Prolog

2.7K 168 8
                                    


Suatu pagi yang menyenangkan. Jika saja pria berambut panjang itu tidak membuat keributan dengan berlari menembus pasar. "Hey jangan lari!!" seru orang-orang yang sibuk mengejarnya. tubuhnya yang tinggi dan kurus membuatnya sekian persen berlari lebih cepat di banding bapak-bapak dan orang-orang pemabuk dan suka merokok itu.

Pria itu menutup mulutnya dengan masker. ia memakai jaket bomber berwarna hitam dan juga celana hitam. di tangannya, sebuah tas perempuan yang barusan di tariknya paksa dari seorang ibu-ibu bergaya norak. "Hadang dia!!!" teriak seseorang dari gerombolan itu yang mulai kelelahan mengejar pria yang berprofesi sebagai pencuri perampok penjambret apalah itu. dirinya sendiri juga mulai kelelahan. tetapi ia tidak boleh berhenti. kalau ia berhenti, orang-orang yang semakin banyak mengejarnya itu akan menangkap dan menghajar wajah yang katanya tampan ini.

Disisi lain, pria lain, muda, tampan, baru saja memarkirkan sedan putihnya. tampilannya sudah bak pangeran berkuda putih. yang membedakan hanyalah ia hanya memakai kemeja biasa dan kendaraannya bukan kuda melainkan sedan mewah keluaran merk ternama dari eropa. baru selangkah kakinya melangkah di trotoar ia sudah di senggol oleh seseorang dengan cukup keras. bukannya meminta maaf, orang itu malah lari terbirit-birit.

"Hey kenapa kau diam saja, kejar dia!!" perintah seorang bapak salah satu yang ada di gerombolan yang sedang menegejar pria yang tengah berlari. awalnya pangeran bersedan putih ini tidak paham dengan situasi, tapi setelah melihat keadaan, orang berlari, memegang tas wanita, di kejar segerombolan orang. itu artinya... yang tadi itu pencopet!

tanpa berpikir panjang, pangeran bersedan putih yang kita kenal dengan nama Jisoo ini langsung berlari mendahului gerombolan itu untuk mengejar pria yang menyenggolnya tadi. kecepatan berlarinya sama dengan pria itu mungkin lebih, sehingga ia bisa mengejar. untung saja pagi itu trotoar tempat aksi kejar-kejaran itu masih sepi dan Jisoo tidak perlu menabrak banyak orang -karena ia pasti akan meminta maaf dulu sebelum lanjut berlari-.

"Sial!" gumam pria pencopet berambut bob yang di ketahui bermarga Yoon bernama Jeonghan saat ia sadar kalau pria sok ganteng yang di tabraknya tadi ikut-ikutan mengejarnya bahkan hanya beberapa sentimeter di belakangnya. gerombolan yang tadi mengejarnya itu sih tidak ada lagi. tapi kenapa orang ini harus ikut-ikutan??

Jeonghan memutuskan untuk belok kesebuah gang kecil yang berada di antara pertokoan. naas, gang kecil itu buntu. dengan kesal Jeonghan membuka maskernya, frustasi menatap tembok bata raksasa yang menghalangi jalannya.

"Aiishh!" ia semakin kesal begitu Jisoo muncul di hadapannya.

"Kau tidak bisa lari lagi." ucap Jisoo mendekati Jeonghan yang sudah tersudut.

"Cepat kembalikan tas itu atau aku akan menelpon polisi." tambahnya membuat Jeonghan mendengus.

"Oh ayolah jangan sok jadi pahlawan, kau tidak tau siapa aku." Jeonghan bangkit, dengan gelagat premannya ia mendekati Jisoo yang mengulurkan tangan. tas itu tidak diberikannya pada Jisoo melainkan melemparnya ke sembarang tempat dan memasang kuda-kuda seperti siap menyerang dengan sekali pukulan.

Jisoo sama sekali tidak tampak takut. tatapannya malah memicit. Jeonghan menjalankan serangannya tetapi malah di tangkis dengan mulus. Jeonghan yang tadinya hendak menyerang Jisoo dengan pukulan malah Jisoo refleks membanting Jeonghan dan menindihnya. Jeonghan membulatkan matanya terkejut. tatapan matanya bertemu langsung dengan sepasang mata runcing yang menatapnya dengan tajam. "Kau yang tidak tau siapa aku." sahut Jisoo menyeringai. Jeonghan meniup rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya.

Tubuh pria yang menindihnya ini lebih kurus dari dirinya. entah kenapa badannya lebih berat dari badannya sendiri. Jeonghan sudah sekuat tenaga melepaskan diri dari Jisoo. Tetapi nihil, Jeonghan malah capek sendiri.

LoveHateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang