Narkoba?

9.9K 453 12
                                    

Terapi intensif yang dijalani oleh Shevin berakhir dengan baik, meski harus melalui serangkaian proses yang lama dan menyakitkan. Terapi tersebut membutuhkan waktu yang tidaklah singkat, kerena bukan hanya harus menyingkirkan trauma mental akibat pelecehan yang diterimanya melainkan juga harus menekan 'diri Shevin yang lain'.

Sebut saja Alter ego atau kepribadian ganda yang di idap Shevin. Kepribadian lain dalam dirinya muncul saat ia berumur sepuluh tahun, kepribadian lain itu muncul akibat emosi yang tidak tersampaikan. Semua amarah, kecewa dan kesedihannya tidak pernah dapat ia ungkapkan.

Hari demi hari perasaan-perasaan buruk itu terus menumpuk dalam kesepiannya, seperti kotak pandora saat kotak pandora dibuka hanya ada hal buruk yang ada didalamnya.

Kotak pandora itu melahirkan kepribadian baru dalam diri Shevin. Shevin yang yang hanya bisa diam memendam semua perasaannya dalam sunyi. Sosok baru itulah yang akan mengambil alih pikirannya di saat Shevin tidak dapat lagi menahan emosinya.

Sosok baru yang akan membalaskan semua rasa sakit yang di alami Shevin, dia pula yang akan menanggung setiap luka yang diterima Shevin. Dia sosok kejam yang tidak akan segan menghabisi siapa saja yang mengusik Shevin.

Shevina baru menyadari ada kepribadian lain dalam dirinya ketika menginjak usia tiga belas tahun, tepatnya tahun lalu saat tragedi berdarah yang menewaskan Arion. Shevin pun memutuskan melakukan terapi, dan mulai melampiaskan emosinya kewat hal yang bermanfaat. Saat marah Shevin akan bermain basket hingga tungkainya tak mampu lagi menahan bobot tubuhnya, atau bermain bersama anak-anak panti asuhan yang membuatnya banyak belajar bersyukur, atau terkadang jika amarahnya tidak dapat dibendung lagi Shevin akan meminta misi berat untuk menghajar gembong-gembong narkoba dan para penjahat kelas kakap.

Tetapi keadaannya kemarin cukup mengkhawatirkan, karena sosok lain dirinya tiba-tiba mengambil alih pikirannya, itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Bahkan, Shevin cukup mengenal sosok lain itu dan tidak pernah membencinya.

"Kamu itu lemah"
Kata dirinya dicermin.

"Ya, aku akui itu. Maaf kamu menanggung beban yang harusnya aku tanggung"

"Cih! Kamu bodoh karena terus diam diperlakukan tidak adil. Diam bukan jawaban atas apa yang kamu alami"

Ditatapnya cermin didepannya dengan seulas senyum tulus.

"Aku memang bodoh hanya mencoba mengikhlaskan. Diamku bukan sebuah tanda kelemahan ataupun kekalahan, diamku adalah bentuk pertahananku. Aku diam tapi hatiku terus berdoa kepada Allah, memanjatkan curahan yang tak disampaikan"

"Apa gunanya berdoa, jika aku bahkan diciptakan pada kamu yang begitu taat padanya?"

Lagi-lagi tersenyum tenang.

"Doa membantuku membunuh kesepian, kesendirian. Doa pulalah yang menerangi jalan hidupku, meski terkadang tanpa kusadari kebencian yang tak tersampaikan itu terus ku pupuk.

Allah mungkin punya rencana lain dengan menciptakan kamu dalam tubuhku, kamu adalah aku dan aku adalah kamu. Kita adalah satu, kamu adalah bagian diriku yang penuh luka. Kamu adalah bagian diriku yang begitu angkuh itu mengatakan sakit, kamu berlindung pada kesombonganmu"

Saling menatap hingga beberapa menit dilalui kesunyian.

Sosok dicermin itu menghembuskan napas panjang sambil mengadahkan kepalanya keatas untuk menahan laju air matanya yang memberontak keluar.

"Kamu benar. Aku akan kembali tertidur, mengawasimu disudut dirimu. Tapi ingat! Aku tidak akan segan keluar bila ada orang yang menyakiti kita"

Begitulah percakapan pertama mereka setahun yang lalu. Pada akhirnya sosok Shevin yang lain itu menepati janjinya, ia memberontak keluar merasakan penderitaan yang tidak mampu ditanggung Shevin. Ia menghajar siapa saja yang mencoba menahannya ketika memukuli manusia-manusia bejat yang telah melakukan perbuatan hina pada Shevin.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang