40| Perubahan

6.5K 55 32
                                    

Adami merenung ke luar jendela . Angin petang sepoi bahasa menampar wajah putihnya . Cuaca yang cerah membibitkan perasaan tenang di hatinya .
Mata hazelnya tertancap pada seseorang diluar rumah .

Seseorang yang dirindui . Seseorang yang disayangi dalam diam . Seseorang yang dicintai . Seseorang yang dulunya ceria . Seseorang yang dulunya ganas dan lasak . Dia ..

Sufi .

Yup . Sufi yang dulunya kaki pukul . Kaki terajang adiknya . Ada saja yang nak dibelasahnya . Memori bersama Sufi tidak akan pernah dilupakan .

Keluhan lemah dilepaskan .
Adami merenung Sufi yang sedang duduk di pangkin rumah dia bawah pokok seraya makan rambutan . Senyuman nipis terlukis diwajah Adami .

' Sufi sayang ........ Aku rindu kau yang dulu ....  '

' Kau yang selalu gaduh dengan aku dan Mad... '

' Kau yang selalu marah aku bila aku renung kau... '

' Kau juga yang ....... '

' Yang ajar aku erti cinta dan sayang dalam hati aku .... '

' Kau istemewa Sufi sayang ...... '

' Sangat istemewa..... '

Adami menunduk seraya menghembus nafas lemah . Dahinya yang berdenyut di picit lemah . Terimbau saat di mana sebulan lepas tentang berita mengejutkan seisi rumah .  Berita Sufi mengandung .

Sufi keluar dari bilik rawatan . Muka pucatnya merisaukan aku. Rambutnya yang tidak di ikat terurai dan beralun lembut . Tubuhnya yang kurus membuatkan hati aku terusik .

Abah disebelah masih fokus memandang doktor yang bernama Dr.Intan untuk melanjutkan percakapannya .

Aku melihat umi memegang tangan Sufi . Manakala Sufi menyandarkan kepalanya di tepi bahu umi . Mata hazelku menangkap ikatan kasih sayang yang kuat antara umi dan Sufi . Aku menghembuskan nafas lemah seraya mataku masih memandang Sufi .

' Manjanya kau Sufi ......... '

'  Aku nak tengok kau macamni selalu sayang .... '

' Yang selalu manja dengan umi .. '

' Yang selalu terajang aku dan Mad .. '

' Biarlah kau belasah aku dan Mad seteruk yang kau nak .... '

' Janji ......... '

' Kau yang dulu kembali kepada kami ........ '

' Dan ....   '

' Aku akan cari lahabau sialan  yang memusnahkan hidup kau ! '

Aku mengenggam penumbuk . Dadaku berdebar hebat menandakan aku marah teramat . Namun aku pantas mengawal emosi agar tidak mencelarukan lagi keadaan .

" Mesti Encik suami Puan Sufi kan ? "

Aku tersentak .

Dr.Intan menunjuk ke arah aku .

Aku bagaikan bingung kerana perbualan mereka yang lepas aku tak fokus .

Lalu aku pandang abah . Abah tersenyum menandakan dia menyuruh aku mengatakan ' ya ' .

Aku mulai faham lalu tersenyum dan mengangguk kepada Dr.Intan .

"Tahniah Encik ! Encik akan jadi seorang ayah taklama lagi !  "

DUMMMMM !!!

Bagaikan halilintar menyambar tengkorak ku, aku pucat lesi kerana terkejut sakan  . Sufi rebah ke lantai mozek di ikuti oleh umi . Kedua mereka pengsan .

Sambut Cintaku SayangWhere stories live. Discover now