38|Dugaan

4.1K 24 12
                                    

"Abang......... "

Krik.krik.

" Oiii abang Adami mangkuk jambann !!! " jeritan Mad kedengaran apabila Adami langsung tidak menjawab panggilannya .

" Uhhh " tersentak Adami yang sedang mengelamun dengan sergahan Mad yang duduk disebelahnya .

" Ape kau ni Mad ? Nak ape kau ? Kacau jelahhh " marah Adami seraya menujal-nujal hidung Mad .

Sedaya-upaya Mad menepis jari Adami dari menekan hidungnya .

" Eishh bongok betul tekan hidung aku ! Kemeklah nantiiiiiii !!! Taulah hidung kau mancunggg !!! "

Adami memberhentikan aktivitinya seraya ketawa . Telefonnya dibelek . Jarinya menari-nari diatas skrin .

" Apa kau nak ni ? " soal Adami namun matanya masih melekat pada skrin telefon .

" Aku nak tanya something ...."

" Ape ? "

" Semalam kau pegi kubur sape ? "

Tersentak lagi Adami dengan soalan Mad . Pergerakan jarinya terhenti . Dia memikirkan jawapan apa yang sesuai untuk soalan adiknya .

" Hmm ......... Nanti kau taulah ... "

Mad angkat bahu  . Bibirnya dicebikkan . Melihat gaya Adami yang nak tak nak melayannya , dia masuk ke dalam bilik .

Adami melihat pemergian Mad dengan keluhan kecil .

' Satu hari nanti kau , umi , abah dan Sufi akan tahu ........... '

Adami masuk ke biliknya apabila jam di dinding menunjukkan pukul 9 pagi . Kerja yang dibawa balik harus disiapkan segera .

Langkah kakinya terhenti apabila ternampak Sufi duduk ditangga rumah teres itu .

Adami mengerutkan dahi . Sufi merenungnya tajam .

" Sufi ... Sufi okay ?.... " soalnya .

Krik.Krik.

" Errr .. " Adami mati kutu . Dia hanya mampu mengosok tengkuknya seraya memandang Sufi yang langsung tidak berkutik memandangnya .

Adami mengeluh lemah seraya kakinya menuju ke arah Sufi . Sufi mula resah . Bebola matanya bergerak-gerak memandang Adami . Peluh terbit di dahinya .

Langkah  Adami terhenti . Lagi 2 meter je dia nak dekat dengan Sufi . Tapi Sufi dah berdiri tegak di atas tangga . Nafasnya jelas tidak teratur .

" Sufi ... Sufi okay tak ni ?... Ni Adamilah ... "

Adami meneruskan langkahnya . Setibanya di depan Sufi . Sufi pucat lesi . Tangannya menggigil . Kakinya pantas berlari menuruni tangga tapi nasib tidak menyebelahi Sufi , dia tersadung kakinya sendiri .

" Arrrggghh "

Nasib baik Adami berada di depan Sufi . Sufi membuka matanya apabila terasa ada tangan memaut pinggangnya . Adami berdebar sakan melihat Sufi secara dekat .

" LEPASKAN AKU BODOHH !!!! "

Adami terkejut dengan sergahan Sufi . Lantas tangannya melepaskan pinggang Sufi dan meletakkan dia kebawah .

Namun belum sempat kaki Sufi mencecah lantai , Sufi kembali memaut bahu Adami . Perutnya terasa berpusing laju . Kepalanya berat tak terkata . Sufi mencengkam bahu Adami seraya memuntahkan isi perutnya .

" Urrrweeekkkkk "

Adami terkedu . Rongga pernafasannya mengesan bau tengit . Naik loya pula tekaknya . Lendir di dadanya di pandang . Sufi kelihatan lemah . Tangannya masih memaut bahu Adami . Terasa longai sendi kakinya untuk berdiri .

Sambut Cintaku SayangWhere stories live. Discover now