Pt. 38

115K 12K 4.6K
                                    

Udara pagi dari jendela kamar menyetuh permukaan kulitku yang masih sedingin es.

Kuayunkan tubuhku ke papan kegiatan. Aku meringis melihat sticky note kiriman Jungkook.

 Aku meringis melihat sticky note kiriman Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiap kali menatap kertas itu darahku berdesir.

Terhitung empat hari aku menghindarinya. Jungkook sibuk belajar, jadi ia berangkat lebih awal dan pulang larut malam. Seharusnya tak perlu aku khawatirkan.

Dan tentang pengakuan cintaku... rasanya masih sangat memalukan.

Aku berusaha bersembunyi darinya- di mana pun itu, asal membuatku tenang.

Kemudian aku mengendap keluar. Monggu meringkuk di bantal berbulu. Seperti biasa mangkuknya sudah terisi.

Sebelum keluar rumah aku mengintip dari celah pintu, memastikan keadaan di luar aman. Fyuh. Semua terkendali. Tubuhku bergerak cepat, mengunci pintu, dan berlari turun ke jalan.

"Park Eunjo."

Mimpi buruk.

Mataku membulat. Rahangku turun beberapa senti.

Kumohon biarkan aku pingsan sekarang juga.

Seperti Wolverine dalam film X-Men yang mengalami keracunan akibat suntikan adamantium dan mendapat efek kehilangan nyawa atau paling tidak lupa ingatan. Aku berharap seperti itulah hidupku sekarang.

"Jeon Eunjo."

Aku melompat berbalik sambil menampilkan deretan gigiku. "Oh, Sunbae. Kau belum pergi?"

Jungkook berdiri di samping motornya dengan helm di tangan. Ia mengenakan setelan seragam. Rambutnya sedikit tersingkap mempertontonkan bagian dahinya yang putih mulus.

Ia mendekat satu langkah. "Kau menghindariku."

Dalam sekejap aku tertawa. Tawa palsu yang dipaksakan. Seperti tawa orang tidak waras, bahkan di telingaku sendiri.

Kudorong bahunya. "Eiii, Sunbae. Geugo aniji." (Bukan begitu). Lalu kulirik jam tangan. "Oh, omo. Bukankah kelas senior harus mengisi evaluasi bulanan? Cepatlah pergi."

Kemudian aku membungkuk sopan. "Joshimhae. Na meonjeo galge." (Hati-hati. Aku pergi duluan)

Aku pergi sebelum ia bicara. Namun tiba-tiba Jungkook mencapit kerah seragamku hingga aku berputar kembali menghadapnya.

"Beberapa hari ini aku terus meneleponmu."

"Baterai handphone-ku habis."

"Setidaknya balas pesanku."

"Handphone-ku dalam mode flight."

"Di sekolah aku tidak melihatmu?"

"Cuacanya kering dan panas. Aku malas keluar."

The Byuntae, CreepyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang