Little Princess

721 94 7
                                    

Duduk Jisoo termenung di lobi. kakinya bertumpu, tangannya di dagu. keningnya juga berkerut. sudah hampir lima menit ia seperti itu. Di kepalanya berputar-putar wajah terburu-buru Jeonghan. Jisoo penasaran.

Jisoo penasaran apa yang membuat Jeonghan sampai terburu-buru begitu. pasti ada sesuatu yang di sembunyikan Jeonghan darinya. setiap Jisoo hendak bertanya pasti Jeonghan langsung memiliki kesibukkan. tidak ada kesempatan.

Perasaan Jisoo pun mulai campur aduk. berbagai kemungkinan muncul di kepalanya. seperti Jeonghan melakukan pekerjaan yang aneh-aneh. maksud Jisoo yang 'aneh-aneh'. Jisoo langsung menggelengkan kepala. saat itu melintas sepasang kekasih yang sedang menuju lift. sepasang kekasih itu adalah salah satu dari staff perusahaan.

Melihat mereka langsung terlintas di pikiran Jisoo kalau mungkin saja Jeonghan memiliki kekasih. Jeonghan tidak pernah membicarakan soal kehidupan percintaannya dengan Jisoo. Jisoo juga tidak pernah bertanya. tapi hal ini adalah kemungkinan terbesar. "Kekasih ya.." Jisoo agak terganggu dengan gagasan itu.

Jisoo akhirnya berdiri. menurutnya, daripada mati penasaran mendingan dia sekarang mengejar Jeonghan. Diam-diam mengikutinya dari belakang. Jisoo langsung meraih kunci mobilnya. ia berderap dengan tidak sabar.

"Manager Hong?" ia bahkan melewatkan Seungcheol yang berpapasan dengannya. karena itu Seungcheol harus menahan emosinya. Jisoo seperti tidak memperdulikan sapaannya. melirik saja tidak.

"Apa perlu jabatannya ku turunkan lagi menjadi staff?" gumam Seungcheol menarik nafas.

"Sudahlah." gumamnya lagi. berbalik seakan hal tadi tidak pernah terjadi.

. . .

Tidak cukup jauh, Jisoo menemukan Jeonghan berada di sebuah halte. saat Jisoo hendak memarkirkan mobil. bus yang akan di tumpangi Jeonghan berhenti. Jisoo pun tidak jadi memarkirkan mobilnya. ia memilih mengikuti bus yang di naiki Jeonghan barusan.

Pelan-pelan ia mengikuti bus itu. menjaga jarak agar tidak terlalu kentara. tetapi tidak kentara menurut Jisoo terlalu kentara menurut orang lain.

Jeonghan yang duduk di tempat duduk paling belakang di bus itu langsung menyadari kalau Jisoo sedang mengikutinya. ia mengenali mobil Jisoo saat bercermin dengan kaca sakunya. Jeonghan menghela nafasnya.

Sekiranya lima belas menit kemudian, bus berhenti di halte pertama. Jeonghan langsung turun. padahal tempat yang di tujunya masih tiga pemberhentian di depan sana. tetap saja Jeonghan memutuskan untuk turun. ia ingin mengetahui sejauh mana Jisoo akan mengikutinya.

Melihat Jeonghan turun dari bus, Jisoo langsung memarkirkan mobilnya. dari jauh ia mulai mengikuti Jeonghan yang mulai berjalan di depan sana. makin lama langkah Jeonghan semakin cepat. Jisoo pun ikut mempercepat langkahnya.

Makin lama lagi semakin cepat. sampai akhir Jeonghan berlari dan Jisoo mengejarnya. Jeonghan berbelok ke sebuah gang kecil. Jisoo pun ikut berbelok. namun ternyata gang itu buntu. dan Jeonghan, berdiri di sana menatap Jisoo nyalang.

Jisoo tertangkap basah. ia hanya bisa menelan ludahnya. Jeonghan semakin memicitkan matanya. "Kau mengikutiku." tegas Jeonghan melipat kedua tangannya di dada. Jisoo pun menghela nafas.

"Kau tanggung jawabku, Yoon, aku harus tahu kemana kau pergi dan apa yang kau lakukan." ucap Jisoo di hadiahi Jeonghan dengusan.

Jeonghan akhirnya menghela nafas. "kalau begitu antarkan aku ke rumah sakit." perintahnya. Jisoo mengerutkan kening.

"rumah sakit?" ulangnya.

"iya, ru-mah sa-kit. dengan begitu aku bisa menjawab rasa penasaranmu itu." ucap Jeonghan. Jisoo akhirnya mengangguk. walaupun ia bertanya-tanya apa yang hendak di lakukan Jeonghan di sana. mungkin ada temannya yang sakit atau dia sendiri yang sakit. tapi seperti kata Jeonghan, kalau ia juga ikut pergi kesana, mungkin akan menjawab rasa penasarannya ini.

LoveHateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang