Hari ini adalah penentuan pertandingan basket yang akan membawa tim Arthemis maju sebagai pemenang atau akan menjadi juara kedua. Bagi tim Arthemis kemenangan merupakan hal mutlak yang harus terus diraih, kekalahan merupakan cambuk ego mereka yang wajib di balas.
Shevin tidak terlalu mementingkan kemenangan tapi pertandingan kali ini berbeda, dia harus berhasil membawa tim Arthemis lolos menjadi pemenang. Pertandingan ini adalah pertandingan terakhir Shevin, entah kapan mereka akan bisa kembali bermain menjadi satu tim. Hari ini hari terakhir untuk Shevin maka, dia akan bersenang-senang.
Kini Shevin hanya perlu fokus pada kebahagiannya yang selama ini dia sia-sia karena memikirkan keberadaannya didalam keluarganya yang bahkan tidak mengharapkan kehadirannya sebagai keluarga. Kejadian tempo hari membuka lebar mata dan telinganya yang selalu ditutupinya, mengabaikan semua lukanya.
Ari dengan setia mendampingi Shevin setiap saat, bahkan tadi pagi Ari harus berurusan dengan ketiga pelindung Shevin yang mengunjungi adik kecil mereka yang baru saja keluar dari neraka.
"Lu siapa?" Tanya Sakti yang kebingungan dengan keberadaan Ari di Apartement Shevin. Sakti pikir mereka telah salah unit Apartement tapi tentu saja itu tidak mungkin, dia menggunakan sandi yang diberikan Shevin.
"Gue yang harusnya tanya kenapa kalian bias masuk kesini" Bahu Ari menegang, waspada pada ketiga orang yang tidak dikenalnya.
"Wah bocah kampret, ngajak ribut lu? Shevin mana lagi, ngapain ngebiarin nih bocah dibiarin masuk" Ujar Arka sewot.
Ari melipat tangan di dada mengamati ketiga pria mapan didepannya yang terlihat kesal dengan tingkah pongahnya, rasa-rasanya Ari pernah melihat ketiga pria ini. Otaknya berputar mengingat sesuatu. AH! Mereka ini orang yang sudah dianggap Shevin sebagai kakaknya, ckck bagaimana dia bisa melupakan orang-orang terpenting dalam hidup Shevin, matilah dia bila kakak-kakak Shevin tidak memberinya restu karena tingkah menyebalkannya barusan.
"Lho kalian kemari kok nggak ngabarin Shevin?" Tanya Shevin yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Kita mau ngasih kejutan buat kamu. Ehh.., ngomong-ngomong bocah ini siapa?" Arka menunjuk Ari dengan dagunya.
Ari segera berdiri, dengan gerakan kaku Ari menyalami Arka, Sakti dan Bima satu per satu. Saat giliran menyalami Arka, Arka menghentikannya.
"Salim sama gue bolak-balik dua kali"
Meski tidak terima dengan perintah Arka, Ari tetap melakukannya. Bima menahan tawanya yang siap menyembur, sementara Sakti sudah terpingkal-pingkal melihat kekonyolan sahabat karibnya.
"Ehmm.., Nama saya Pratama Ari Wiranata, saya pacar Shevin. Mohon restunya kakak ipar" Ujar Ari penuh semangat.
"APA?!" Teriak ketiga kakak Shevin bersamaan.
"Bener Vin?"
"Iya" Jawab Shevin pendek.
"Nggak boleh! Shevin masih kecil, nggak boleh pacaran. Apalagi sama bocah sombong kaya dia" Tolak Arka berlebihan.
Mendengar penolakan Arka, Shevin melirik tajam kearah Ari. Pasti Ari bersikap angkuh seperti biasanya yang membuat Arka tidak mengijinkan hubungan mereka.
Ditatap Shevin seperti itu membuat Ari salah tingkah, Ari menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal. Ari menyesali pertemuan pertama mereka yang memberi kesan tidak baik pada dirinya, salahnya juga yang belum bisa bersikap ramah kepada orang asing. Ari harus berusaha keras meluluhkan ketiga kakak Shevin demi meluluskan perjalanan cintanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Painful
Ficção AdolescenteShevina Saphire Anggara adalah anak jenius, kapten basket, pengusaha sukses, intelijen elite, dan segudang bakat lainnya. Shevin biasa dia disapa terlalu sempurna untuk anak 14 tahun. Namun, dia tidak pernah diharapkan oleh keluarganya. Dia lelah de...