Rekaman CCTV

388 62 2
                                    


Cukup sulit untuk mencari waktu luang di sela-sela pekerjaannya dan mengurus Kyeolkyung saat ini. Maka ketika ia menemukan waktu luang itu, Seungcheol langsung menggunakannya untuk menemui Tuan Lee, ayah angkatnya. Seungcheol datang di waktu yang tepat, saat itu seluruh keluarga sedang makan siang.

"Kau belum menyampaikannya kan?" bisik Seungcheol pada Jihoon yang duduk di sebelahnya.

"Menyampaikan apa hyung?" Balas Jihoon berbisik.

"Soal Jisoo..." Bisik Seungcheol lagi. Jihoon menggeleng kecil. "Bagus, aku ingin menyampaikannya langsung pada ayah." Lanjutnya.

"Apa yang kalian bicarakan hm? Kalian mulai membuat rahasia-rahasia lagi..." Tegur Nyonya Lee dengan nada bercanda. Tuan Lee terkekeh pelan.

"Mereka berdua memang suka begitu, ahaha." Tunjuknya Seungcheol dan Jihoon bergantian. Seungcheol tersenyum tipis. Ia membetulkan posisi duduknya.

"Oh itu sebenarnya aku ingin menyampaikan hal penting dengan kalian." Kata Seungcheol kemudian.

"Ah, Kau sudah menemukan calon istri? Mana dia? Kenapa kau tidak membawanya kemari?" Potong Nyonya Lee tampak antusias. Ia benar-benar menginginkan seorang menantu. Tetapi Seungcheol ataupun Jihoon tidak pernah mau mewujudkannya segera. Padahal ia iri sekali dengan teman-teman arisannya yang saling menceritakan menantu dan cucu-cucu mereka.

Seungcheol menggeleng, ia tersenyum lebih lebar lagi. "Ini lebih dari calon istri, Ayah beberapa bulan yang lalu pernah memintaku untuk mencari putra sulung kalian, Jisung." Kata Seungcheol membuat raut wajah Nyonya Lee berubah sendu. Jisung, sudah lama ia tidak mendengar nama itu. Meskipun semua orang menganggap anak itu mati, ia dan suaminya selalu percaya putra bungsunya masih hidup. Pasti ia masih ada di dunia ini, di sudut dunia ini.

"Lalu?" Tanya Tuan Lee tidak sabar. Seungcheol tersenyum dengan bangga.

"Sesuatu yang kita cari sebenarnya berada tidak jauh dari kita, entah ini takdir atau hanya sebuah kebetulan, tapi... orang yang selama ini kalian cari ternyata adalah Hong Jisoo." Ujar Seungcheol membuat Nyonya Lee mengerutkan keningnya.

"Jisoo? Jisoo yang ada di perusahaan kita?" tanya Tuan Lee menatap Seungcheol tidak percaya. Ia lalu beralih pada Jihoon yang diam tanpa berkomentar. "Apa kau sudah tahu? Kenapa kau tidak memberitahukannya pada ayah?"

"Jisung... Jisungku..." gumam Nyonya Lee meremas lengan suaminya. Matanya mulai berkaca-kaca. "Apa ku bilang, Jisung pasti masih hidup, sekarang di mana dia???"

"Aku ingin Seungcheol Hyung mengatakannya langsung. Tapi aku masih belum bisa percaya, ia memang memiliki gelang itu dan ia mengaku foto kecil yang dibawa oleh Seungcheol Hyung itu fotonya, anehnya ia tidak hal yang lainnya." Kata Jihoon.

"Dia bekerja di perusahaan kita, aku belum menyelidiki lebih jauh lagi soal masa lalunya, mungkin lain waktu aku akan mengajaknya kemari untuk bertemu dengan kalian."

"Ku mohon segerakan." Titah Nyonya Lee. Ia kemudian memeluk suaminya. "Jisung kita! Suamiku, Dia masih hidup!"

"Eomma, kita masih belum memastikannya..." Sahut Jihoon menatap ibunya sebal. Tetapi ibu dan ayahnya tampak tidak menghiraukan. Selalu begini. Pikirnya. Sejak ia kecil, Ayah dan Ibunya selalu mengelu-elukan yang sudah tiada. Jihoon sama seperti semua orang, ia mempercayai bahwa kakak sulungnya sudah meninggal. Logikanya ketika ia kecil adalah kalau ia masih hidup kenapa Jihoon tidak pernah bertemu dengannya, kenapa Jihoon tidak bisa melihatnya secara langsung. Semakin dewasa logikanya berubah menjadi Jihoon yang heran. Pikirnya kalau memang anak itu masih hidup kenapa ia tidak kembali ke rumah, lagi pula potongan baju dan kemungkinan jasad itu sudah pasti bukti yang kuat.

LoveHateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang