu apa reaksi Chelsea selanjutnya.
"Eh?! Kok ... kok ... lo ta-tau gu-gue tinggal disini?" ujar Chelsea gelagapan dengan tatapan horornya.♥♚♥
TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA SEJOLI SALING JATUH CINTA
Roman d'amourCapcussss Langsung Ajah JANGAN Lupa Vote and Coment Tuk NEXT Happy Reading MUAHHHHHHH.....