Ratu Iblis

402 54 4
                                    

Butuh waktu tiga minggu untuk Jonghyun bisa kembali berjalan dengan benar. Luka di kakinya sudah benar-benar tertutup dan ia kini bisa kembali ke kantor. Para staff otomatis membungkuk ketika Jonghyun melangkah cepat dari lobi menuju ruangannya di lantai atas. Dongho menyambutnya dengan senyuman tipis.

"Senang bisa kembali melihat anda di kantor Kim Sajang." kata Dongho mengiringinya. Jonghyun sedikit melonggarkan dasinya yang terlalu mencekik. Pada dasarnya ia tidak terlalu suka menggunakan dasi tapi karena hari ini ada rapat direksi yang harus dihadiri ia terpaksa memakai dasi.

"Kau pasti senang karena akhirnya tidak perlu bekerja rangkap kan?" sahut Jonghyun. Dongho tersenyum kecut. Tidak berani menjawab. Jonghyun pun menepuk pundaknya.

"Bercanda, kau tahu bercanda kan Sekretaris Kang?" ucap Jonghyun tersenyum lebar. Dongho mengangguk-angguk saja. Jonghyun kembali bertanya.

"Mereka sudah datang?" Dongho mengangguk lagi.

"Mereka menunggu di ruangan." Ting. Pintu lift terbuka. Para staff sekretaris membungkuk menyambut kedatangan atasan mereka.

"Selamat datang kembali, pak." Kata Seorang staff wanita. Jonghyun tersenyum tipis. Ia mempercepat langkahnya menuju ruangan. Ketika ia membuka pintu, wajah Ren yang pertama ia lihat. Ren pun berdiri. Begitu juga dengan Jeonghan. Sementara Jisoo yang sedang melihat-lihat ke sekeliling ruangan kerja Jonghyun langsung melemparkan senyum.

Jonghyun membalas dengan senyuman lebih cerah. "Para selebritis ada di sini, lengkap dengan manajernya, kira-kira apa yang bisa direktur biasa ini lakukan?" ucap Jonghyun menuju kursi kebesarannya.

"Aku penasaran bagaimana rasanya punya dua adik selebritis." Kata Jisoo berkomentar sambil mendudukkan dirinya di sofa yang ada di hadapan meja kerja Jonghyun. Jonghyun terkekeh pelan.

Ren mendecak lalu mendelik kakak sulungnya. "Selebritis-selebritis ini sudah menyempatkan waktu sibuknya, cepat katakan apa yang ingin kalian bicarakan." Katanya tidak sabaran. Jisoo menyeringai kecil.

"For your information, kurasa kau tidak punya kesibukan apapun selain pergi ke bar, Jeonghan yang sibuk saja tidak protes." sahut Jisoo. Jeonghan menutup mulut menahan tawa. Ren merengut kesal. Diliriknya Dongho yang ikut-ikutan menahan tawa.

"Yak!" serunya pada Dongho.

"Maaf." Dongho kembali mengatur ekspresinya menjadi datar seperti biasa. Jonghyun pun berdeham. Hari ini mereka berkumpul bersama meresmikan perjanjian kerja sama mereka untuk mengungkap kasus pembunuhan Sungmin dua puluh tahun yang lalu turut serta mengungkap kejadian kriminal lainnya yang pernah dilakukan oleh Heechul.

Dongho menyerahkan sebuah map yang sudah disiapkannya pada Jisoo. Jonghyun mulai menjelaskan. "Itu semua informasi yang ku punya tentang Shin Dong Hee, mereka biasa menyebutnya Shindong." kata Jonghyun. Dalam map itu terdapat beberapa foto Shindong yang telah diambil diam-diam oleh orang suruhan Jonghyun.

"Dia sudah bekerja dengan Heechul sekitar tiga puluh tahun yang lalu, dia itu mantan gangster, sudah biasa melakukan kejahatan, sampai sekarang pun ia masih membuka jasa pembunuh bayaran kalau kau minta." Tambah Ren.

"Apa dia orang yang kau minta memotong kabel rem?" Sahut Jeonghan menatap Ren sinis. Jisoo menatapnya tajam. Ren langsung menelan ludah.

"I-itu karena kau dulu menyebalkan, bisa tidak kasus yang itu tidak dibawa, aku bisa kena." Pinta Ren memohon sambil menangkup tangannya.

"Hmm bagaimana ya..."

"Sudah, sekarang kita sudah tahu jelas kalau dia adalah kaki tangan Heechul, di sini kita punya dua saksi hidup kejadian waktu itu," Jonghyun melirik Jeonghan dan Jisoo bergantian. Jeonghan menghela napas.

LoveHateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang