**Here 16** : Masuk Terlalu Dalam

1.2K 124 18
                                    

"Akemashite omedetou, (first name)."

Sekarang, di malam pergantian tahun seperti malam ini, kamu dan Akashi sehabis janjian dan tengah berada di sebuah kuil yang letaknya tidak jauh dari rumahmu. Akashi sengaja memilihnya, karena dia juga ingin berdoa dengan Ayahmu. Alasannya, sih, supaya bisa lebih dekat dengan calon mertuanya. Eherm!

Kamu menatap Akashi yang barusan mengucapkan selamat tahun baru padamu. Kamu langsung tersadar dan mengecek jam pada jam tangan yang melingkar di tangan kanan/kirimu. Benar saja, sudah jam 12 tengah malam. Kamu pun turut memberikan senyuman padanya.

"Selamat tahun baru juga, Sei," katamu kemudian memalingkan wajah ke Ayahmu yang ada di sebelah Akashi.

"Selamat tahun baru, Tou-san." Ayahmu mengangguk dan memelukmu. Dia membisikan kata-kata selamat yang sama dengan yang kamu dan Akashi ucapkan tadi.

Setelah selesai berdoa, kamu beserta dua orang lelaki yang selalu berada di dekatmu--terutama Akashi sejak kejadian pemecatan Midorima--dengan perlahan menuruni setiap anak tangga di bukit tempat kuil tersebut berada, sampai akhirnya kalian sampai di depan mobil merah kepunyaan Akashi.

Dengan gerakan cepat mendahuluimu, Akashi membukakan pintu kursi bagian belakang dan mengisyaratkanmu untuk duduk di sana.

Kamu melirik Ayahmu sedikit. "Aku yang di belakang?" tanyamu sambil menunjuk dirimu sendiri.

Akashi terlihat mengangguk samar. "Iya. Aku ingin lebih dekat lagi dengan 'calon' Ayahku yang lain di masa depan."

Tanpa sadar, kamu jadi bersemu mendengarnya. Sedangkan Ayahmu malah terkikik geli ketika mendengar Akashi mengucapkannya. Beliau menepuk pelan pundakmu, menyadarkanmu dari perasaan aneh yang barusan menjalar hangat di sekitaran dada juga kedua pipimu.

"Cepat masuk, sebelum hari makin dingin," katanya sebelum mendekat dan membuat Akashi berganti posisi untuk membukakan pintu penumpang depan untuk beliau. Kamu hanya bisa tersenyum tipis sambil menggeleng heran.

"Ayo, (first name)," panggil Akashi dengan nada sedikit tinggi, yang kemudian sukses membuatmu berjalan cepat dan duduk di kursi bagian belakang.

**...I'm Here...**

Di bangku belakang, tak henti-hentinya kedua manik (eye color)mu melihat adegan yang terputar di depan matamu. Di mana Akashi yang terlihat begitu akrab dengan Ayahmu, begitu pula sebaliknya. Bahkan, entah kenapa kamu merasa kalau Ayahmu seperti sudah lama kenal dengan Akashi atau semacamnya. Apa itu hanya perasaanmu?

Drrt drrt

Getaran yang lumayan hebat kamu rasakan di saku jaket yang kamu kenakan. Kamu yakin ada pesan masuk untuk mengucapkan selamat tahun baru--setelah tadi begitu banyak pesan masuk dari Kiseki no Sedai ataupun teman-teman satu kantor.

Ya, benar. Itu adalah pesan masuk pengucapan selamat. Tapi, tunggu! Nama yang tertera adalah nama yang tidak biasa. Sebuah nama yang tidak pernah kamu lihat lagi selama setahun lebih ini.

(Boy name)-kun? sebutmu menyebutkan namanya dalam hati ketika melihat nama yang tertera di layar ponsel pintarmu.

Sebuah pesan yang sudah tak pernah kamu terima lagi, bahkan sejak tahun baru tahun kemarin. Apa ini artinya, dia masih ingat akan dirimu?

Kamu menggeleng cepat, mencoba membuang pemikiran yang nantinya bisa saja membuatmu jatuh lagi ke pelukan (boy name). Memang, kamu masih mencintainya dan tidak ingin sampai jatuh cinta lagi--dengan Akashi sekalipun. Tapi ini adalah sebuah ancaman, di mana bisa saja kamu mengingat kembali ingatan-ingatan masa lalu yang tidak ingin kamu ingat lagi.

I'm Here...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang