Tanding

8.7K 585 2
                                    

Mengetuk ikon bintang tak sesulit mengetuk pintu hatinya kan?
-
-
-
-

"Ayolah sayang, temenin aku"

"Ogah gue sibuk"

"Pleaseee... aku traktir kamu makan deh seminggu penuh. Masa aku dateng sendiri di ulangtahun sepupuku sih, kamu tega"
Bujuk Reno dengan menangkupkan kedua tangannya dan memasang wajah semanis yang ia bisa.

"Gak mempan muka melas lu depan gue, jijik anjay. Ya udah gue temenin, tapi tiap hari lu harus bawa bekel buat gue"

"Oke siap nona"
Kata Reno ceria. Sekilas menatap bersalah pada Shevin, namun kembali memasang senyum manisnya.

"Gue jemput jam tujuh ya, jangan lupa pake gaunnya dan dandan yang cantik. I love you"
Kata Reno sebelum meninggalkan Shevin ditaman komplek.

Shevin memiringkan kepalanya ke kiri disertai senyum sinis dan jangan lupakan tatapannya yang berubah tajam.

"Shevin!"
Panggil seseorang, yang ternyata Alfa.

Tidak memperdulikan Alfa yang bersama sang kakak dan saudaranya, Shevin melangkah ingin pergi. Ia masih marah atas kejadian lalu.

"Tunggu lu mau kemana? Ikut kita yuk main basket, ada kembaran, kakak lu sama sepupu lu juga"

Tanpa menunggu persetujuan, Alfa menarik paksa Shevin kedalam lapangan basket. Rafel menatap malas, Bima yang cuek, Alder hanya diam dan Shevani yang tersenyum. Senyum yang membuat Shevin muak.

"Lu ngapain bawa tuh anak sial kesini? Jam segini baru pulang, anak SMP kelayapan kemana aja"
Tanya Rafel sinis.

Shevin memutar matanya malas, untung hari ini ia mengganti seragamnya dengan pakaian santai saat rapat tadi, jadi mereka tidak akan tahu bahwa dia anak SMA.

Berbalik badan hendak kembali melangkah, tapi lagi-lagi Alfa menghentikannya.

"Main dulu aja Vin. Jarang-jarang kan kamu ikut"
Cegah Sheva melihat kembarannya menatap kesal pada Alfa.

"Oke mumpung lu di sini kita tanding satu lawan satu. Yang kalah akan jadi babu yang menang. Gimana?"

"Gue gak tertarik kak Rafel"

"Pengecut lu"

"Gue gak terpancing"
Ucap Shevin tak beriak.

"Gue ragu kalo lu anak dari keluarga Abimanyu. Keluarga kita gak ada yang pengecut kayak lu, lu emang pecundang. Pantes gak ada yang ngenggep lu sebagai keluarga"

Alder dan Bima mulai memperhatikan kakak beradik yang tidak pernah akur itu. Baik Shevin maupun Rafel memang tidak memiliki hubungan baik seperti Rafel dan Sheva, tapi kata-kata Rafel sangatlah kejam sebagai seorang kakak.

Shevin mengetatkan rahangnya merasa marah saat status dikelurganya dipertanyakan.

"Fel lu jangan gitu sam-"
Ucapan Bima terputus.

"Gue terima tantangan lu. Jangan nyesel saat lu jadi babu pecundang ini"

Kembali senyum iblis miliknya muncul, membuat Alfa yang berada disampingnya mundur selangkah merasakan hawa dingin menusuk.

__°°__

Alder yang berada di tengah Shevin dan Rafel melemparkan bola oranye itu keatas. Dan diambil dengan mudah oleh Rafel, tinggi badannya yang melebihi Shevin menambah poin pertandingan ini.

Shevin sendiri tidak perlu meloncat seperti Rafel untuk berebut bola, karena pasti dikalah sebab tinggi tubuhnya yang sangat jauh dibawa kakaknya.

Rafel tersenyum mengejek kearah Shevin, dirinya yakin bahwa dia kan memangkan pertandingan ini dengan mudah.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang