Pernah Bahagia

523 55 4
                                    


Di kantin rumah sakit mereka kembali berkumpul. Detektif Kim bilang ia membawa hasil penyelidikannya. Tepat di hari ketujuh komanya Jeonghan. Ya, sampai saat ini Jeonghan tidak sadarkan diri. Di hari yang sama Jisoo meminta tolong detektif Kim lagi untuk membantunya mendapatkan bukti dari rekaman CCTV di jalan.

Mereka tahu jelas siapa pelakunya. Mereka hanya butuh barang bukti. Namun rupanya Shindong bekerja dengan mulus. "Ini mobil mendiang ayahku," kata Minki.

"Tapi saat ini kepemilikannya adalah milikmu." jawab Detektif Kim. Minki menggeleng tidak percaya.

"Bagaimana bisa?"

"Heechul sudah membalik nama semua aset dan harta yang dimiliki ayah atas namamu, kau pasti menaruh stempelmu sembarangan kan?" tuduh Jonghyun. Minki terdiam. Stempel kontrak yang ia punya sebagai ganti dari tanda tangan itu memang di simpan oleh Heechul. Lebih tepatnya, Heechul yang memaksanya untuk menyimpan benda itu. Sekarang Minki benar-benar menyesal.

"Terus bagaimana ini? Aku bisa kena." kata Minki panik ketakutan.

"Tapi kami berhasil mendapatkan identitas pengemudi, dia adalah seorang staff tuan Shin, jadi nona tidak perlu khawatir." Minki menghela napas lega.

"Lalu bagaimana hasil penyelidikan kasus itu?" tanya Jisoo. Detektif Kim memberikan senyum penuh harapan. Ia kemudian menjawab,

"Awalnya cukup sulit karena kasus itu kasus lama yang sudah dinyatakan selesai, tetapi setelah meyakinkan atasanku dengan semua bukti yang telah kalian serahkan, kasus itu segera diproses, bicara soal Tuan Shin," Detektif Kim lalu mencondongkan tubuhnya.

"Kami menemukan banyak catatan kriminal tentangnya, tapi ia selalu dilindungi karena memiliki kekuatan koneksi yang luar biasa. Misalnya saja kasus penyalahan narkoba dan prostitusi dari pub miliknya, bisa-bisanya dia lolos? Aku heran. Dan beberapa petinggi di kantor tidak ingin membicarakannya, bukankah mencurigakan?" sambungnya bergeleng-geleng heran.

Jonghyun menghela napas lelah. "Itu kekuatan nyonya Kim." ucapnya hampir bersamaan dengan Minki. Keduanya kemudian saling lirik.

"Dan memalukan sekali bahwa kenyataannya wanita itu ibuku." tambah Minki memegang keningnya. Jonghyun menepuk pundaknya memberikan semangat.

"Detektif Kim, tapi aku ingin meminta satu hal." ucap Minki kemudian sambil membenarkan posisi duduknya.

"Apa itu nona Choi?" tanya Detektif Kim.

Minki menarik napas, "Ibuku jelas terlibat dalam kasus ini, aku mohon padamu untuk menghukumnya seberat-beratnya, asal jangan hukuman mati, apa saja asal bukan itu. Aku ingin ia menyesal dan belajar atas kesalahannya." pintanya. Jonghyun dan Jisoo memandangnya heran.

"Bagaimanapun juga dia ibuku, sekarang aku sudah tidak punya ayah, dia satu-satunya orang tua yang kumiliki saat ini."

Jonghyun menunduk sedih. Sebagai orang yang telah kehilangan kedua orang tuanya, Ia mengerti bagaimana perasaan Minki. Jisoo pun memandangnya penuh dukungan. Sejahat apapun orang tua kita, tetaplah mereka adalah orang yang telah mengantarkan kita ke dunia dan membesarkan kita meskipun dengan cara yang salah. Tanpa mereka, kita tidak hidup didunia ini.

Detektif Kim memberikan senyuman harapannya lagi. Ia menepuk punggung tangan Minki yang menggenggam tangannya.

"Akan aku usahakan nona."

Senyuman Minki mengembang dengan cantiknya.

"Terima kasih."

. . .

Mata bulatnya menatap dengan penuh dendam pada anak buahnya yang tidak becus ini. Heechul lalu melempar segala hal yang ada di atas meja kerjanya ke arah Shindong. Sedangkan Shindong berusaha sebisa mungkin menghindari amukan nyonya nya.

LoveHateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang