Here 15 : Kemenangan Sang Emperor

1.2K 131 15
                                    

Happy birthday, Shin-chan~!!!! ↖(^▽^)↗↖(^▽^)↗
Yaah, di mana cerita ini slalu menyudutkan engkau, mohon maaf ya?? = ̄ω ̄= /dilempar lucky item nya yg brupa gunting yg gk jd dipinjemin k Mura~
[P.S! Gambar hanya pemanis = ̄ω ̄=]

Woke!!
Mulai dari bagian ini sampe ke depannya, bakal jadi beneran panjang. Semoga aja gak bosen ya?? (・∀・)

Enjoy~

...

"A-apa!? Kau pasti bercanda, kan, Midorima-san?!" Tidak seperti yang kamu harapkan, Midorima menggeleng, tanda dia yakin dan sama sekali tidak bercanda akan masalah ini.

Kamu yang tadi spontan menegakan tubuhmu dan mendekatkan dirimu ke Midorima yang ada di sampingmu, langsung mengembalikan punggungmu di mana seharusnya berada. Sandaran kursi mobil yang kamu duduki.

Midorima terlihat menjalankan kembali mobilnya--ketika lampu tanpa sadar sudah berwarna hijau, lalu terus melaju menyusuri jalanan yang tak asing bagimu. Menuju kantor Akashi.

Kamu yang sempat teralihkan ke jalanan, kembali menatap Midorima yang tengah terlalu fokus ke depan.

"Apa kau yakin, tidak masalah dengan ini?" tanyamu kemudian, karena bertanya-tanya, mengapa Midorima malah mengantarmu di saat seperti ini.

Dia membuang napasnya perlahan--seperti menahan emosinya atau semacamnya. "Karena kau ada di mobilku, maka aku punya tanggung jawab untuk mengantarkanmu-nodayo. Jangan berpikiran yang lain."

Kamu mengangguk-anggukan kepalamu, setujui saja apa katanya. Tapi kemudian, mulutmu terbuka lagi untuk berujar. "Nanti, temui aku di toko kue Tetsuya saat aku pulang kerja," pintamu. "Aku memintamu sebagai teman ke teman, bukan sebagai kouhai terhadap senpai lagi, Midorima."

Pria hijau yang terlihat seperti wortel saat SMA itu--tepatnya saat dia memakai seragam basket Shuutokunya, tampak sedikit tersentak ketika mendengar panggilanmu terhadapnya berubah. Namun akhirnya, dia hanya bisa menaikan kacamatanya tanpa melirikmu sedikitpun.

"Entah kenapa, rasanya aku jadi sedikit tersanjung pernah dianggap senpai olehmu-nanodayo," jawabnya kemudian yang tanpa kamu duga dengan seulas senyum tipis di wajahnya yang kamu akui tampan itu.

Tanpa sadar, kamu membalas senyumannya. "Hm, sama-sama."

...I'm Here...

Kamu turun dari mobil hijau sang shooter, yang kemudian hendak berbalik pergi jika tidak kamu panggil nama si pengemudi dahulu. Untungnya, kamu tidak sampai harus mengorbankan nyawa maupun waktumu untuk mencegahnya agar tidak pergi. Baik, yang barusan diabaikan saja.

Midorima mengalihkan pandangannya yang semula pada jalanan, kembali padamu yang masih berdiri di depan pintu kursi penumpang.

"Ada apa-nanodayo?" tanyanya dengan nada khas Midorima Shintarou.

Kamu sedikit mendengus, sebelum akhirnya bertanya pada si hijau. "Apa kau tidak mau memperjuangkan hakmu dulu untuk bekerja di sini pada Akashi, Midorima?"

Oh, jadi itukah yang ingin kamu katakan? Midorima yang mendengarnya hanya membuang wajahnya, melihat kembali ke depan, sebelum akhirnya tangan kirinya menaikan kacamata hitamnya.

"Itu bukan masalah lagi-nanodayo," terangnya. "Lebih baik, kau jalani saja kehidupanmu yang sekarang, daripada kau ikut campur dengan urusan ini-nodayo."

Kamu menaikan sebelah alismu. "Bukankah ini ada hubungannya denganku yang ditembak tiba-tiba oleh Akashi?"

Midorima refleks menggeleng. "Aku baru sadar-nodayo. Setelah kau mengaku tidak mengatakan apa-apa pada Akashi, aku jadi yakin. Kau memang berkata jujur-nanodayo. Dan tentu saja, kau jadi tidak ada hubungannya dengan ini."

I'm Here...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang