Warning!!
Mohon dibaca saat sedang tidak puasa--bagi yg menjalankannya--ya? (^v^)P.S
Berkurangnya pahala bukan jadi tanggung jawab Author, hehe ( ̄∀ ̄)...
Menatap langit-langit kamar yang berwarna (favorite color) adalah kegiatanmu sekarang. Sembari merebahkan tubuh lelahmu di atas kasur nan empuk, kamu memperhatikan langit-langit polos itu, seakan ada yang menarik dari sana.
Matamu mungkin melihat ke atas. Tapi pikiranmu seperti melihat lagi kejadian beberapa waktu lalu, di mana kamu mendengar fakta tak terduga dari kawan-kawan sepupu juga pacar sepupumu.
"Jadi selama ini, Midorima-san itu bagian Kiseki no Sedai dan aku tidak tahu itu?" gumammu yang masih tidak percaya.
Tangan kanan/kirimu terulur ke atas, seperti hendak menggapai sesuatu yang jelas tidak ada. Di situlah kamu baru ingat beberapa kata yang suka diucapkan Midorima padamu.
"Turuti saja apa yang dia mau, tapi kau harus tetap berhubungan denganku atau Kuroko-nanodayo. Mengerti, (last name)?"
Di situ dia seakan tahu kalau Kuroko ada hubungannya denganmu. Tidak, bahkan memang tahu.
Juga, oh, kamu baru ingat. Kejadian singkat saat itu juga mengingatkanmu akan panggilan yang terdengar akrab--baik sebutan ataupun nadanya, yang diucapkan Kuroko maupun Momoi.
Seperti, "Midorima-kun!" dan "Midorin!"
Jika dipikir kembali, dari mana keduanya tahu nama Midorima?Aah, seandainya kamu bisa lebih peka, maka kamu tidak akan seterkejut ini. Tidak akan sampai membekas selama ini. Pasti, kamu sudah tertidur pulas jika bisa menyadarinya lebih awal.
"Rasanya... seperti hanya aku yang tidak tahu apa-apa di sini," katamu lirih sambil membalikkan badanmu, di mana kamu sekarang sudah dalam posisi miring sambil memeluk erat bantal dakimakura bergambar tokoh 2D kesukaanmu.
Baru saja mata hendak terpejam, ingin mengistirahatkan sistemnya, sebuah lagu (favorite song) terputar begitu saja yang artinya ada telepon masuk di smartphonemu.
Dengan gerakan cepat kamu duduk di pinggir kasur, meraih ponsel yang tergeletak di meja di samping kasurmu, lalu melihat siapa yang menelepon di jam yang hampir mencapai pukul 11 malam itu.
Seketika iris (eye color)mu terbuka lebar dan mengangkatnya tanpa pikir panjang lagi.
"Ha--" Ucapanmu langsung dipotong sepihak dari seberang sana.
"Keluar rumah. Jangan sampai Tou-sanmu bangun." Tuut.
Hanya berbekal jaket (favorite color) tebal milikmu yang tergantung di pintu kamar, kamu bersegera keluar rumah, hendak menemui orang yang tampaknya menunggumu di tengah malam bersalju ini.
...I'm Here...
Punggung yang sama yang selama kurang lebih sebulan ini kamu lihat terus menerus sepanjang harimu, berdiri menyandar di tembok pagar rumahmu.
Akashi, kekasih dengan status tak jelas milikmu.
Kepulan uap yang keluar dari mulutnya, justru membuat Akashi terlihat seperti kereta uap dengan sisa pembakaran yang dikeluarkannya. Tanpa sadar, kamu pun terkikik kecil yang menarik perhatian Akashi untuk menoleh ke belakang, menangkap sosok cantikmu yang meski hanya berbalut jaket tebal berbulu/bertudung dan celana katun selutut.
"Lama sekali," protesnya dengan nada tak biasa yang membuatmu sontak menghentikan tawa tertahanmu.
Sorot mata Akashi terlihat begitu menyeramkan di matamu. Apa ini hanya perasaanmu saja yang masih memikirkan masalah-masalah yang terjadi dalam satu hari ini, atau karena memang Akashi yang memasang tampang mengerikannya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here...
FanfictionCOMPLETED ... Attention!! Saya hanya pinjam Akashi Seijuurou milik Fujimaki Tadatoshi-sensei sebagai karakter. *-*-* Percayakah kalau Akashi bisa jatuh cinta? Dan percayakah kalau dia tidak akan melupakan cinta pertamanya? Percayakah lagi kalau Akas...