8| Ke KL lah kitaaaa

978 34 1
                                    

" Bai kakak . Nanti kau jangan lupa belikan aku kereta kalau kau dah kaya . Kalaulah kan . Pastu jangan lupa call aku dengan abah umi . Jangan lupa lawat kitorang kat sini selalu dengan abang . Abang tolong jaga kakak eh . Kalau dia buat hal , kau tampar je dia . Okay ? " Mad memberi nasihat sambil mengosok kasar kepala Sufi yang bertudung coklat cair itu . Sesuai dengan kulitnya yang putih mulus .

" Rosaklah tudung aku ngok . Aku yang tampar kau nanti " Sufi sedaya-upaya menghalang tangan adiknya dari mengusap kepalanya . Berkerut mukanya menghalang tangan adiknya dari terus mengosok tudungnya . Tapi gosokan Mad semakin kuat . Dia sengaja .

" Kedutlah nanti tudung aku mangkuk . Eii dahlahhh " Sufi menolak perlahan kepala adiknya . Geram dia dengan perangai Mad yang menyakitkan hatinya itu .

" Dahlah tu . Mad cepat salam kakak kamu tu . Kamu kat rumah ni , jangan buat hal . Bagi makan Dido tu . Geram abah dengan Dido . Miang takhabis . Abah nak je potong telo Dido haihhh . Ayam abah tu , bagi makan juga . Masak apa yang ade kat peti ais . Jangan membazir . Nanti papehal call abah tau . Abah dengan umi pegi dua hari macamtu " panjang lebar abah memberi arahan .

Mad hanya mengangguk faham . Umi sudah di dalam kereta . Adami pula menunggu Sufi yang terkial kial memakai kasut tutup .

" Cepatlah Fiee . Abah dengan umi dah tunggu tu . Kau ni lahai ..... " gesa Adami . Dia sudah bercekak pinggang . Mahu saja di dukung Sufi yang lambat bersiap ni .

" Kejaplah . Bisinglah kau ni . Takpandai sabar betul ! Aku luku kau kang ! " marah Sufi kepada abangnya . Dia sudah berpeluh . Dia tak suka dipaksa kalau nak cepat .

"Salam cepat !! " jerit Sufi kepada Mad . Mad mencebik . Tapi tetap menghulurkan tangan kepada Sufi . Di genggam kuat tangan kakaknya . Sengaja . Di cium tangan kakaknya lembut .

" Eh bongok sakitlah ! " Sufi menampar pipi adiknya perlahan . Kang kuat , mahu biru pula nanti . Mad hanya tersengih .

" Ingat pesan aku kak . Kirim aku duit selalu tau hehehehehe " sengih Mad macam tupai terbang yang tersangkut kat pokok tu . Hodoh betul .

" Taknak . Biar kau sana " sempat lagi Sufi membalas . Kali ni Mad bersalaman dengan Adami . Dipeluk kuat tubuh Adami oleh Mad . Sengaja . Mad memang . Semua nak sengaja .

" Abang jaga kakak leklok kat sana . Kalau dia freehair , kau bakar je rambut dia . Biar dia rasa " Sufi yang mendengar sudah menjengilkan matanya . Dicubit perut Mad .

" Aduh kak , sakitlah sengal . Dah lah syuhhhhhh pergi sana " Mad mengaduh sakit . Dihalau kakaknya menggunakan bulu ayam umi . Yang umi sangkut di tepi dinding rumah . Sempat lagi ditenyeh dimuka Sufi . Sufi apa lagi . Bersin sekuat hatinya .

" Hacccchuummm " Sufi menghamburkan segala kuman , virus , penyakitnya didepan muka Mad . Sengaja . Biar Mad rasa .

" Weiii eiii kumannnnnlah bongokk . Aku tampar kau nanti " Mad mengelap cecair pekat hijau di matanya . Mukanya penuh dengan air liur . Eh gelilah Fie .

" Adami , sudahlah tu nak . Bawa Sufi masuk kereta . Kang abah luku sensorang kang ! " Abah sudah menekan hon kereta . Suaranya di naikkan supaya Sufi takut dengannya . Tapi Sufi tu . Haihh entahlah . Degil . Keras kepala . Kepala batu .

" Okaylah Mad . Abang dengan kakak pegi dulu . Jaga diri k . Nanti papehal abang call . Bai Assalamualaikum . " Adami meninggalkan Mad keseorangan didepan pintu . Diheretnya Sufi yang masih mentertawakan adiknya .

" Dahlah tu , nanti abah marahlah Fie . Baik kau diam . Kang aku cium kau nanti " gertak Adami . Dia tahu kalau dia melebih , lunyai bibirnya ditumbuk Sufi .

Sufi mendengus . Dia menjeling Adami . Dia masuk ke kereta dengan perasaan sebal .

' Nak cium aku konon . Aku blender bibir kau baru tahu . Aku kasi makan Dido nanti ' bentak Sufi dalam hati .

Sufi dan umi duduk dibelakang . Manakala Adami yang memandu . Abah duduk disebelahnya . Kereta yang dipandu Adami sudah masuk ke jalan raya .

' Bismillahirahmanirahim ... ' Adami membaca bismillah sebelum masuk gear . Dia berdoa agar perjalanan mereka sekeluarga selamat sampai . Amin .

Sambut Cintaku SayangWhere stories live. Discover now