Assalamualaikum haiii !
Nahh untuk korang hihi . Bacalah .
Jangan lupa vote !
Letih oii jari type .
Happy reading !♡¤♡¤♡¤♡¤♡¤♡¤♡¤♡¤♡
Petang yang hening membibitkan rasa tenang dihati Adami tatkala keretanya mula masuk ke kawasan perkarangan rumah di kampung Mad .
Enjin kereta dimatikan .Tiga jam memandu tanpa henti membuatkan Adami keletihan apabila sampai di rumah umi dan abah di kampung .
Selepas menziarah kubur pagi tadi , Adami terus ke pejabatnya untuk mengambil barang peribadi dan dokumen penting sebelum memberitahu kepada PAnya yang dia akan mengambil cuti panjang .
Taktahulah berapa lama , yang penting Adami dah sampai di rumah umi dan abah .
Cermin mata hitam dibuka lalu disangkut di leher kemeja . Rambut yang sedikit serabai dibetulkan sebelum keluar dari keretanya . Adami perasan ada sepasang mata yang memandang gerak-gerinya dari atas rumah teres itu . Tapi dia buat tidak endah .
Takkan hantu kot petang cenggini . Eh ada juga kan ...
" Assalamualaikum .... Umi abah .... " Adami memberi salam seraya membuka kasut kulit berwarna hitam dan stokin . Lalu diletakkan di atas rak kasut diluar rumah teres itu .
" Waalaikumsalam .. Haaaa abangggg !! Sampai pun .. Aku ingat sesat tadi " Mad muncul dengan sengihan di bibirnya seraya menyalam Adami .
Adami sempat menyekeh dahi Mad . Mad mengaduh sakit . Biar dia rasa .
" Aku ada hal tadi . Sibuk je kau ni . Umi dengan abah mana ? "
" Tanya pun takboleh ke ?. Umi ade kat dapur . Abah taktau la pi mana . K bai " Mad berlalu ke biliknya dengan muncung yang boleh dikerat-kerat pastu bagi Dido makan . Didokan pelahap .
Bercakap pasal Dido , baru Adami perasan dari tadi Dido asyik merenungnya dari jauh seraya ekornya bergodek laju di atas sofa merah hati milik umi .
Sebenarnya pandangan mata Dido yang berwarna kelabu itu lebih kepada ke arah belakang Adami .
Adami semakin pelik . Ape lagi , dia pusing la 360 darjah tengok belakang . Ada sesuatu ke ?
' Takde pape pun .. Dido ni memainkan aku eh .. Siap dia aku gomol ' getus Adami seraya kakinya melangkah ke sofa .
Dido terperanjat melihat Adami menuju ke arahnya . Sepantas kilat dia pecut 200 meter keluar dari rumah . Adami lagi terkejut dengan perubahan Dido .
' Dido ni dah kenapa ... Tak pernah-pernah dia takut dekat aku . Lagi suka adalah ' monolog Adami seraya baring disofa .
" Adami ... "
" Ehh umi . Maaf takperasan " Adami terus duduk seraya tersipu malu apabila dia dengan sedapnya landing kat sofa umi . Umi relax je . Senyuman manis dilemparkan kepada Adami .
" Ishhh kamu ni baring jelah . Umi tahu kamu penat . Kamu dah makan belum ? Umi ada masak tadi . Kalau kamu lapar , umi boleh panaskan " tegur umi .
" Lapar juga umi .. Adami nak pergi solat Zuhur dululah . Tadi tak berhenti kat RnR pun . Nak cepat sampai . Hehehe " ujar Adami tersengih seraya mengosok tengkuknya .
" Okay.. Lepas solat makan terus tau " umi mengangkat punggung lalu menuju ke dapur .
Adami hanya mengangguk sambil matanya meliar mencari kelibat abah .
" Adeii . Lupa pula aku nak tanya mana abah . Huhu . Takpelah . Solat dulu .. "
Adami mengheret kakinya menuju ke biliknya disebelah bilik Mad . Meremang bulu romanya apabila lalu di depan tangga rumah teres itu .
