"Abang......... "
Krik.krik.
" Oiii abang Adami mangkuk jambann !!! " jeritan Mad kedengaran apabila Adami langsung tidak menjawab panggilannya .
" Uhhh " tersentak Adami yang sedang mengelamun dengan sergahan Mad yang duduk disebelahnya .
" Ape kau ni Mad ? Nak ape kau ? Kacau jelahhh " marah Adami seraya menujal-nujal hidung Mad .
Sedaya-upaya Mad menepis jari Adami dari menekan hidungnya .
" Eishh bongok betul tekan hidung aku ! Kemeklah nantiiiiiii !!! Taulah hidung kau mancunggg !!! "
Adami memberhentikan aktivitinya seraya ketawa . Telefonnya dibelek . Jarinya menari-nari diatas skrin .
" Apa kau nak ni ? " soal Adami namun matanya masih melekat pada skrin telefon .
" Aku nak tanya something ...."
" Ape ? "
" Semalam kau pegi kubur sape ? "
Tersentak lagi Adami dengan soalan Mad . Pergerakan jarinya terhenti . Dia memikirkan jawapan apa yang sesuai untuk soalan adiknya .
" Hmm ......... Nanti kau taulah ... "
Mad angkat bahu . Bibirnya dicebikkan . Melihat gaya Adami yang nak tak nak melayannya , dia masuk ke dalam bilik .
Adami melihat pemergian Mad dengan keluhan kecil .
' Satu hari nanti kau , umi , abah dan Sufi akan tahu ........... '
Adami masuk ke biliknya apabila jam di dinding menunjukkan pukul 9 pagi . Kerja yang dibawa balik harus disiapkan segera .
Langkah kakinya terhenti apabila ternampak Sufi duduk ditangga rumah teres itu .
Adami mengerutkan dahi . Sufi merenungnya tajam .
" Sufi ... Sufi okay ?.... " soalnya .
Krik.Krik.
" Errr .. " Adami mati kutu . Dia hanya mampu mengosok tengkuknya seraya memandang Sufi yang langsung tidak berkutik memandangnya .
Adami mengeluh lemah seraya kakinya menuju ke arah Sufi . Sufi mula resah . Bebola matanya bergerak-gerak memandang Adami . Peluh terbit di dahinya .
Langkah Adami terhenti . Lagi 2 meter je dia nak dekat dengan Sufi . Tapi Sufi dah berdiri tegak di atas tangga . Nafasnya jelas tidak teratur .
" Sufi ... Sufi okay tak ni ?... Ni Adamilah ... "
Adami meneruskan langkahnya . Setibanya di depan Sufi . Sufi pucat lesi . Tangannya menggigil . Kakinya pantas berlari menuruni tangga tapi nasib tidak menyebelahi Sufi , dia tersadung kakinya sendiri .
" Arrrggghh "
Nasib baik Adami berada di depan Sufi . Sufi membuka matanya apabila terasa ada tangan memaut pinggangnya . Adami berdebar sakan melihat Sufi secara dekat .
" LEPASKAN AKU BODOHH !!!! "
Adami terkejut dengan sergahan Sufi . Lantas tangannya melepaskan pinggang Sufi dan meletakkan dia kebawah .
Namun belum sempat kaki Sufi mencecah lantai , Sufi kembali memaut bahu Adami . Perutnya terasa berpusing laju . Kepalanya berat tak terkata . Sufi mencengkam bahu Adami seraya memuntahkan isi perutnya .
" Urrrweeekkkkk "
Adami terkedu . Rongga pernafasannya mengesan bau tengit . Naik loya pula tekaknya . Lendir di dadanya di pandang . Sufi kelihatan lemah . Tangannya masih memaut bahu Adami . Terasa longai sendi kakinya untuk berdiri .
YOU ARE READING
Sambut Cintaku Sayang
Fiksi RemajaTragedi hitam meragut KESUCIAN SUFI AFINA dengan sekelip mata . Dulu dialah yang suka menerajang , mengusik dan membuli . Namun , atas satu keadaan yang telah MERAGUT MARUAHNYA , dia kini hanya seorang manusia lemah . Trauma yang di alaminya membua...