Laki-laki Sombong

10K 551 25
                                    

Dia terus merapalkan doa dalam hati kepada allah swt. agar olimpiade sains yang di ikutinya berjalan lancar. Meski ekspresi wajahnya datar dan terkesan tidak peduli, dalam hatinya dia merasa khawatir walau bukan kali pertama dia mengikutinya olimpiade sains.

Sejak SMP dia selalu yang menjadi perwakilan sekolahnya dalam olimpiade sains, bahkan dia di dapuk menjadi perwakilan Indonesia di ajang olimpiade sains tingkat Internasional. Dia mewakili Indonesia di mata pelajaran Matematika dan berhasil meraih medali emas mengalahkan ratusan peserta dari berbagai negara.

Saat semua media berbondong-bondong memberitakan keberhasilan anak bangsa di ajang olimpiade tingkat Internasional, Shevin memilih menyembunyikan diri tidak ingin terekspos. Hanya nama depannya yang tertera sebagi peraih medali emas untuk Matematika.

Beberapa kali pun dia berhasil menyabet gelar juara di mata pelajaran lainnya. Bahkan beberapa negara memintanya untuk belajar di negara mereka, langsung masuk sebagai mahasiswa dengan tes.

Sebuah organisasi terkenal di dunia yang bernama MENSA yang menaungi anak-anak jenius dengan IQ di atas rata-rata, ingin merekrut Shevin yang sayangnya di tolak tanpa memikirkan tawaran itu sedikit pun. Shevin tidak tertarik, baginya lebih baik memanfaatkan IQ nya untuk melakukan perubahan pada bangsanya, meski itu sedikit.

"Bisa gak makan dalam ruangan?"

Di tatapnya datar pada seorang laki-laki dengan name tag Naresta Surya yang di kalungkan di lehernya.

Tidak peduli dengan teguran orang yang tidak di kenalnya Shevin kembali menikmati roti isi kacang merah kesukaannya. Shevin memang tidak pernah sarapan di rumah, dia hanya membawa bekal untuk di makan sebagai sarapan dan makan siang.

Karena kesal tak di hiraukan Naresta atau biasa di panggil Resta mengambil earphone yang hanya di pakai sebelah oleh Shevin.

"kamu dengar gak sih? Jangan makan di sini"
Kata Resta kesal.

"Gak ada peraturannya"
Dia tidak suka berbicara dengan orang asing.

"Tapi ada peraturan gak tertulis, harusnya kamu punya sopan santun"

Semua orang mulai memperhatikan mereka.

"Itu kalo udah mulai tes. Gak usah sok taat sama peraturan"
Balasnya santai.

"Aku orang yang selalu menaati peraturan, beda denganmu yang selalu bersikap seenaknya. Manusia jenis kamu harusnya tidak berada di tempat terpandang seperti ini, kamu hanya perwakilan dari sekolah pinggiran harusnya menyerah saja dari awal. Jangan malah membuat kami kesulitan bernapas"

Semua orang diam memperhatikan bahkan beberapa peserta dari ruangan lain ikut menonton dan pengawas ruangan yang baru saja tiba pun malah ikut menonton.

"Pertama yakin lu taat peraturan? Kalo taat kenapa rambut lu bisa panjang kayak gitu. Kedua, bersikap seenaknya? Bukannya lu yang seenaknya negur gue dengan sok tau nya. Apa sih salahnya makan? Gak ada yang ngelarang, bung. Gak usah berlebihan"

"Ketiga. Lu itu siapa? Berani banget nentuin kasta seseorang. Walaupun dari sekolah pinggiran bukan berarti lu ngerasa paling hebat. Lu pikir gue gak bisa ngalahin lu? Gak usah banyak omong buktiin aja siapa yang bakal duduk di tempat tertinggi"

Para penonton berdecak kagum melihat keberanian Shevin melawan Resta yang sudah di kenal sebagai master dalam fisika. Shevin memang pertama kali ikut olimpiade fisika tingkat Nasional yang jika berhasil lolos akan mewakili Indonesia di taraf Internasional. Sebelumnya Shevin selalu ikut Matematika atau pun biologi yang sudah sangat di kuasainya.

"Kamu salah mencari lawan. Aku yang selalu mewakili Indonesia dan kamu yang aku yakin masih junior tidak akan bisa mengalahkanku"

"Ohh... ya. Liat aja siapa yang salah cari lawan. Gue paling gak suka di remehin. Dasar sipit, melek dulu baru ngomong"

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang