Hana Haru

609 93 21
                                    


flashback 6 years ago

Dering alarm membangunkan pria yang masih bergemul di dalam selimutnya. Tanpa busana ia memeluk mesra istrinya yang masih merapatkan mata. Seungcheol menggeliat gelisah karena bising jam weker yang ada di atas kepalanya. Sebelum sang istri merasa terganggu, Seungcheol mematikannya.

Seungcheol kembali memperhatikan wajah cantik sang istri. Masih tertidur lelap dengan wajah damai. Rasanya tidak tega Seungcheol membangunkan. Namun semalam Hana, sang istri berpesan agar membangunkan dirinya pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan sebelum Seungcheol pergi bekerja.

"Hana, sayang." Seungcheol mengusap pipi sang istri. Hana menggeliat sedikit. Perempuan berkebangsaan jepang itu menggeliat. "Bangun." Ajak Seungcheol mengusap lagi pipi Hana.

Hana membuka matanya sedikit. Mengintip Seungcheol dari ujung matanya. "Ini jam berapa?" Tanyanya dengan suara serak.

"Sekarang sudah jam 6." Jawab Seungcheol. Hana mengangguk melilitkan lapisan selimut ke tubuhnya. Seungcheol sendiri sudah memakai kaus juga celana pendeknya.

Dari luar kamar terdengar suara tangisan balita. Wajah Hana langsung berubah panik. "Aku akan urus Haru, kau tenang saja." Ucap Seungcheol menenangkan Hana. "Lebih baik kau pergi mandi duluan." Ucap Seungcheol lagi. Sang istri mengangguk nurut.

Seungcheol keluar kamar. Rumah mereka hanya sebesar 8m persegi. Berada di atas atap sebuah gedung. Seungcheol yang hanya seorang buruh pabrik di kota ini tidak sanggup untuk menyewa rumah yang lebih layak.

Seorang balita berdiri di hadapan Seungcheol. Menangis sambil memeluk boneka kelinci kesayangannya. "Cup cup cup putriku sayang." Seungcheol mengulurkan tangan menggendong putri kecilnya, Haruka.

"appaaa hiks hiks nakkeum kkoto." rengek Haru di pelukan ayahnya.

"gwecHana, itu hanya mimpi." Seungcheol membujuk putrinya yang menangis karena mengalami mimpi buruk semalam. balita berusia tiga tahun itu pun mulai berhenti menangis saat Seungcheol mengusap-usap kepalanya dengan sayang.

singkat waktu, Seungcheol sudah siap dengan seragam pabriknya. duduk di meja makan lantai bertiga dengan keluarga kecilnya. Haru kecil duduk di pangkuan Hana sambil meminum susunya. Seungcheol tersenyum-senyum sendiri melihat istri dan putrinya.

"appa, hari ini pulang jam berapa?" tanya Hana menoleh pada Seungcheol. Seungcheol selesai meminum kopi paginya. "appa akan pulang cepat, bukan kah kita akan pergi ke seoul sore ini? selagi menunggu appa pulang, kalian bersiap-siap ya?" Haru menganggung dengan semangat. sudah lama putrinya tidak di bawa liburan. karena besok adalah akhir pekan, Seungcheol berencana mengajak keluarga kecilnya pergi liburan ke luar kota. suasana kota industri di kota daegu ini terlalu membosankan. mereka butuh suasana baru.

Seungcheol menyelesaikan sarapannya. "kalau begitu, appa pergi kerja dulu ya?" ucap Seungcheol mengecup bibir istri dan pipi anaknya. Hana berdiri mengantarkan suaminya sampai pintu. "hati-hati." pesannya.

"dadah appa!" Haru melambaikan tangan. Seungcheol tersenyum melambaikan tangan. "saranghae!" seru Seungcheol sebelum menuruni tangga. Hana tersenyum geli juga balas melambaikan tangan.

"kita masuk ya? di luar dingin, ayo." ucap Hana membawa masuk putrinya.

. . .

Seungcheol menepati janjinya. Seungcheol pulang lebih awal hari itu. di rumah, Hana dan Haru sudah siap dengan barang-barang mereka. Seungcheol tersenyum saat melangkah masuk ke dalam rumah di sambut oleh Haru yang berlari-lari kecil ke arahnya. "appa wasseo~!" serunya senang memeluk kaki Seungcheol.

LoveHateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang