PART 21

335 27 0
                                    

***

Pagi itu Chelsea terlihat sumringah dengan senyum semangatnya. Ia bahkan sejak pagi meyapa setiap anak kelas sembari bertanya, "Gimana buat ulangan hari ini?", lalu setelah itu ia akan mengatakan, "Kalo gue, sih, udah belajar dong, yaa,".

Bukan apa-apa, Chelsea memang sudah merasa siap dengan ulangan kali ini. Kemarin ia telah membaca buku sejarahnya seharian, bahkan sampai malam hari. Ia membawa buku itu kemana pun ia pergi. Ke kamar, ke dapur, ke minimarket, ke tukang bakso, ke toilet, buku itu tak pernah lepas dari genggamannya.

Bel tanda masuk pun berbunyi. Kontan mengagetkan anak-anak yang krasak-krusuk dengan buku tebal di tangannya. Sementara Chelsea hanya tersenyum mengejek melihat itu. Dirinya hanya duduk manis di meja sambil bersiul-siul sok santai. Chelsea lalu menengok ke arah Rey yang sedang membaca buku kecil di tangannya.

"Apaan tuh?" tanya Chelsea seraya mendongkak untuk melihat isi buku Rey.

"Buku catatan. Gue tulis key word-nya biar gampang inget," jawab Rey kalem tanpa menolehkan pandangannya.

Chelsea lagi-lagi mendengus terkesan meremehkan, ia lalu menyedekapkan tangannya dan berujar, "Siap-siap aja lo dapet gelar 'bego' setelah ulangan ini selesai."

Rey hanya mendengus geli sebagai tanggapannya. Ia lalu menutup buku kecilnya lalu memasukannya ke dalam tas dan mulai menyiapkan lembar ulangan. Ia terlihat begitu tenang dan kalem.

Soal pun dibagikan ke bangku Chelsea. Chelsea dengan senyum bangga menerima soal itu. Ia lantas membuka soalnya dengan ekspresi wajah sok tenang sambil menyanyikan senandung pelan berupa 'nanana' dan 'lalala' dengan riang.

Begitu Chelsea membaca soal nomor satu sampai lima, ia berhenti bersenandung. Justru malah mengernyitkan dahinya. Ia lalu membalik kertas itu dan membaca soal nomor 45-50. Ia mulai meneguk ludahnya. Dan saat ia membaca soal di bagian tengah, wajahnya semakin horor.

Apa ini? Kenapa soalnya semuanya beda? Kenapa tidak ada satu soal pun yang sama dengan materi yang Chelsea pelajari?

Chelsea lalu menoel anak di depannya dan berbisik, "Emang materi ulangan kali ini bab apa, sih?"

Anak itu malah mengangkat sebelah alisnya, "Masa Penjajahan Jepang?"

"Haa? Masa? Bukannya Masa Penjajahan Belanda?!" Kau bisa bayangkan sendiri bagaimana ekspresi Chelsea kala itu.

"Itu, sih, materi semester kemaren!" jawab anak itu keki sendiri.

"Apaaa??!!" bisik Chelsea lirih namun penuh penekanan. Matanya terbuka lebar dan mengedip cepat beberapa kali.

Rey yang sempat menangkap kejadian barusan hanya tersenyum kecil sambil menggeleng-geleng pelan. "Dasar cewek bego!" gumamnya.

Alhasil Chelsea tersiksa sepanjang mengerjakan soal. Bagaimanapun, materi 'Masa Penjajahan Belanda' dan 'Masa Penjajahan Jepang' sangat jauh berbeda. Baik itu tokoh-tokohnya, kejadiannya, waktu peristiwanya, dan semuanya.

Chelsea menghela napas gusar lalu kemudian menangkupkan wajahnya di meja untuk waktu yang lama. Untung soalnya pilihan ganda. Jadi Chelsea masih bisa menggunakan jurus itu. Ya, jurus menghitung kancing dan melempar pensil yang biasa ia andalkan.

---

"APAAA?? Rey dapet nilai 98??!"

"Waaa! Berarti dia cuma salah satu nomor, dong?"

"Gillaaa! Dari dulu dia emang jenius, ya?!"

"Udah ganteng, pinter, aaa ... sempurna!"

Begitulah. Kehebohan terjadi kala hasil ulangan datang di jam pulang. Guru tua itu memang tidak lelet untuk urusan memeriksa hasil ulangan. Jadi hasilnya bisa langsung keluar hari itu juga.

"Chel ...?" ucap Dhea memasang wajah ketakutan kala mendapati Chelsea menganga lebar dan tatapannya kosong. Seolah arwahnya sedang pergi jalan-jalan dari tubuhnya.

"Huaaaaa ... gue kalah, Dhe! Gue salah baca materiiiii!!" jerit Chelsea heboh seraya menarik-narik lengan baju Dhea sampai ia terhuyung-huyung.

"Lo, sih, bukanya teliti juga. Lo mah ceroboh, sih! Emang nilai lo berapa?"

"Nilai gue .... Aaa! gue nggak sanggup nyebutinnya!"

Dhea menganga lebar mirip Chelsea tadi kala melihat lembar jawaban Chelsea yang tergeletak di atas meja.

"34?!!!" pekik Dhea tertahan dengan mata membulat.

Rey menghampiri keduanya lantas mengacak rambut Chelsea sambil tersenyum miring. Ia lalu menarik pergelangan tangan Chelsea seraya berujar, "Ayo pulang, Chelsea bego!"

♥♚♥

DUA SEJOLI SALING JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang