Pt. 2

334K 26K 5.1K
                                    

Eun Jo kembali melangkah dengan cepat. Berlari menyusuri koridor yang panjang dengan sesekali menoleh ke belakang. Ia harus cepat-cepat bersembunyi. Sebelum anak ayam kembali tertangkap.

"Sial! Kenapa koridor ini harus buntu."

Seingatnya sekolah ini punya banyak jalan terhubung. Ah sial!

"Park Eun Jo!"

Eun Jo sedikit tersentak kaget saat suara dingin itu berteriak memanggil namanya dari belakang. Degup jantungnya berdetak cepat saat mata pemuda itu menangkap dirinya dengan sorot yang begitu tajam. Tamat sudah hidupnya.

Lagi-lagi, anak ayam kembali tertangkap.

"Belikan aku minum."

Eun Jo kembali menatap jengkel sosok di depannya. Tidak bisakah pria di depannya itu memberikan waktu istirahat padanya barang sebentar. Bahkan belum ada satu menit ia mendudukkan bokongnya di bangku taman.

"Oh, ya. Pulang nanti ambilkan buku aljabar di perpus. Jangan lupa bawa bolaku juga."

Kau punya kaki, kan. Beli sendiri, ambil sendiri. Dasar gila. Keparat. Batinnya marah.

Namun yang terdengar, "Ya, Sonbae. Tapi sebentar lagi masuk."

"Penolakan sama dengan ciuman."

Brengsek. Terkutuk kau bintang merah muda idiot!

Gadis itu mengangguk pasrah. Dengan terpaksa Eun Jo harus kembali menuruti pria itu, ia tidak ingin kejadian malam itu terulang kembali. Bibirnya luar biasa bengkak. Ciuman Jungkook benar-benar tidak bisa ditoleransi.

"5 menit. "

"Iya aku tahu." katanya berusaha menahan amarah yang sudah meluap-luap. Gadis itu langsung berlari menjauh meninggalkan sekelompok pria yang tertawa cukup keras di belakangnya.

"Eun Jo benar-benar menggemaskan saat marah. Kau lihat tadi ekspresi wajahnya, aku benar-benar ingin mencium pipinya." Jimin mencubit lengan Taehyung yang duduk disampingnya dengan keras. Sesekali ia juga memukul punggung Taehyung.

"Yak! Pendek. Dasar gila. Tangan kecilmu itu bisa menghancurkan tubuhku, kurcaci Bodoh!"

Taehyung menoyor kepala Jimin yang lebih pendek darinya dengan cepat. Membuat pria itu hampir kehilangan keseimbangan. Ia sedikit mengaduh pelan sambil sesekali mengelus kepalanya yang terasa sakit dan agak berdenyut.

Jungkook yang melihatnya tersenyum kasar. Pria itu lalu berjalan perlahan mendekati Jimin. "Kalau kau berani bermain dengan anak ayamku. Maka jangan salahkan aku kalau tiba-tiba kau menemukan kucing manis kesayanganmu itu sudah tidak berdaya lagi di dalam kamarnya." bisik Jungkook dingin. Wajahnya yang tampan itu kini berubah datar. Matanya menatap Jimin tajam. Jiwa iblisnya kembali.

Jimin yang mendengarnya membelalakan kedua mata. Pupilnya hampir keluar. Pria itu lalu menggeleng dengan cepat.

Tidak. Jangan Mini. Tidak boleh.

"Jungkook, aku_"

"Masing-masing dari kita sudah mendapatkan hewan percobaan, kan. Taehyung punya beruang coklatnya, kucing milikmu, terakhir anak ayamku. Dan perjanjiannya, tidak ada yang boleh mencoba hewan percobaan milik yang lain. Melanggar. Berarti__" Jungkook menghentikan ucapanya sebentar, tangannya yang bebas perlahan naik ke atas memukul keras dan meremas cukup kuat pundak Jimin, "Kau siap untuk jadi target selanjutnya, Jim? Aku sangat benci dengan orang-orang yang melanggar janjinya. Kau tahu itu, kan? "

Jimin meringis pelan saat merasakan remasan di pundaknya. Jungkook gila. Psikopat. Anak iblis. Itu yang ada dipikirkannya. Ia sadar tidak seharusnya ia diperlakukan seperti ini mengingat ia yang paling tua diantara mereka bertiga. Meskipun hanya terpaut 4 bulan. Seharusnya ia dihormati disini, tapi sedikitpun, ia tidak bisa marah atau membenci Jungkook.

The Byuntae, CreepyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang