Selama di dalam lift, kamu tidak bisa berkata apa-apa. Hanya terus berdiri di tempat, bahkan tidak mau mundur dan menyejajarkan berdirimu dengan Akashi. Karena jika sejajar, maka kamu akan terus merasa panas dan tidak nyaman.
Ada apa ini? pikirmu. Kenapa rasanya ada yang aneh? Akashi yang tiba-tiba mengatakan kalau dia menyukaiku, lalu cincin yang dia berikan padaku yang ternyata sebelumnya ia berikan pada tunangannya... tunggu, tunangan?
Perlahan, kamu menengok ke belakang di mana ada Akashi di sana. Ya, Akashi ada di sana, bersandar di dinding lift sambil melipat kedua tangannya di depan dada, juga matanya yang terpejam. Apa dia tertidur?
Sebelum kamu sempat bertanya, liftnya sudah berhenti di lantai yang kamu tentukan tadi. Kamu berjalan keluar yang diikuti oleh Akashi yang berjalan pelan di belakangmu. Kamu jadi merasa risih sendiri, karena adanya bos besar yang malah berjalan di belakang sekretarisnya sendiri.
Kamu pun berbalik, dan menukar posisimu dengan Akashi di mana kamu yang sekarang ada di belakangnya.
"Hei," seru Akashi yang membuatmu jadi mengangkat kepalamu yang semula tertunduk. "Kenapa kau di belakang? Kenapa tidak di sampingku saja, (first name)?"
Kamu menggeleng cepat. "S-saya sekretaris Anda, jadi saya harus tetap di belakang An--"
Tangan Akashi menarikmu paksa dan membuatmu berdiri di sampingnya, dengan posisi setengah dipeluk. Beruntung dekapannya tidak terlalu kuat, jadi kamu bisa melepasnya meski tidak kembali lagi ke belakang Akashi.
"M-maaf," katamu sambil membungkuk dalam. Akashi menghela napasnya, lalu kembali menarik tanganmu, tapi kini hanya dalam posisi menggandeng.
"A-Akashi-sama?" tanyamu yang terkejut akan apa yang dilakukan Akashi.
Akashi sedikit menoleh dan menyeringai tipis. "Tidak masalah, kan, kalau aku menggandeng tangan kekasihku sendiri?"
Kamu tidak terkejut, atau tidak membulatkan matamu atau semacamnya. Justru, kamu merasa bersalah, sangat bersalah, jauh di lubuk hatimu.
Apa yang akan dilakukan tunangannya jika kembali dan melihatku bersama Akashi seperti ini? pikirmu.
...I'm Here...
Kembali ke ruangannya, kamu langsung meminta pekerjaan dari Akashi. Mengurus dokumen atau apapun itu, kamu menerimanya.
Akashi yang menyadari adanya keanehan padamu, terutama sejak dia mulai menggandeng tanganmu tadi, menghampirimu yang ada di meja kerja sambil terus berkutat dengan netbook (favorite color)mu.
Mata hetero Akashi melirik ke jari tanganmu yang sudah tidak terlingkari cincin peraknya lagi. Dengan mengikuti instingnya, Akashi mengambil tangan kananmu.
"Mana cincinnya?" tanyanya dengan nada panik yang masih tertutupi oleh kewibawaannya, yang mengakibatkan tetap terdengar datar dan biasa.
Kamu mengangkat kepalamu dan menatap Akashi dengan tidak biasa. "Apa aku harus menerima pernyataan cinta seseorang yang sudah bertunangan?"
Akashi membulatkan matanya. Dia tidak menyangka kamu akan bertanya hal demikian. Perlahan, dia melepaskan genggamannya dan tertawa pelan. Kamu hanya menaikan alismu, bingung.
"Pasti Tetsuya dan Satsuki yang mengatakannya padamu, kan?" tanya balik Akashi yang membuatmu semakin tidak paham.
"Itu memang punya tunanganku," akunya. "Tapi kami sudah berpisah sekitar lebih dari dua tahun ini. Jadi, tidak masalah jika aku merasakan yang namanya jatuh cinta lagi, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here...
FanfictionCOMPLETED ... Attention!! Saya hanya pinjam Akashi Seijuurou milik Fujimaki Tadatoshi-sensei sebagai karakter. *-*-* Percayakah kalau Akashi bisa jatuh cinta? Dan percayakah kalau dia tidak akan melupakan cinta pertamanya? Percayakah lagi kalau Akas...