Surat-surat pengajuan beasiswa yang diajukan Shevin bulan lalu telah mendapatkan hasil. Shevin diterima di salah satu universitas terbaik dunia.
Sebenarnya ada beberapa undangan dari berbagai universitas terkenal didalam negeri yang meminta Shevin menjadi mahasiswa mereka. Akan tetapi, Shevin menolak semuanya setelah mempertimbangkan banyak perkara.
Saat itu Shevin masih mempertimbangkan universitas dalam negeri untuk kelanjutan pendidikanya. Sayangnya, semuanya buyar akibat kejadian perselisihanya dengan keluarga besarnya sendiri.
Keputusan Shevin sudah bulat, dia akan pergi jauh dari negara ini untuk sementara. Anggap saja Shevin melarikan diri, dia tidak peduli. Shevin tidak sanggup lagi untuk tetap tinggal bersama orang-orang yang telah menyakitinya, meskipun mereka telah berubah. Baginya sudah tidak ada tempat lagi bagi mereka, semua sisi yang tersisa telah rusak. Tercabik-cabik.
Shevin mengitari sekolahnya untuk terakhir kali. Seminggu lalu telah dilaksanakan Ujian Nasional, dan hari ini Shevin datang untuk melengkapi surat-surat sebagai persyaratan yang dimintai pihak universitas.
Rasanya baru kemarin dia memasuki SMA Martadinata, masih segar diingatanya saat hari pertama MOS. Kecelakaan Arion menyisakan banyak luka, membuatnya menjadi gadis pendiam tanpa ekspresi berarti. Seperti MOS pada umumnya calon murid baru akan diperintahkan membawa sejumlah makanan yang namanya diganti menjadi aneh sebagai kode, selama tiga hari MOS Shevin selalu membawa makanan yang salah. Beruntungnya kakak kelas yang memimpin kelasnya tidak melakukan pengecekan, dan berkat wajah datarnya tidak ada yang berani melaporkan kesalahannya itu.
"Halo kak Shevin" Sapa para adik kelasnya yang dibalas dengan senyum tipisnya.
"Kak Shevin ambil kampus mana? Kata guru-guru kakak ditawarin banyak kampus" Tanya adik kelasnya yang rambutnya dikuncir ekor kuda.
"Hmm.., rahasia"
"Yahh.., kak kasih tau lah"
"Kak gimana caranya dapet undangan gitu? Aku kepengen masuk UI kak"
"Kamu harus aktif ikut perlombaan, nggak menang juga gak apa-apa, yang penting nama kalian selalu ada. Nggak harus akademik juga, tapi bisa non akademik, kalian bisa masuk jalus prestasi dengan sertifikat-sertifikat hasil lomba itu.
Satu lagi dek, sekarang nilai UN memang bukan jadi standar kelulusan lagi. Tapi malu kan kalo nilai kalian tertulis dji sam soe. Inti jangan leha-leha, nggak apa-apa capek sekarang, akan ada waktunya juga kalian istirahat. Oke"
"Siap kak!"
"Kak aku mau tanya, boleh?"
Shevin tertawa kecil.
"Tanya yang banyak"
"KKM aku pas-pasan buat masuk UI, gimana caranya ya?"
"Gini dek, kamu boleh kasih standar tinggi, tapi yang sesuai kemampuan. Banyak kok universitas lain yang nggak kalah bagus dari UI jangan pikiran kalian cuma mentok UI doang, cari alternatif lain.Kalian juga harus mikirin persainganya setelah masuk universitas.
UI itu yang ngincer bukan seluruh Indonesia, bahkan luar negeri pun banyak yang berminat. Terus, kalau kalian mau masuk universitas itu ambil jurusan yang anti mainstream, biasanya kouta calon Mabanya masih sedikit. Kemungkinan besar kalian bisa di terima"
Adik kelas Shevin mengangguk paham.
"Nanti buku catatan sama buku latihan UN kakak kasih ke kalian deh buat sumber belajar. Bisa di fotocopy, nanti bagi-bagi sama yang lain yaa.., jangan pelit"
Mata mereka berbinar-binar mendengarnya. Catatan dan latihan soal milik Shevin pasti sangatlah lengkap, semua rumus dibuat mudah oleh Shevin, dilengkapi warna-warni pulpen sehingga tidak bosan membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful
Teen FictionShevina Saphire Anggara adalah anak jenius, kapten basket, pengusaha sukses, intelijen elite, dan segudang bakat lainnya. Shevin biasa dia disapa terlalu sempurna untuk anak 14 tahun. Namun, dia tidak pernah diharapkan oleh keluarganya. Dia lelah de...