"Jadi 15 orang yang gak dateng dan semuanya dari kelas 11? Wow solid sekali kalian" Shevin bertanya sinis, senyumnya masih bertengger dibibirnya.
"Masalah lu apa?" Erina menjawab dengan congkaknya.
"Selama masa gue menjadi ketos, gue gak mau anggota OSIS berisi orang-orang yang numpang famous. Kalo kalian cuman numpang nama doang, silahkan keluar"
"Anjir belagu banget lu baru diangkat jadi ketos gayanya udah kek gitu" kali ini Robi yang membalas.
"Dengerin gue baik-baik ya, gue gak mau OSIS tahun ini cuman jadi organisasi yang punya nama tapi gak ada kerjanya kaya tahun lalu, gak berguna banget" Shevin melipat tangannya didepan dada.
"Ada apaan nih, kantin rame amat? Pake rapat dadakan lagi, OSIS tahun lalu juga dibawa-bawa berarti pas gue jadi ketos kan" Suara Indra memecahkan suasana tegang, kedua tangannya dimasukan ke saku celana abu-abu.
"Yah emang ada rapat dadakan. Dan soal tahun lu itu, lu gak salah denger"
"Vin, mampus dah kita kak Indra pake nongol segala, biasanya dilapangan" bisik Rita.
"Mending bubarin deh, anggap aja gue gak denger apa-apa"
"Apa hak lu ngebubarin? Masalahnya belum selesai"
"Gue emang gak ada hak, tapi bel udah bunyi itu pun kalo kuping lu masih berfungsi"
"Lu tenang aja, gue udah dapet ijin buat ngelakuin ini. Jadi mending kak Indra dan orang yang gak berkepentingan balik kekelas"
"Lu didiemin malah makin nyolot ya" Eva, kekasih Indra bersungut kesal.
"Gue rasa gue punya kepentingan disini karena lu udah ngeremehin tahun gue"
"Terserah, tapi gue belum mau bahas masalah itu" Shevin membenarkan posisi duduknya.
"Balik ketopik utama, bagi yang gak mau capek diOSIS silahkan keluar. Dan bagi yang masih mau berada diOSIS bisa mempertanggungjawabkan tugasnya"
Shevin menunggu beberapa detik. Hening.....
"Gak ada yang mau keluar? Wow pada masih mau diOSIS toh. Tapi apa gunanya kalian disini? Gue gak butuh tampang"
"Bangsat lu vin, lu mau gue gampar?" Ridho melotot.
"Lu berlebihan banget vin, masalah gak dateng aja lu ributin" keluh Sisilia.
"Tau tuh" semua bersahut-sahutan.
'Brakk'
Shevin menggebrak meja sambil berdiri. "Lu mau gampar gue? Lu marah sama kata-kata gue tadi? Dimana letak kesalahannya? Gue bilang kalian gak ada gunanya karena kerjaan kalian cuman nampang doang, kenyataan kan. Pernah deadline yang dikasih diselesain? Gak kan. Gak usah sok marah deh, yang harusnya marah disini itu gue.
Selama 3 bulan ini gue jadi ketos pernah gak lu semua hargain gue sebagai pemimpin kalian? Bulan lalu acara classmeet kalian kemana? Gue sama beberapa anak doang yang ngerjain. Terus lu bilang gue berlebihan? Selama 3 bulan kalian gak pernah dateng rapat. Pernah gue teriak-teriak kaya sekarang, gue cuman minta kalian dateng sekalipun gak kerja seengganya dateng perhatiin"
Shevin manatap satu persatu anggotanya yang tidak berani menatapnya."15 orang disini dikenakan 20 point, dan gue nyatakan kalian bukan lagi anggota OSIS. Kalian diberhentikan dengan tidak hormat" Semua orang yang ada disana terkejut mendengar keputusan Shevin.
"Lu nggak bisa seenaknya, lu nggak ada hak vin"
Shevin menyipitkan matanya kearah Indra. "Salah besar kalo kakak mikir gitu. Sejak awal gue udah dikasih hak untuk mecat anggota, itu salah satu proker rahasia gue dan cuman kepsek sama pembina yang tau. Kalo gak percaya silahkan tanya langsung"
Dinaikan sebelah sudut bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful
Teen FictionShevina Saphire Anggara adalah anak jenius, kapten basket, pengusaha sukses, intelijen elite, dan segudang bakat lainnya. Shevin biasa dia disapa terlalu sempurna untuk anak 14 tahun. Namun, dia tidak pernah diharapkan oleh keluarganya. Dia lelah de...