Pt. 21

181K 15.7K 3K
                                    

Akhirnya update.
Absen dulu bisa kali.
Yang lupa silahkan baca chap. sebelumnya.

--------

Part selanjutnya diprivate.

Cara membuka private :

1. follow akun karindii
2. hapus TBC dari library
3. log out
4. log in ulang
5. Tambahkan kembali TBC ke library

Thank you. Have a nice day :)

————

"Lewat sini saja."

"Tapi ini bukan arah menuju apartemenku, Jungkook."

Jungkook tetap bersikeras menuntun lengan Soo Ah agar berbelok ke distrik yang sama sekali tidak diketahui gadis itu.

"Ikut saja denganku. Percaya, ini akan jadi menyenangkan."

"Tidak. Aku tidak mau. Kenapa kau jadi begini?"

Dahi Jungkook berkerut. "Begini?"

"Eoh, dulu kau tidak pernah seperti ini. Kau bahkan mengabaikan siapapun yang ada di sebelahmu. Aneh bagiku menerima perubahanmu."

Mata Jungkook menatap lurus ke dalam mata Soo Ah. Sepertinya gadis itu tidak sedang bercanda.

Tepat saat ia akan membalas ucapan Soo Ah, ponsel di sakunya bergetar. Getaran itu menghilang sebelum Jungkook memasukan tangannya ke kantong.

Itu adalah sebuah sinyal.

Mungkin nanti Jungkook baru akan menjelaskan kenapa ia bersikap begini.

Tiba-tiba pemuda itu menarik Soo Ah ke dalam pelukannya tanpa alasan jelas.

Jantung Soo Ah berdegup kencang, pipinya memanas. Ada apa dengan pemuda ini. Jungkook tidak pernah bersikap manis sekalipun.

"Jungkook ada apa denganmu?"

Jungkook mendekatkan bibirnya ke telinga Soo Ah. "Diam saja, oke. Aku hanya butuh bantuanmu."

Dari balik untaian rambut gadis itu, ia melihat gadis lainnya.

Seringaiannya terbentuk. Oh, ini akan jadi menyenangkan.

1 - 1
Kita impas Park Eunjo.

###

Jimin sungguh-sungguh menepati ucapannya kemarin. Hari ini ia mengajakku ke taman belakang sekolah sesuai dengan kesepakatan kami setelah ia mengantarku pulang.

Kemarin aku begitu kacau. Jungkook baru kembali pulang pukul 9 malam.

Aku benci Jungkook.

Jimin memintaku duduk di tangga ketiga di dekat pohon yang daunnya berwarna kuning. Dia memintaku menunggu sementara ia mengambil minuman.

Dua kaleng minuman ia bawa ketika kembali berhadapan denganku. Ia menyerahkan minuman pulpy sementara dirinya memilih cola.

Kami tidak hanya datang berdua. Aku meminta Soyeon untuk ikut bergabung mengingat seharian ini ia selalu berceloteh tidak dalam mood yang bagus. Dan aku rasa, mengajak gadis itu bukanlah opsi buruk mengingat ia adalah teman baikku.

Walaupun alasan sebenarnya, aku hanya tidak ingin berada dalam kondisi awkward saat berdua dengan Jimin.

Ah, tidak. Bukan itu.

Aku hanya takut jatuh kedalam pesona Jimin yang terlalu kuat.

"Oh, Ya Tuhan, Jim. Kau memberitahu monyet itu bahwa aku di sini?!"

The Byuntae, CreepyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang