Jongki

586 89 8
                                    

Flashback

Anak-anak memang mudah sekali tertarik pada sesuatu. Terutama pada sesuatu yang menarik bagi mereka. fokus mereka mudah teralihkan. Tidak kecuali Jisoo kecil. Saat ia sedang sibuk bermain dengan mainannya, Jisoo kecil melihat kupu-kupu dengan sayap yang indah melintas di depan matanya. Tanpa ragu ia mengejar kupu-kupu yang indah tersebut.

Jisoo kecil terus melangkahkan kakinya. Entah kemana, ia tidak tahu. Ia di tuntun oleh kupu-kupu tersebut masuk ke sebuah hutan yang berada tidak jauh dari vila keluarganya. Sebelum melanjutkan langkahnya mengejar kupu-kupu bersayap indah, Jisoo sempat menoleh ke belakang, sedikit ragu namun kemudian benaknya berkata 'ah, aku bisa kembali lagi, hutan ini kan tidak jauh.' pikir Jisoo yang masih berusia lima setengah tahun memilih untuk mengejar kupu-kupu.

Keingintahuannya besar akan kupu-kupu tersebut. tanpa di sadari, Jisoo sudah berada di bagian dalam hutan. Jisoo sadar ia tersesat saat ia kehilangan jejak dari kupu-kupu yang di kejarnya. Mendadak ia merasa pusing. Di sekelilingnya hanya ada pohon-pohon tinggi. Semak belukar dengan suara binatang bergerak di dalam semak tersebut.

Jisoo memandang sekitar. Perlahan ia mencoba mencari jalan keluar. Usahanya tidak membuahkan hasil. Ia hanya berputar-putar saja di sana tanpa menemukan jalan keluar. Tubuhnya mulai bergetar takut. Air mata menetes di pipi.

"eomma... appa..." isaknya terduduk di sekitar semak belukar, memeluk lutut, menangis ketakutan.

Jisoo kecil semakin ketakutan saat semak belukar yang ada di dekatnya mengeluarkan suara. Jisoo yakin ada sesuatu di sana entah binatang buat ataukah monster seperti yang selalu di ceritakan ayahnya sebelum tidur. Jisoo semakin memeluk lututnya takut.

"eomma... jebal.. hiks aku takut... eommaaa." Isaknya semakin ketakutan.

"ssttsss diam!" Jisoo mendongakkan kepalanya saat seorang gadis kecil muncul dari semak-semak tersebut untuk menutup mulutnya. Gadis kecil itu tampak sama ketakutan tetapi ia tidak menangis, ia malah terlihat seperti sedang melindungi diri.

"jangan menangis, jangan bersuara, kalau tidak mereka akan menemukan kita." Katanya dengan kalimat yang tidak Jisoo mengerti. Di sela-sela airmatanya Jisoo hanya melirik gadis kecil dengan rambut sepunggung dan dress biru langit itu. gadis kecil itu celingak-celinguk melihat sekitar.

Suara langkah kaki mengejutkan mereka, reflex gadis kecil itu menarik Jisoo untuk bersembunyi di semak-semak. Jisoo menatapnya heran.

"apa kita di kejar monster?" tanya Jisoo.

"sstts!" balas gadis kecil itu menaruh telunjuk di bibir.

"apa kita di kejar monster?" ulang Jisoo bertanya dengan berbisik. Gadis kecil itu balas berbisik,

"lebih menyeramkan dari monster, malaikat maut." Jawab gadis kecil itu lagi-lagi tidak di mengerti Jisoo maksudnya apa. Jisoo pun memilih mengikuti apa yang di lakukan gadis kecil itu lakukan, duduk diam.

Tak lama, terdengar suara langkah kaki mendekat. gadis kecil misterius itu meraih tangan Jisoo, menggenggamnya erat. Semakin dekat suara langkah kaki tersebut, gadis kecil itu mengambil ancang-ancang.

"di sini kau rupanya!" seorang pria dewasa menemukan tempat persembunyian mereka. pria tinggi besar dengan pakaian serba hitam lengkap dengan wajah yang kasar yang menyeramkan. Di belakangnya, ada dua orang yang memakai baju yang sama juga dengan wajah yang menyeramkan. Gadis kecil itu benar, mereka lebih menyeramkan daripada monster.

"ayo, lari!" gadis kecil itu menarik lengan Jisoo untuk berlari.

"hey! Kejar mereka!" teriak si pria mulai mengejark mereka. Jisoo tidak tahu apa-apa, ia hanya menuruti gadis kecil yang ada di hadapannya ini. Gadis itu berlari dengan sangat cepat. Seperti seekor kancil. Jisoo hampir kewalahan mengimbangi kecepatannya.

LoveHateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang