"Apa kabar, Akashi-cchi? Makin keren saja sekarang-ssu!"
Pasrah, mengikhlaskan. Hanya itu yang bisa dilakukan Akashi sekarang. Dalam waktu kurang dari 3 jam, kencan pertamanya dengan kamu sudah dihancurkan dengan kedatangan si kuning tukang fotokopi ini.
Akashi berulang kali membuang napasnya kesal. Tapi setiap dia melihatmu tersenyum ceria--apalagi memilih untuk duduk di samping Kise dan membiarkan Midorima duduk di samping Akashi, si merah seolah tak bisa apa-apa. Hm? Yakin, Akashi Bokushi tidak suka (first name)?
"Kenapa kau bisa di Kyoto, Ryouta-chan?" Pertanyaan darimu sontak membuat Midorima dan Kise tersentak. Akashi yang juga ingin tahu, memasang wajah curiga kenapa tiba-tiba aura keduanya berubah.
Kise tertawa canggung. "Haha! Karena aku kebetulan bertemu Midorima-cchi di tempat pemotretanku? Yah! Pokoknya itu-ssu!"
Hoo. Mungkin kamu bisa dikibuli. Tapi tidak dengan Akashi Seijuurou. Dia memang tahu sejak keduanya datang. Atas dasar apa Midorima juga Kise mendatangi restoran yang tengah dijadikan tempat makan siang dalam kencannya denganmu? Pasti ada sesuatu di dalamnya.
Akashi berdeham pelan. "Lalu, kenapa kau bisa tahu kalau aku dan (first name) ada di sini, Shintarou?"
Midorima seketika merasa seperti bulu kuduknya di sisi dekat Akashi berdiri. Mencoba menghilangkan kegugupannya, manusia hijau itu menaikan kacamatanya.
"H-hanya kebetulan karena aku melihat fotomu di akun Inst*grammu-nanodayo," jawab Midorima pada akhirnya.
Hmm, Akashi kepikiran soal ini. Mungkin dirinya harus terlihat percaya, setidaknya karena masih adanya dirimu di dekatnya. Jadi, dia harus menahan perasaan ini dulu sampai saatnya tepat.
Kise tiba-tiba saja menepukan tangannya. "Oke! Bagaimana kalau kita ke akuarium saja-ssu? Karena kalau saljunya nanti turun, bakal jadi menyenangkan ketika melihat ikan-ikan-ssu!"
"Ide bagus, Ryouta-chan!" teriakmu menyetujui usul Kise yang menurut Author 'gak banget'. "Bagaimana, Sei?"
Akashi terlihat menimbang. Ini artinya, kencannya akan jadi gan--tidak, tidak. Lebih tepatnya bukan ganda. Mungkin... harem? Ini tidak bagus.
Merasa semuanya sudah hancur, Akashi memutuskan menarikmu paksa dan membawamu pergi dari restoran, meninggalkan Midorima juga Kise yang memandang bingung kelakuan Akashi.
"Tung--Sei!?" Akashi tidak menggubris, dan memaksamu masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu Akashi ikut masuk dan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, entah akan ke mana.
...I'm Here...
Lampu merah. Bahkan setelah sejak keluar dari restoran tadi, Akashi tidak membuka mulutnya yang membuatmu jadi canggung beratus-ratus kali lipat.
Melihat lampu yang masih belum hijau, akhirnya kamu putuskan untuk bertanya saja padanya, walau tahu kemungkinan besarnya tidak akan dijawab.
"Kau... ce-cemburu, ya, Sei?" tanyamu sambil menengokan kepalamu seutuhnya ke arah kekasihmu itu.
Akashi tidak menjawab, dan terus fokus pada jalanan yang ternyata lampunya sudah hijau.
"Kuantar kau pulang," ucapnya tanpa menjawab pertanyaanmu tadi.
Hmm, ini jadi menarik buatmu. Awalnya kamu tidak habis pikir, untuk apa Akashi menembakmu setelah dia bilang dia jatuh cinta padamu on the first sight, lalu bilang juga kalau dia sudah putus dengan tunangannya itu. Jadinya setelah semua fakta itu, kamu kira kalau Akashi kemungkinan besar main-main. Tapi jika dilihat dari tingkahnya sekarang, ini malah terlihat seperti dia cemburu akan suatu hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here...
FanfictionCOMPLETED ... Attention!! Saya hanya pinjam Akashi Seijuurou milik Fujimaki Tadatoshi-sensei sebagai karakter. *-*-* Percayakah kalau Akashi bisa jatuh cinta? Dan percayakah kalau dia tidak akan melupakan cinta pertamanya? Percayakah lagi kalau Akas...