**Here 17** : Kejutan Tahun Baru

1.1K 132 30
                                    

"Ini untukmu, (first name)-chan."

Seorang laki-laki berperawakan tinggi, setidaknya lebih tinggi darimu, berdiri di hadapanmu sambil menyodorkan sesuatu. Sebungkus kado dengan kertas kado bermotif yang kamu suka, juga dengan warna kesukaanmu. Melihatnya, kamu langsung tersadar apa makna hadiah itu.

"Terima kasih," ucapmu singkat dengan senyum yang mengembang. Tak lupa, kamu menerima pemberian pria tersebut.

Ternyata laki-laki itu juga balas tersenyum. "Selamat ulang tahun ya, (first name)-chan..."

Mendadak, semua yang kamu lihat di depan memudar. Pertamanya kamu memang panik, melihat lelaki yang pernah singgah--atau bahkan masih singgah--di hatimu itu meleleh bak gunung es di kutub selatan. Namun kemudian, bayangan lain terlihat olehmu, seperti sebuah film baru yang diputar setelah film sebelumnya. Bedanya, kamu lah heroine di film ini.

"(First name)," panggil suara seorang pria kepadamu. Bersamaan dengan itu, sosoknya memperlihatkan diri. "Karena hari ini aku ulang tahun dan tidak ingin hadiah apa-apa darimu, bagaimana gantinya kau temani aku makan malam saja?" pintanya.

Ah, rasanya ini pernah kamu alami sebelumnya. Sekitar kurang dari 2 minggu yang lalu. Tepatnya pada tanggal 20 Desember, ulang tahun Sang Emperor.

Melihat pria surai merah itu tersenyum merekah ke arahmu, ditambah tangannya yang sudah terulur, meminta tanganmu menerimanya, kamu pun ikut tersenyum lalu mengangguk.

"Aku senang, akhirnya aku tidak sendirian lagi di hari ulang tahunku tahun ini..."

Bats!

**...I'm Here...**

Cliing

Matamu terbuka begitu cahaya dalam pikiranmu, yang rupanya hanyalah mimpi, hilang. Dengan punggung yang terasa sedikit sakit, kamu paksakan dirimu untuk bangun dan mendudukan diri di pinggir kasur. Dan, tunggu dulu... Bukankah tadi, ada benda yang menggelinding jatuh?

Kamu alihkan matamu ke sisi ranjang. Di bawah sana, di atas lantai, kamu mendapati sesuatu bersinar terkena pantulan cahaya sang surya yang menerobos masuk dari celah-celah jendelamu.

"Apa itu...?" gumammu pelan sebelum akhirnya kamu sadar benda apa itu. Oh, itu cincin perak bertahtakan batu ruby indah pemberian Akashi.

Dengan gerakan cepat, kamu membungkuk sedikit dan meraihnya. Memasangkannya kembali ke jari manis kananmu.

Kedua manik (eye color)mu terus-terusan memandangi keindahan cincin perak itu. Bukan karena kagum, hanya saja kamu sedang meresapi segala macam emosi yang ada di dalam cincin itu, terutama perasaan Akashi yang entah kenapa terasa begitu 'tulus' hanya dari batu merah delima yang seperti mata Akashi itu. Tunggu... Mata Akashi?

Teringat kembali ketika pertama kali kamu bertemu Akashi. Kedua matanya yang masih semerah batu ruby di cincin yang kamu kenakan sekarang ini, sampai mata sebelah kirinya yang berubah, hampir seperti mata seekor kucing.

Kepalamu menggeleng cepat, mencoba membuang pikiran aneh barusan tentang kekasih yang awalnya masih jadi paksaan, tapi kemudian kamu mulai terima dalam ruang-ruang di hatimu.

Tanpa sadar, senyuman terukir indah di wajah manismu. Senyuman yang benar-benar menunjukan seorang wanita yang tengah dilanda mabuk asmara.

"Aku yakin kalau kau memang serius padaku, Sei..."

I'm Here...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang