Alex

9.3K 485 5
                                    

'pulangnya abang jemput'

Begitu pesan singkat yang diterimanya, tanpa berniat membalas Shevin menlock handphonenya dan memasukan kesaku seragamnya.

15 menit lagi waktunya pulang, ia segera mengemasi barang-barangnya. Hari ini satu jam pelajaran akhir kosong karena Bu Herni dipanggil ke dinas. Tentu saja itu merupakan kebahagian tersendiri untuk semua murid, apalagi jurusan IPA.

Shevin memutuskan menunggu jemputannya diPos Satpam, tadi pagi ia diantar oleh orang yang sama yang akan menjemputnya. Sore nanti dia ada janji dengan teman semasa SMPnya untuk mencarikan pekerjaan paruh waktu.

Maklum naik kejenjang sekolah yang lebih tinggi maka pengeluaran pun tinggi pula. Entah itu tugas sekolah yang harus mengeprint, fotokopi, makalah, jilid ini jilid itu.

Begitulah sekolah, menambah nilai dengan tumpukan kertas. Yang hanya dilihat sekilas oleh sang guru, tanpa dibaca lebih lanjut. Semakin rapi dan menarik perhatian guru, dapat dipastikan akan dapat nilai yang bagus.

Sering kali perilaku guru yang masa bodo dengan pekerjaan yang mereka berikan membuat Shevin kesal. Dia yang telah menguras otak menyelesaikan sebuah tugas, malah akan mendapat nilai yang setara dengan anak yang menyalin diinternet. Menyebalkan.

"Nunggu jemputan neng?" Tanya mang Engkos.

"Hehehe iya mang. Oh! Denger-denger mang Ujang udah diPHK ya?"

"Iya neng. Ternyata selama ini dia ngambil uang sogokan anak-anak yang mau bolos" jawab mang Dikin.

"Yah... udah konsekuensinya mang. Rezeki orang jujur mah gak bakal ketuker, mang"

Mang Engkos membuka lebar gerbang Sekolah Martadinata.

Sebuah mobil SUV putih keluaran awal tahun 2015 memasuki pelataran sekolahnya. Kepala sang pengemudi menyembul, bisa dilihat kacamata hitam bertengger apik dihidung bangirnya. Senyumnya melebar saat matanya menemukan Shevin yang mencibir geli melihat tingkah sok keren orang itu.

"Ayo sayang, cepetan masuk"
teriaknya lantang, membuat beberapa murid yang akan pulang menoleh.

Dengan kesal Shevin menghampiri mobil itu dan langsung menghadiahkan sebuah sentilan didahi sang pengemudi. Setelah puas, ia segera duduk dikursi samping pengemudi.

"Sakit yanggg"

"Rasain! Lagian bang Alex ngapain sih tp-tp segala, sok keren banget. Mana pake acara teriak kaya tadi, jijik tau gak?"

"Ya gak masalah dong yang, kan kamu pacar aku"

"Sumpah demi apapun kalo lu masih najisin kaya gini, kita udahan aja. Gak bakal gue kasih bantuan lagi"

"Sayang kejammm..." rengek Alex.

"Bodo! Besok gosip ini mah. Gara-gara lu nih bang"

"Biarin punya pacar ganteng ini, ngapain malu"
Ujar Alex dengan percaya diri.

"Pe-De gile"

Akhirnya mereka sampai ditempat tujuan, setelah 30 menit menghabiskan waktu diperjalanan dengan perdebatan dan saling ejek. Mereka berdua memasuki sebuah cafe dua lantai yang mewah namun terasa nyaman.

Cafe itu didominasi warna putih dengan wallpaper ranting pohon dibeberapa sisi, ada ornamen tambahan berupa patung-patung animasi Marvel berbagai ukuran, bahkan ada yang setinggi manusia. Sangat cocok dengan kesan anak muda.

Alex dan Shevin mengambil tempat dekat dengan pintu masuk. Orang yang datang sangat banyak, para pelayan sibuk silih berganti melayani pengunjung dengan senyum ramah yang terus tercetak.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang