Langit malam tampak kosong dari bintang. Awan menggantung rendah membuat udara malam jauh lebih dingin.
Aku menyimpan tanganku jauh ke dalam saku celana. Cahaya komputer mengenai wajahku ketika berbalik menjauhi jendela.
Mengabaikan fakta bahwa otakku terlalu penuh dengan rumus dan teori merupakan salah satu hal mudah yang bisa kulakukan. Tetapi mengabaikan keberadaan perempuan yang tinggal bersamaku bukan perkara mudah.
Semakin hari aku makin terobsesi padanya. Aku ingin malam cepat berlalu.
Seperti kebanyakan siswa-meskipun dapat predikat bagus-aku juga benci sekolah.
Kalau bukan karena Eunjo, aku tidak akan sudi membusuk di perpustakaan atau menenggelamkan wajahku pada buku hingga pagi.
Aku bergerak ke kamarnya. Lampu kamarnya padam. Pasti dia sudah tidur. Tapi aku hanya ingin menemuinya.
Aku menyukaimu.
Perkataan sialan itu tidak mau pergi dari kepalaku. Membuatku malu jika harus memikirkannya lagi.
Tanganku yang lain menyentuh knop pintu. Satu detik kemudian aku meremas jariku, mengingatkan diriku bahwa aku tidak boleh mengganggunya.
Sial, ini membuatku gila.
Baiklah, jangan ganggu. Gagasan itu muncul.
Aku hendak berjalan ke kamarku sendiri. Tetapi lagi-lagi aku tidak berhasil menguasai diriku hingga kembali ke pintu kamar Eunjo setengah berlari.
Aku mencoba membukanya lagi... Namun gagal.
"Ah, michigetda (Aku sudah gila)."
Karena penasaran, akhirnya hanya kutempelkan telingaku ke pintu.
Hening.
"Aish, apa yang kupikirkan?! Pasti sudah tidur."
Aku menarik napas berat dan menjauhkan diriku dari pintunya. Menatap pintu coklat kayu itu dengan kedua tangan yang tersimpan di saku.
Cklek.
Pintunya terbuka. Refleks kupalingkan wajahku ke plafon.
"Oh?" Kedengarannya dia terkejut. "Sunbae, kenapa ... kau bisa ada di depan pintuku?" tanyanya dengan suara tidak terlalu jernih.
Biar kutebak, dia terbangun?
"Tidak bisa tidur," jawabku singkat.
Cause you drive me crazy.
"Tidak sedang mengintipku?" Kecurigaan dari suaranya terdengar berlebihan.
Aku segera meliriknya dari sudut mataku. Wajah Eunjo kelihatan seperti baru terbangun di tengah malam.
"W-wae? Apa salah kalau aku berkeliaran di dalam rumah? Kau sendiri, kenapa tiba-tiba keluar dari kamarmu?"
"Aku harus ke kamar mandi."
Sebagai respon, aku berdeham dan memutar tubuhku menuju kamarku tanpa mengatakan apapun.
Ah sial. Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya. Sepenuhnya aku hampir dikuasi kebodohan karena menginginkan Eunjo mengucapkan selamat malam atau semacamnya.
"Igeo, (umm)" kata seketika saat aku membuka pintu kamarku.
Aku menahan diriku demi menunggunya bicara.
"Sunbae, Jangan tidur terlalu pagi... jalja (night)."
Perlahan sebagian bibirku melekuk. Kubasahi bibirku, dan berusaha membuat suaraku tidak tersenyum. "Hm."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Byuntae, Creepy
Fanfiction[DINOVELKAN] [TERSEDIA DI GRAMEDIA] Jeon Jung Kook. Tukang paksa. Kejam. Keji. Seingatku, dia adalah orang yang suka sekali menjadikanku target kekejamannya di sekolah. Obsesinya bisa saja menghancurkanku. Sampai aku harus menerima kenyataan yang su...