31|Hospital

7.1K 34 0
                                    

Assalamualaikum hello gais .
Maaf lambat update .
Ehem kalau update cepat pun , ada ke orang tunggu novel ni update ? Hahahahahahahahatakelakar
Selamat membaca ♥

💠💠💠💠💠💠💠💠💠💠💠

" Bukkkk "

Adami terkejut beruk melihat sekujur tubuh dibaluti kain putih jatuh tertiarap dengan kaki terlipat di depannya . Diam tidak berkutik .

Berdebar nak mateyy hatinya . Di pandang sekeliling . Perasaannya tidak tenteram kerana tiada seorang pun manusia yang lalu lalang di hospital itu . Hanya dia dan sekujur tubuh kaku .

Adami yang duduk di bangku biru mula perasan tubuh kaku itu memang betul-betul kaku . Di kepalanya ada ikatan seperti , emm . Pocong ?.

Adami nak terkucil apabila tubuh itu bergerak-gerak . Dengan bantuan cahaya dari bilik berdekatan , Adami berdiri memandang sekeliling . Jarak dia dan tubuh kaku itu hanya 5 meter . Berdebar sakan hatinya .

Sebuah pintu dengan lampu cahaya berwarna merah terbuka secara tiba-tiba .

Terperanjat Adami apabila membaca tulisan di depan pintu .

" BILIK MAYAT "

Adami rasa nak terkencing saat tu juga . Tiada siapa yang keluar dari bilik itu . Jadi siapa yang buka pintu ?.

Adami baru perasan bilik itu terletak di hujung bangunan . Di sebelah kirinya jalan mati . Hanya ada tingkap yang sudah dipenuhi dengan kekatu yang masih aktif berterbangan . Di sebelah kanan pula jalan keluar .

Tapi masalahnya . Sekujur tubuh kaku itu memang betul-betul terletak kat tengah jalan sebelah kanan .

" Ahh mampussss . Mampuss akuu " desisnya sendirian .

Keputusan telah dibuat . Antara hidup atau mati . Dia perlu buat keputusan tepat . Di kerling jam ditangan .

3.15 pagi .

Hati-hati Adami .

Berpeluh Adami dengan keputusannya . Dengan lafaz bismillah , dia memilih untuk keluar dari jalan mati itu dan berjumpa dengan nurse atau doktor bertugas untuk bertanya perihal tubuh kaku tu .

Macamana lah boleh tercampak kat sini ? Tubuh yang dah siap di kafan lagi tu .

Adami berdebar sakan apabila berjalan perlahan-lahan di sebelah tubuh kaku itu .

Memang taklahhh nak duduk kat sebelah bilik tu pukul 3 pagi cenggini . Naya beb naya .

Sedaya upaya Adami berjalan tanpa memandang tubuh itu . Tapi matanya gatal .

Apabila sampai di depan tubuh itu , Adami terpandang wajahnya . Adami pucat teruk .

" Zapppp "

Kaki Adami bagaikan ditarik sehingga Adami terlentang disebelahnya . Terhantuk kuat kepala Adami di lantai mozek . Kepala Adami pening . Dia kabur . Tetapi telinganya masih mendengar deruan nafas si tubuh kaku yang kini meletakkan kepalanya di dada bidang Adami .

" Kenapa kau tak selamatkan aku ..... Kenapa ... " suara lembut itu membuatkan Adami terkejut bukan kepalang . Adami memandang tepat pada mukanya . Wajah yang di rinduinya setelah sekian lama .

Walaupun ada cacat cela dengan mata yang dipenuhi cacing yang keluar masuk , hidung yang di masuki lipan , mulutnya yang dipenuhi kumbang pemakan mayat . Tanah busuk melekat pada setiap inci wajahnya .

Adami kaku . Pengsan .

Adami tersentak apabila terdengar namanya di panggil dengan kuat . Kepalanya terkena besi yang di pasang sebelah bangku biru di depan bilik kecemasan atau ICU . Berkerut dahinya menahan sakit .

' Eh .. Bukan aku kat......... Depan bilik mayat ke ? Aku kat mana tadi..... Sekarang kat mana pula..... Sampai terlelap aku tunggu Sufi . Ya Allah ... ' Adami meraup mukanya . Rambut yang dibelah tepi masih cool walaupun mukanya serabai .

Adami cepat-cepat membaca ayat Kursi untuk menghalang rasa takutnya . Dia masih menggigil . Sejuk tangannya . Mimpi ngeri itu segera di usir dari bayangan .

Dia memerhati sekeliling hospital yang kini suram dengan dengan lampu yang malap . Hanya kedengaran bunyi tapak kaki nurse yang bertugas dan mesin yang berbunyi ' titt tiitt ' kedengaran di dalam bilik kecemasan yang ditempatkan Sufi .

Doktor yang merawat Sufi tak keluar lagi ..

Macamana keadaan Sufi agaknya yea ..

Hmmm ..

Adami meraup mukanya lagi . Sekelip mata Adami melihat kelibat umi dan abah berlari ke arahnya dari pintu masuk hospital .

" Adami .. Adami .. Mana Sufi nak ... Ya Allah anak aku " umi berlari anak ke arah Adami dengan linangan air mata . Abah di belakang sedaya upaya mengejar umi . Tak ketinggalan Mad dan makngah . Berkerut dahi Adami memandang umi dan abah .

' Ehh dah sampai . Cepatttnyeee . Abah race ke cane ? ' desis hati Adami .

" Umi .. Abah " Adami yang duduk di bangku biru berdiri bersalaman dengan orang tuanya . Termengah-mengah orang tua itu . Mad dan makngah yang sampai terus duduk . Semput kejar umi .

" Adami .. Mana anak umi .. Sufi mana .. Umi nak anak umi .. Dia kat mana Adami . Macamana Adami boleh jumpa Sufi " umi mengoncang bahu sado Adami . Abah disebelah menenangkan umi . Umi menangis semahunya di dada abah . Soalan demi soalan di keluarkan .

" Sufi kat dalam umi . Taktau lah keadaan dia macamana . Doktor pun tak keluar lagi .. "

Abah dan umi hanya mengangguk kesedihan . Mereka duduk disebelah Mad dan makngah . Adami terkelu . Lidahnya kejung untuk menjawab soalan maut umi .

' Umi tanya aku macamana aku boleh jumpa Sufi .... Soalan maut ni . Boleh terencat kalau aku bagitahu aku culik Sufi ' desis Adami sendirian .

Entah kenapa hatinya semakin tidak keruan apabila teringatkan mimpi ngerinya tadi .

Adami meraup muka lagi . Baru teringat dia belum menunaikan solat Isyak .

' Patutlah syaitonirrojim kacau aku... Mimpi mengaruttt !! ' getusnya dalam hati .

Jam di tangan di kerling lemah .

11.05 malam .

Adami menghembus nafasnya perlahan sebelum berdiri menuju ke lif untuk ke surau di tingkat atas .

Sambut Cintaku SayangWhere stories live. Discover now