Pt. 45

110K 12.2K 4.1K
                                    

Aku sibuk mengaduk-aduk makanan di loyang. Menu kafetaria sekolah tidak membuatku berselera.

Tidak, tidak. Bukan menunya yang membuatku tidak bernafsu.

Belakang ini aku memang tidak tertarik mencicipi berbagai jenis makanan. Aku terus terbebani dengan pikiranku terhadap Jungkook.

Kami bertengkar. Itulah penyebab nafsu makanku menurun drastis.

Miris rasanya ketika saling berpapasan namun tidak berbicara selayaknya tidak saling kenal.

"Ya, Park Eunjo!" Soyeon menyikutku. "Jangan mengulur waktu. Cepat ceritakan."

"Mwoga?"

"Geu nal, saat mereka menyiksamu di toilet." (hari itu)

Menyiksa terdengar berlebihan. Padahal mereka hanya menamparku dan menendang perutku satu sekali.

"Ah...," aku mengangguk-angguk ke arah meja, dan menggantung kalimatku, "... geunyang," (begitulah)

"Ya, jangan bercanda."

Seketika aku menoleh kepadanya.

Mataku menyipit. "Pasti kau yang memberitahu ini pada Jungkook?"

Pertanyaanku sukses membuatnya lupa memaksaku bercerita. Yang kuceritakan padanya tadi cukup tentang Kwon Soo Ah.

Ia berkedip, mulutnya terbuka kaget menampilkan dua gigi kelincinya. Gigi itu mengingatkanku pada orang yang tidak asing.

"D-dari mana...?"

Lalu ia terlihat pasrah dan menyerukan sesuatu, "Mianhae, sejujurnya waktu itu aku menyadari kondismu," ujarnya bersimpatik. "Firasatku buruk ketika melihat gadis-gadis sialan itu masuk ke toilet. Jadi, aku memanggil Jungkook dan membeberkan segalanya. Mian."

"Mianhae hajima," kataku lembut. (Berhentilah minta maaf). "Pertolonganmu membantuku. Gomawo."

Sungguh, aku berhutang pada Soyeon. Apabila dia tidak memberitahu Jungkook, nyawaku terancam.

Ia menelan makanannya cepat-cepat, lalu bersuara. "Park, Eunjo, kau tahu apa yang kupikirkan tentang Soo Ah?"

Aku meliriknya.

Soyeon menggoyangkan sumpitnya di udara seperti moderator. "Manusia tidak melepas kulitnya, macan tidak meninggalkan belangnya, tapi ular terus berganti kulit. Ular akan semakin mengerikan ketika berganti kulit. Dan Kwon Soo Ah adalah ular," ringkasnya tajam.

Menerima jawaban itu, aku tersenyum hati-hati. Soyeon ikut tersenyum dan kembali makan.

Aku menerawang ke dalam loyangku.

"Karena masalah ini aku dan Jungkook jadi bertengkar," gumamku memecah kesenyapan.

Tiba-tiba Soyeon memukul pundakku. "Ya, menurutku apa yang kau lakukan sudah benar. Berhenti menyalahkan dirimu. Jeon Jungkook harus tahu mana wanita buangan dan wanita pujaan."

Lalu ekspresinya berubah. "Mestinya kau menyaksikan Jungkook saat memarahi gadis-gadis itu."

Jemarinya menggeliat-geliat di depan wajahnya. Nada suaranya mendalam, "Sikapnya sangat mengerikan dibanding dulu dia menindasmu. Dia mengamuk pada tiga gadis itu seperti Hulk."

Ah. Benarkah?

"Yang terpenting dia membawamu pulang dengan selamat, dan merawatmu hingga sehat," lanjut Soyeon ceria.

Kemudian dia menunjukan sesuatu di lengan kiri dengan cara menggoyangkan.

"Kim Taehyung memberiku gelang couple."

The Byuntae, CreepyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang