Pt. 37

129K 12.6K 4.1K
                                    

Some scenes have been deleted.
Associated with the copyright of the publisher.

The Byuntae, Creepy is available at bookstores and online bookstores.

Love,
Karindii

###

Jungkook membuka lipatan jaket Levis-nya dengan cara mengibaskannya di udara.

"Kenapa aku harus pakai jaketmu?"

Aku membiarkan Jungkook merangkum jaketnya di badanku.

Jungkook masih marah. Bisa kulihat dari caranya meninggalkan halte. Aku mengerti apa masalahnya. Kemungkinan besar ini berhubungan dengan Park Jimin.

"Aku belum beli jaket motor untukmu."

kata 'beli' membuatku berpikir bahwa kami akan naik motor berdua lain waktu.

"Jaketmu besar sekali," komentarku gugup.

Tanpa bicara dia menautkan helm untukku. Jungkook naik ke motornya. Aku mengikutinya.

"Pegangan." Dia langsung menarik tanganku untuk memeluk perutnya.

Hah. Emosinya tidak pernah terkontrol.

###

"Apa?"

Pukul tujuh lewat sepuluh aku dan Jungkook berada di Laundry Pizza. Jungkook belum menyetuh bagiannya. Hanya aku yang menikmati porsiku, sementara tatapannya masih terhunus padaku.

"Apa?" ulangku. "Kenapa melihatku begitu?"

"Sejak kapan kalian berhubungan di belakangku?" tanyanya dingin.

Seketika kujatuhkan piza dari tanganku ke piring. "Mwo?"

"Mengaku! Kau bohong saat bilang bertemu ayahmu?"

Aku mengerang. "Demi Tuhan. Demi seluruh playlist di handphone-ku, aku.bertemu.ayahku. Apa menurutmu aku wanita seperti itu?"

"Katakan."

"Kami tidak terlibat hubungan apapun. Tuduhanmu mengerikan."

Jungkook melayangkan tatapan keji padaku. "Bicaralah jujur, Park Eunjo."

"Itulah kenyataanya! Lalu harus bagaimana lagi? Haruskah aku bilang 'Benar. Aku memang melakukannya di belakangmu' supaya kau berhenti. Mungkin jika aku bicara pada penjaga kasir kau masih berpikir aku selingkuh. Lalu apa yang harus kulakukan agar kau percaya. Apa masih mau bilang aku mempermainkanmu sementara dia hanya mengantarku. Bisakah kau penjarakan aku di pulau terpencil saja."

Tahu-tahu Jungkook meremas rambutnya. "Ya, Park Eunjo! Kumohon mengertilah." Jungkook menarik napas dan mengendalikan suaranya menjadi lembut seolah hatiku setipis Graphene. "Bicaralah perlahan. Dengan tenang."

Dua detik dia menutup matanya. Bibirku berkerut.

"Kumohon bicaralah perlahan. Kepalaku seakan mau pecah saat kau bicara panjang."

Rahangku merapat. "Ne! Algeusemnida Sun-bae-nim!" (aku paham)

Aku meliriknya jengkel sebelum kembali mengigit gemas piza-ku.

"Ya, bukan berarti aku menghalangimu bicara."

"Arayo! Jinjja arayo!" (aku mengerti) celetukku. "Kau hanya ingin aku diam, kan?"

The Byuntae, CreepyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang