♥♛♥
Chelsea dan Dhea bersembunyi di balik tembok bagunan ruang lab yang ada di taman belakang. Keduanya hanya menjulurkan sedikit kepalanya demi melihat apa yang tengah terjadi di taman belakang sekolah sana. Ya, mereka sedang memata-matai. Jarak keduanya dengan posisi target mungkin sekitar lima meter. Sehingga apa yang target katakan pasti akan terdengar jelas.
"Rey, gu-gue ..." Anna mulai berujar.
"Kenapa?" tanya Rey datar walau sebenarnya Rey sudah berusaha bersikap ramah.
"Lo tau, kan? Selama ini ... gu-gue suka sama lo?" Anna terlihat begitu grogi saat mengatakannya. Padahal dia tidak pantas berlaku demikian. Bukankah dirinya sudah terang-terangan menunjukan rasa sukanya pada Rey selama ini?
Entah kenapa saat itu jantung Chelsea tiba-tiba berdegup kencang. Hei ... padahal bukan dia yang sedang menyatakan perasaan, kan? Entah kenapa Chelsea jadi sedikit takut. Takut kalau seandainya Rey akan menerima Anna dan berpacaran dengan cewek itu. Tentu saja Anna yang selama ini mati-matian mengejar Rey, siapa tahu saja usahanya itu membuat Rey menyukainya, bukan?
"Hmm ... ya, gue tau," jawab Rey seraya tersenyum tipis. Sangat tipis.
Anna tampak tersipu malu. Ia sedikit menunduk lalu menyingkap anak rambutnya ke belakang telinga. Kemudian ia menautkan kedua tangannya di belakang. Sebelah kakinya ia jinjitkan dan membuat gerakan memutar. Selanjutnya ia kembali bersuara.
"Jadi, gue mau tanya sesuatu sama lo, Rey. Lo ... lo suka nggak sama gue? Lo mau nggak jadi ... pacar gue?" Anna tampak terlihat mati-matian menyuarakan isi hatinya tersebut. Tentu saja, sepertinya cewek manapun akan bersikap demikian, bukan?
Rey tampak terdiam sebentar. Ia lantas bersuara, "Gue ..."
Saat itu Chelsea kehilangan udara di sekitarnya. Lagi-lagi darahnya berdesir kencang. Chelsea menarik kepalanya, berhenti mengintip dan menempelkan punggungnya ke tembok. Kontan hal itu menarik perhatian Dhea.
"Chel? Lo kenapa?" tanyanya setelah berbalik dan menatap Chelsea.
"Gue nggak mau denger jawaban Rey, Dhe! Gue takut!" Chelsea tampak memejamkan matanya erat-erat dengan telapak tangan menempel di dada.
Dhea tampak tertegun sekilas, lantas ia tersenyum lirih. Dhea lalu menyentuh bahu Chelsea seraya berujar. "Jadi lo suka, ya, sama Rey?" tanya Dhea yang sebenarnya tidak perlu jawaban. Sudah jelas, kan? Mengingat sikap Chelsea pada Rey dan tatapan Chelsea pada Rey yang sering Dhea saksikan?
"Gue nggak tau apa yang gue rasain, Dhe! Tapi, Rey selalu ada di pikiran gue akhir-akhir ini. Dan sekarang gue bener-bener nggak mau denger jawaban Rey. Gimana kalau dia ... terima Anna?" kata Chelsea perlahan dengan wajah khawatir sekaligus cemas.
"Nggg ... iya, Chel, gue ngerti. Tapi masa Rey nerima Anna, sih?"
"Yaa ... siapa tau? Kan Anna dari dulu terus-terusan ngejar Rey. Dia bahkan rela ditindas Kak Dinda berkali-kali karna mertahanin rasa sukanya sama Rey."
"I-iya juga, sih," balas Dhea. "Tapi, lo tetep harus liat, Chel! Lo harus pastiin apa Rey nerima Anna apa engga!" lanjut Dhea.
"Tapi ..."
"Lo harus berani sama resiko jatuh cinta, Chel!" tegas Dhea sambil memegang tangan Chelsea. Chelsea menatap mata Dhea yang menguatkannya. Ia pun mengangguk perlahan. Keduanya lalu kembali menjulurkan kepala untuk melihat target lagi.
Baru saja keduanya kembali memandang ke pemandangan tadi, mereka tidak menemukan apapun selain angin yang meniup rumput sampai bergerak-gerak melambai.
"Lhoo? Kok hilang??" ujar keduanya bersamaan.
"Tadi Rey jawab apa, Dhe?"
Dhea mengangkat bahunya, "Nggak tahu! Kan tadi gue fokus sama lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA SEJOLI SALING JATUH CINTA
RomanceCapcussss Langsung Ajah JANGAN Lupa Vote and Coment Tuk NEXT Happy Reading MUAHHHHHHH.....