Cepat-cepat Adami mengusir prasangka yang buruk dan berlalu ke bilik .
Entah kenapa . Dia macam diperhatikan .
' Pape jelah ..... ' desis hati Adami seraya masuk ke biliknya .
Selepas menunaikan solat , Adami mengetuk pintu bilik Mad . Konon nak pujuk Mad , sebab Mad merajuk dengan dia tadi . Hiks
"Tok tok tok "
" Siapaaaa ? " suara Mad menjerit jelas kedengaran .
" Onyang kauuuuuu " Adami berseloroh seraya menekup mulutnya menahan gelak . Berharap Mad akan membuka pintu .
" Dah meninggal lamaaaaa " laung Mad .
Adami menahan nafas ingin ketawa . Namun ditahannya .
" Keluarlah Mad . Abang rindu ni . Tak rindu abang ke ? Abang bawa buah tangan tauu . Special untuk adik lelaki abang ni " Adami mengaru kepala seraya memuncungkan mulutnya ke arah pintu .
Mad yang mendengar kata-kata Adami membuka pintu dengan muka teruja . Hilang terus mood merajuknya apabila mendengar Adami membawa buah tangan untuknya .
" Apa buah tangan tu . Takde pun ? Kau tipu ehh banggg " Mad menjengah kedua belah tangan Adami . Adami hanya menggeleng kepala sambil tersenyum .
" Apa pula tipu . Ade kat bilik aaaa . Sekarang jom teman aku makan . Lepas makan baru dapat buah tangan tu " pujuk Adami seraya menarik tangan Mad ke dapur . Mad mengeluh perlahan namun kakinya tetap mengikut langkah Adami .
" Haaa Adami , Mad . Meh duduk makan . Abah ada hal kat luar . Kejap lagi dia balik . Kamu berdua makan dulu . Umi nak naik atas " arah umi seraya melangkah keluar dari dapur .
Adami dan Mad hanya mengangguk faham . Adami duduk bertentangan dengan Mad .
" Abang "
" Emmm .. "
" Abang . Pandanglah aku ngokkk "
" Apa kau ni Mad . Aku bukan gay nak pandang pasangan masa makan " Adami masih menunduk menyuap nasi tanpa memandang Mad .
Mad bengang . Rasa nak hempuk kepala abangnya . Sedap hati je kata dia ni gay .
" Aku bukan gay la mangkuk . Kau pandang jelah aku . Jangan banyak soal ! " paksa Mad .
Adami mendengus kuat . Dia yang tengah khusyuk meratah tauge mengangkat muka memandang Mad .
" Ha amenda kau ? " soalnya apabila melihat Mad pucat lesi .
" Tu belakang kau ... "
" Belakang aku kenapa ? "
" Kau pandang jelah belakang kau .. Cepat ... "
Tahap curiousity Adami tinggi melangit apabila Mad yang pucat lesi memaksanya memandang belakang .
" Cepaattttt pandanggg !!!! " gesa Mad .
Adami tanpa sepatah kata terus berpusing memandang di belakangnya .
Adami tergamam memandang kelibat manusia . Dia kaku . Terkedu . Terkelu . Tauge yang belum habis dikunyah tersekat di tengah leher menyebabkan dia tersedak .
" Uhokk uhokkk " teghuk benor tersedak .
Mad cepat-cepat menghulurkan air kepadanya . Adami minum sampai bertumpah-tumpah di atas baju kerana menggigil .
Setelah reda , Adami kembali memandang ke belakang . Sinar matanya memancarkan cahaya kegembiraan . Hatinya berbunga riang tatkala melihat kelibat manusia itu
" Sufi .......... "
YOU ARE READING
Sambut Cintaku Sayang
JugendliteraturTragedi hitam meragut KESUCIAN SUFI AFINA dengan sekelip mata . Dulu dialah yang suka menerajang , mengusik dan membuli . Namun , atas satu keadaan yang telah MERAGUT MARUAHNYA , dia kini hanya seorang manusia lemah . Trauma yang di alaminya membua...