"Sudah kau temukan?"
Suara bariton Wonwoo terdengar menusuk. Walaupun ia hanya bertanya, tapi tetap saja, bagi Namjoon suaranya terdengar menyeramkan.
Seperti seekor beruang yang akan menelan hidup-hidup mangsanya.
"Kau ingin menemuinya?"
"Hmm. Aku merindukannya."
"Kapan?"
"Malam ini. Lebih cepat lebih baik."
Namjoon mengangguk dan tersenyum.
"Kalau begitu, sampaikan salamku untuknya. Oh, ya. Apa kau sudah cari kado untuk Jungkook?"
Dari duduknya Wonwoo menyeringai puas. Lelaki itu mengendikkan bahunya acuh tak acuh. "Kenapa aku harus memberikan bocah itu kado?"
"Sebagai tanda kasih sayang dari seorang kakak, tentu saja kau harus memberikannya sesuatu."
"Jungkook sudah besar dan dia tidak membutuhkan hal-hal semacam itu. Lagipula, dalam rangka apa aku harus memberinya hadiah? Dia tidak memenangkan sesuatu. Dan juga, ini bukan hari valentine."
Mendengar ucapan Wonwoo di hadapannya, Namjoon hanya bisa membuka mulutnya lebar. Raut wajahnya benar-benar menunjukkan keterkejutan di sana.
"Kau tidak melupakan hari ulang tahun Jungkook kan?"
Wonwoo tersentak dalam duduknya. Kepalanya yang menunduk menatap beberapa berkas di atas meja lantas mendongak menatap tajam Namjoon di depannya.
"Wonwoo, hari ini dia ulang tahun."
"Aku ingat."
"Yeah, sesudah kukatakan ini hari ulang tahunnya. Kau lupa dengan ulang tahun Jungkook," cetus Namjoon.
Wonwoo terdiam. Rahangnya mengeras.
"Sebenarnya ada apa denganmu, Dude. Kenapa kau berubah sejauh ini. Kau berbeda."
"Namjoon."
"Apa karena Mari?"
"Tsk, apa kita harus membahas hal ini sekarang?" desis Wonwoo.
Namjoon mendengus pelan. Kepalanya menggeleng tertahan.
"Baiklah, aku tidak akan membahasnya. Tapi, setidaknya, jangan membuat Jungkook kecewa seperti apa yang aku dan Hoseok rasakan sekarang padamu Wonwoo."
Wonwoo meremat kuat pena digenggamannya. Mengatup rapat bibirnya yang sejak tadi ingin memaki.
"Belikan dia sesuatu. Aku pergi."
Suara dentuman pintu tertutup mengisi ruangan Wonwoo. Membuat ruangan besar itu kembali sunyi seperti sebelumnya.
"Melupakan ulang tahunnya. Apa dia bilang, kado?! Bahkan dari sebulan yang lalu sudah kusiapkan kejutan untuknya."
Wonwoo mengambil ponsel miliknya dari kantong celananya. Sudut bibirnya terangkat mendengar suara seseorang di sebrang sana.
"Halo, ini aku Wonwoo. Bisakah kita bertemu?"
-#-
Katanya pernikahan itu manis.
KATA SIAPA? Kata ayam?!
Buktinya aku menderita. Jungkook itu sudah sinting. Kadang sifatnya berubah sesuka hati.
Dulu, bahkan dia tak pernah melirikku seinci pun. Sekarang dia seperti merantaiku dan memenjarakanku di sudut terdalam dari palung.
Kalian tahu betapa kacaunya aku? Sangat kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Byuntae, Creepy
Fanfiction[DINOVELKAN] [TERSEDIA DI GRAMEDIA] Jeon Jung Kook. Tukang paksa. Kejam. Keji. Seingatku, dia adalah orang yang suka sekali menjadikanku target kekejamannya di sekolah. Obsesinya bisa saja menghancurkanku. Sampai aku harus menerima kenyataan yang su...