Langit mulai menguning sampai akhirnya berubah warna menjadi jingga. Jeonghan masih duduk di depan ruangan bernomor 1004 itu. Jeonghan duduk dengan kepala tertunduk. rasa marah, rasa iba, rasa bingung, nano-nano, bercampur jadi satu.
Di tangannya, foto keluarga yang di ambil menggunakan polaroid itu masih ada. Jeonghan mengamati lekat wajah perempuan berambut sepunggung. ia tersenyum lebar, persis seperti senyuman yang di milikinya. Perempuan bernama Hana itu begitu mirip dengan dirinya, tubuh kurusnya, kulit putih susunya. Jeonghan sempat berpikir apakah Hana adalah bagian dari masa lalunya juga, seperti Hana adalah kakak perempuannya. Sayangnya wanita itu sudah meninggal, Jeonghan menjadi clueless.
Suara knop pintu terbuka menyentak Jeonghan. Jeonghan langsung berdiri dari duduknya. pintu terbuka menampakan wajah sendu Seungcheol. Jeonghan mengatup bibirnya menatap Seungcheol dalam diam. Seungcheol melirik Jeonghan kemudian menghela nafas.
"terima kasih." ucapnya pada Jeonghan.
"untuk?.."
"kau sudah menjaga putriku dan membiayainya selama ini, kau tidak usah khawatirkan biayanya lagi, aku akan menanggung semuanya." ucap Seungcheol. entah Jeonghan Harus merasa lega atau malah sedih. itu artinya Jeonghan tidak akan memiliki tujuan untuk bekerja keras lagi. Jeonghan menunduk.
"jika saja aku mengetahuinya lebih cepat, aku tidak akan merepotkanmu sampai sebegini." ucap Seungcheol lagi. Jeonghan menggeleng pelan.
"tidak, aku tidak merasa di repotkan kok, Kyeol sudah ku anggap sebagai adik kandungku sendiri, dia adalah tujuan hidupku selama ini.." ucap Jeonghan tersenyum tipis.
Seungcheol seperti tersedot oleh bayang-bayang masa lalunya. ia menggumamkan nama hana melihat Jeonghan tersenyum tipis seperti itu. "sajangnim?" panggil Jeonghan mencoba membuat Seungcheol mengulang gumamannya barusan. Jeonghan tidak mendengarkannya dengan jelas. Seungcheol segera menggeleng. Jeonghan menghela nafas lega. keduanya sama-sama terdiam. sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Yoon-shii, apa kau percaya dengan takdir?" Jeonghan mengangkat kepalanya menatap Seungcheol. Jeonghan menatap lama kemudian ia mengangguk pelan.
"mungkin takdir lah yang mempertemukan Haru denganmu, karena kau mirip dengan.... ibunya sehingga Haru akan merasa terlindungi." tambah Seungcheol hati-hati. menatap Jeonghan penuh kerinduan. seolah-olah yang di hadapannya itu hana, bukan Jeonghan. Seungcheol mulai tenggelam dalam delusinya.
Seungcheol mendekati Jeonghan. "aku tidak tahu jika masalah yang kau alami seberat ini sajangnim," ucap Jeonghan.
"setidaknya kau ingat siapa anggota keluargamu kan?" lanjut Jeonghan menatap sedih Seungcheol. Seungcheol menatap Jeonghan semakin dalam. ia menarik Jeonghan kedalam pelukannya. Jeonghan sempat terkejut Seungcheol tiba-tiba memeluknya. ia ingin melepaskan diri tetapi pelukan Seungcheol begitu kuat untuk di lawan.
"tolong, biarkan saja begini, aku mohon." ucap Seungcheol lirih. Jeonghan akhirnya diam. ia membiarkan Seungcheol memeluknya. mungkin Seungcheol hanya sedang merindukan istri yang sangat di cintainya. ia memeluk Jeonghan karena Jeonghan mirip dengan hana. Jeonghan bisa memaklumi itu.
Jeonghan tidak bisa membohongi diri sendiri. pelukan Seungcheol terasa hangat dan nyaman. ia hampir terlena. tetapi ia masih bisa mengintrol dirinya untuk tidak membalas pelukan Seungcheol dan menikmatinya.
cukup lama Seungcheol memeluk Jeonghan. setelah perasaannya membaik, Seungcheol melepas Jeonghan. "maaf." gumam Seungcheol dengan mata berair.
"gwechana sajangnim, aku mengerti." ucap Jeonghan menepuk-nepuk pundak Seungcheol. Seungcheol memperhatikan Jeonghan lagi. batinnya seperti di uji. di saat ia ingin melupakan sosok hana, sosok 'Hana' kembali muncul di benaknya. lengkap dengan Haru yang selama ini di rindukannya. Seungcheol benar-benar tidak pernah bisa hidup dalam ketenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LoveHate
Fanfic[COMPLETE] Pekerjaan kotor itu mau tidak mau di lakukan oleh Jeonghan untuk menghidupi dirinya dan juga adik perempuannya yang menderita penyakit serius. pekerjaan kotor itu yang mempertemukannya dengan seorang pembisnis muda yang ingin membawa jeon...