Membuka Hati?

9.1K 603 2
                                    

Barang siapa yang pelit ngeVOTE, maka saat ia menulis cerita akan di seretkan votenya.
-
-
-
-

"Lu ngapain liatin gue mulu pergi sana!"

Shevin jengah dengan pemuda yang sedang menatap itu. Bagaimana tidak, sejak pemuda itu muncul di kelasnya sebagai murid baru dia terus saja mengikuti Shevin.

"Kan gue anak baru jadi harus beradaptasi sama lingkungan gue lah"

"Pergilah keliling sekolah jalan-jalan ke mana kek ngintilin gue mulu kayak anak ayam"

"Kan lu ketua kelas"

"Terus apa hubungannya sama gue?"

"Sebagai ketua kelas yang baik, lu harus mau nemenin gue keliling sekolah"
Kata Reno sambil menopang dagunya dengan tangan kanannya.

"Gue sibuk Reno... jangan ganggu gue. Kepala gue udah pusing sama tugas jadi lu gak usah nambah masalah gue"

"Ayolah.., kalo lu gak mau gue gak baka berhenti gangguin lu"
Ancam Reno.

"Karena lu murid baru, hari ini lu gue lepasin. Lain kali gue pukul lu"

Shevin menghela nafas pasrah. Ia keluar dari perpustakaan diikuti oleh Reno yang tersenyum menang.

Shevin menunjuk beberapa ruangan yang dilaluinya dan menjelaskannya dengan setengah hati.

"Ini aula, biasa dipake rapat guru, rapat orangtua kelas XII dan sebagainya. Itu lab IPA dibelakangnya ada tempat tinggal lu"

"Hah?!"
Reno menggaruk pelipisnya, tidak mengerti.

"Tempat pembakaran sampah"

"Anjir"

Terakhir Shevin membawa Reno ke kantin, pasalnya kantin sedang ramai-ramainya saat ini. Reno kan populer jadi dia bisa melepaskan Reno dengan mudah pada kawanan siswi-siswi penyuka laki-laki tampan.

Murid-murid yang berpapasan dengan Shevin tersenyum hormat pada sang ketua OSIS dan dibalas senyuman pula. Murid di SMA Martadinata begitu menghormati Shevin, sebab selama kepemimpinannya yang bisa dibilang masih baru seumur jagung, tapi telah banyak mengubah sekolah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Mulai dari beberapa guru dan kepala sekolah terdahulu yang dipecat dengan tidak hormat karena terbukti korupsi dana sekolah. Semua itu berkat Shevin yang membongkar praktek korupsi tersebut. Ia curiga dengan pihak sekolah yang terus memintai uang kepada murid dengan berbagai alasan yang menurutnya mengada-ada.

Shevin juga merombak susunan OSIS dengan anggota-anggota baru. Berkurangnya senioritas dan bullyin yang sering kali terjadi. Ia menindak tegas bagi pelakunya, Shevin sendiri yang turun tangan.

Dan hal yang luar biasa adalah Shevin menghentikan tradisi tawuran terjadi antara sekolahnya dengan sekolah tetangga, SMA Armandanu.

Begitu sampai di kantin tanpa dikomandoi semua murid langsung menyingkir, memberi jalan pada Shevin dengan Reno dibelakangnya.

Shevin berdehem sebentar.
"Udah denger kan, ada anak baru? Kalian bisa kenalan sama dia"
Kata Shevin menunjuk Reno yang hanya bisa melongo.

Para gadis berteriak kegirangan mendengarnya bahkan ada beberapa yang mengucapkan terimakasih pada Shevin. Berbeda dengan para gadis, murid laki-laki mendengus kesal dan tidak peduli.

Ditepuknya dua kali bahu kiri Reno sambil menyunggingkan senyum miring khasnya dan berlalu.

Berhenti tepat ditelinga kiri Reno dan membisikkan sesuatu.

PainfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang