Lagi-lagi aku mengangkat bahu. Tanganku masih sibuk pada piring-piring kotor di wastafel.
Setelah berpesta, mereka meninggalkanku di dapur. Sampai beberapa menit lalu Jimin masuk ke dapur dan bertanya tentang kami, maksudku Jungkook dan aku.
"Aku masih aneh, kalian benar-benar bersama?"
"Bisakah Sunbae berhenti bertanya? Kenapa aku menikah dengannya, ada hubungan apa aku dengannya, sejak kapan aku menikah dengannya. Karena... aku. Juga. Tidak. Tahu."
"Oke, oke. Baiklah. Sepertinya kau terkena depresi akut karena Jungkook. Anak itu memang begitu, tapi kalau kau mengerti dia sebaik dia memperlakukanmu... maka semua beres."
Aku berbalik menatap Jimin di kursi pantry dengan pandangan bisakah-kau-berhenti-bicara-tentang-Jungkook.
Dan lagi, baik apanya? Kalau dia memperlakukanku dengan baik, aku sudah jatuh cinta padanya.
Dia tersenyum. Tangannya terangkat tinggi, "Oke. Lupakan masalah ini."
Ada jeda cukup lama di antara kami sampai dia membuka lagi suaranya.
"Dulu kalau tidak salah kau menyukai Jungkook. Kau sering mengirim bekal padanya, kan?"
Kenangan yang terkubur di dasar kembali ke permukaan.
Jimin seolah sedang mengorek masa laluku yang menyedihkan.
"Jungkook marah karena kau tidak tahu, kalau dia tidak suka udang. Dia masuk rumah sakit setelah makan bbimbab buatanmu."
"Aku tidak meracuninya."
"Tapi ada udang di dalamnya."
"Aku tidak peduli. Kenyataanya, dia terus menggangguku."
"Awalnya tidak, aku juga tidak paham kenapa anak itu tertarik menggangumu setelah keluar dari rumah sakit."
"Ngomong-ngomong Sunbae tidak ikut main?" Tanyaku mengalihkan topik.
"Tidak. Mereka maniak game. Aku kurang suka."
Aku kembali pada cucian piring sambil mengangguk, mengamini.
Lagipula apa asiknya game online.
Dalam waktu yang agak panjang, kami terdiam. Hingga aku menyelesaikan cucian piring, kami masih terus diam.
"Mau kutunjukan sesuatu?" tanyanya tiba-tiba.
Dia turun dari kursi dan berjalan mendekat sambil mengeluarkan ponsel.
Jantungku berdetak-detak ketika Jimin sudah ada di dekatku sambil menyandarkan punggungnya ke pintu kulkas.
Dari jarak sedekat ini, Jimin terlihat jauh lebih tampan.
Dia membuka galeri dan menunjukan satu foto dari ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Byuntae, Creepy
Fanfiction[DINOVELKAN] [TERSEDIA DI GRAMEDIA] Jeon Jung Kook. Tukang paksa. Kejam. Keji. Seingatku, dia adalah orang yang suka sekali menjadikanku target kekejamannya di sekolah. Obsesinya bisa saja menghancurkanku. Sampai aku harus menerima kenyataan yang su...