Musim dingin tiba. Tak disangka jika sebentar lagi akan masuk bulan Desember. Bulan di mana kamu dan mantan kekasihmu, (boy name), memutuskan hubungan yang telah terjalin lebih dari tiga tahun. Dan artinya, Desember tahun ini akan jadi tahun pertama dari putusnya hubungan kalian.
"Ah, dingin." Kamu masukkan tanganmu ke dalam saku jaket dengan kerah berbulumu, yang merupakan kado ulang tahun dari (boy name). Ah, andai saja kalian itu cocok.
Ya. Kamu dan dia merasa ada ketidakcocokan, sampai akhirnya memilih untuk mengakhiri semuanya. Padahal diri kalian masing-masing masihlah cinta. Sampai (boy name) mendapat kekasih baru dan memperkenalkannya padamu, kamu masih menyimpan rasa padanya. Tapi apa daya? Toh, (boy name) lebih bahagia dengan gadis itu.
"Terkadang, pengorbanan dan ikhlas diperlukan ya?" gumammu pelan ketika mengingat peristiwa yang terjadi hampir setahun ini.
Kini kamu ingin ambil jalan yang berbeda. Kamu putuskan untuk pindah ke Kyoto untuk menemani Ayahmu yang sedang sakit--maklum karena orang tuamu bercerai karena Ayah menderita penyakit paru-paru kronis. Bukan hanya ingin menjaga Ayah, tapi jelas ingin lupakan masa lalumu di Tokyo.
"Oh, sudah hijau?" Dan sekarang kamu berjalan menyeberang jalan, dengan niat melakukan wawancara pada suatu perusahaan yang menerima lamaranmu beberapa minggu lalu. Akashi Company namanya.
...I'm Here...
"Saya (last name) (first name), yang kemarin mengirim surat lamaran." Setelah berjalan beberapa meter saja, akhirnya kamu sampai di kantor yang tidak seperti bayanganmu. Apapun jika bersangkutan dengan 'Akashi', pasti akan memiliki level yang berbeda. Tapi di sini? Ternyata bisa disandingkan dengan kantor-kantor pada umumnya.
"Baiklah, kau diterima." Seorang wanita muda yang menjaga meja receptionist, tampak merapikan laporanmu dan memberikan secarik kertas kecil di atasnya. Setelah mencari stappler, wanita itu menyatukan laporan serta kertas itu dan menyodorkannya padamu.
"Ini sebagai laporanmu untuk Akashi-sama," katanya yang diterima olehmu dengan ragu. Entah kenapa tiba-tiba kamu jadi merasa ingin keluar saja dari sini. Seperti ada suatu hal yang akan menimpamu ke sananya.
"Langsung saja ke lantai dua," lanjut wanita tadi yang sedikit menyadarkanmu dari pikiran anehmu. "Akashi-sama sudah menunggu."
Kamu hanya mengangguk untuk menjawabnya, lalu berjalan ke arah lift menuruti kata wanita tadi.
...I'm Here...
Napas mendadak sulit. Kaki dan tangan sudah bergetar tak karuan, disertai keluarnya keringat dingin. Bahkan kamu bisa mendengar suara detak jantungmu dari luar. Ya, sekarang kamu sudah berdiri tepat di depan ruangan calon bos barumu.
Tenanglah, (first name), katamu dalam hati mencoba menenangkan diri. Tapi ternyata tetap mustahil. Karena yang mau kamu temui itu bukan orang sembarangan! Melainkan Akashi Seijuurou, pewaris sah dari seluruh perusahaan di Jepang yang ada kaitannya dengan Akashi.
Berkat tekadmu yang memang ingin mencari kerja, akhirnya tanganmu terangkat dan hendak mengetuk pintu. Namun kegiatanmu terpaksa terhenti karena mendapati ada tangan lain yang juga ingin mengetuk pintunya.
"Oh, maaf," kata pemilik tangan itu yang sepertinya adalah seorang pria. Begitu kamu tengokkan kepalamu ke samping kananmu, benar saja. Ada pria berambut hijau dengan kacamata yang bertengger apik menghiasi wajahnya yang bagimu lumayan... tampan? "Apa kau yang melamar waktu itu-nanodayo?"
Kamu terdiam sesaat ketika mendengarnya. Nanodayo? Apa itu semacam logat atau semacamnya? Yah, kamu abaikan saja langsung. Dan sepertinya orang ini dapat membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here...
FanfictionCOMPLETED ... Attention!! Saya hanya pinjam Akashi Seijuurou milik Fujimaki Tadatoshi-sensei sebagai karakter. *-*-* Percayakah kalau Akashi bisa jatuh cinta? Dan percayakah kalau dia tidak akan melupakan cinta pertamanya? Percayakah lagi kalau Akas...