Pt. 36

118K 12.8K 2.5K
                                    

Some scenes have been deleted.
Associated with the copyright of the publisher.

The Byuntae, Creepy is available at bookstores and online bookstores.

Love,
Karindii

###

Malamnya aku tiba di halte. Jungkook mengirimiku pesan bertubi-tubi.

Jungkook: Angkat teleponmu!!

Jungkook: Sudah selesai bertemu ayahmu? Kenapa tidak ada di rumah?

Jungkook: Di mana? Aktifkan GPS, nanti kujemput..

Kuaktifkan GPS-ku dan mengirim pesan balasan.

"Siapa?" Jimin mencoba mengintip handphone-ku, namun segera kumasukan ke saku hoodie.

Jimin mengantarku karena Soyeon khawatir jika aku harus pulang sendiri.

"Jungkook," jawabku.

Suasana kami terasa canggung, bagiku.

Dia menggerakkan kepalanya tanda mengerti.

"Sunbae, bus-nya tidak lama lagi. Terimakasih mau mengantarku. Sebaiknya kau juga pulang."

Tanpa bicara, Jimin melewati bahuku, mengecek jadwal di papan kaca halte.

"Sebentar?" Dahinya berkerut. "Bagimu menunggu 15 menit sendirian itu sebentar?"

"Iya, tidak apa-apa."

"Duduklah." Dagunya digerakkan ke kursi tunggu, dan berkata, "aku tetap di sini."

Aku berusaha menarik napas gemetar tanpa bicara. Aku juga tidak melakukan keinginannya. Aku tetap berdiri.

Selama beberapa detik saling diam, Jimin memanggilku, "Park Eunjo."

Dalam waktu singkat Jimin memutar tubuhku, membuat mata kami bertemu. Tangannya turun dari bahuku. "Bagaimana perasaanmu?"

"Lebih baik." Saat ingin kembali mengahadap jalan, Jimin menahan bahuku.

"Aku punya dua tiket pameran seni di Incheon, tapi aku tidak tahu harus pergi dengan siapa. Soyeon tidak suka ke tempat seperti itu. Mungkin kau mau?"

Meski dia sudah melepas pundakku, tapi aku terlalu takut untuk dapat bergerak pergi.

Kumohon, siapapun, aku tidak suka situasi ini. Bantu aku keluar dari kondisi ini.

Bola mata Jimin menatapku, menunggu sesuatu. Tatapan itu bagai berkata jika aku bisa menemaninya.

Mendadak aku terperanjat ketika seseorang menautkan tudung hoodiku ke kepala hingga menutupi mataku.

Kemudian sebuah tangan melingkari pundakku. Tubuhku ditarik pelan.

Aku tidak melihat apapun. Waktu seperti mati di antara kami.

Punggungku melekat di dadanya.

"Sayang sekali,"

Suara itu... aku kenal.

Jeon Jungkook.

Detak jantungnya memburu. Tangannya merangkumku makin dalam.

Suaranya kembali berdengung,
.
.
.
.
.
.

"Dia milikku."

-to be continued-

The Byuntae, CreepyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang