PART 37

294 23 0
                                    

♥♛♥

Rey tengah berdiri di balkon lantai tiga tempat kelasnya berada. Pandangannya melihat ke lapangan di mana di sana seorang anak yang sedang ulangtahun tengah dikerjai habis-habisan. Adegan kejar-kejaran terjadi. Mereka (baca:anak basket, teman sekelas, dan beberapa fans Vito) menyiramkan air pada Vito. Selanjutnya mereka melemparinya dengan telur. Terakhir tepung terigu mereka taburkan ke wajah dan kepala Vito.

Alhasil Vito jadi mirip udang tepung yang siap di goreng. Rambutnya lengket sekaligus penuh tepung. Wajahnya juga. Yakin, setelah ini guru-guru pasti akan memarahi mereka dan menyuruh mereka membersihkan lapangannya kembali. Tapi mereka tidak peduli. Yang penting sekarang adalah mengerjai Vito habis-habisan setelah itu mereka bersihkan bersama. Memang begitulah biasanya.

Rey tersenyum tipis. Entah kenapa, hal yang dulu dia anggap bodoh, justru sekarang jadi terlihat menyenangkan. Persepsinya soal mengartikan 'teman' sekarang sudah benar-benar berbeda. Yah ... berkat seseorang.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Rey. Rey sedikit terperanjat, lantas ia berbalik untuk melihat siapa yang menghampirinya. Dan lagi-lagi dirinya harus terkejut saat mendapati siapa orang yang menyentuhnya barusan.

"Chelsea?!"

Chelsea tersenyum simpul. Selanjutnya ia melambaikan pelan tangannya di samping pipinya. Hal yang rasanya sudah lama sekali tidak Rey jumpai. Tidak, sebab walau pun Revi sudah pergi ke luar negeri, Rey masih memutuskan untuk sendiri dan tidak kembali ke VCD-R. Dirinya bahkan masih tinggal di apartemen Revi.

"Nanti malem, lo bisa nggak dateng ke rumah Vito? Kita mau ngerayain ulang tahunnya Vito," jelas Chelsea masih dengan senyumannya.

Rey sedikit tertegun. Sebenarnya ia tidak menyangka kalau teman-temannya masih akan mengundangnya. Yah ... setelah apa yang ia lakukan.

"Anu ... gue ..."

"Jam 8 malem!" potong Chelsea, "gue harap lo dateng," lanjutnya dengan nada yang lebih pelan.

Setelah itu Chelsea tersenyum tipis dan berbalik. Lalu pergi meninggalkan Rey yang masih sibuk dengan pikirannya.

***

Saat ini Rey berbaring di sofa apartemen Revi. Barang-barang Rey memang sudah pindah semuanya ke sini sejak sekitar lebih dari sebulan yang lalu. Tentu saja tadinya untuk menemani Revi yang tinggal sendirian, juga untuk meninggalkan seseorang yang membuatnya kecewa.

Setelah Revi pergi, apartemen tersebut tidak boleh ditinggalkan dan akan dikenai sangsi kalau dikosongkan sebelum masa sewa habis. Karna itulah, Rey memutuskan untuk tetap menempati tempat itu.

Sebenarnya Rey ingin kembali ke rumahnya. Rumah di mana setiap hari dia akan bertemu dengan Chelsea. Rumah di mana setiap hari dirinya akan memarahi Chelsea saat cewek itu menumpahkan air di meja atau menaruh sandal di halaman. Rumah di mana jika malam terasa membosankan maka keduanya akan menonton film sampai dini hari. Sungguh, Rey benar-benar merindukan masa itu, merindukan Chelsea.

Rey merogoh arlojinya. Sekarang sudah menunjukan pukul 08.23 malam. Ia lalu kembali termenung dan menyibukkan diri dengan macam-macam pikiran.

***

♪"Happy birthday, Vitooo!"

"Happy birthday!"

"Happy birthday, Vitooo!"

"Happy birthday!"

"Happy birthday ... happy birthday ... happy birthday, Vitooo!!" ♪

Anak-anak bersahut-sahutan menyanyikan lagu ulangtahun untuk Vito. Mungkin ada sekitar belasan anak yang saat ini meramaikan suasana di halaman rumah Vito yang sangat luas. Tidak banyak, sebab hanya orang-orang tertentu saja yang diundang.

DUA SEJOLI SALING JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang