Sepatu Jungkook tidak ada di rak.
Sambil membuka sepatu, mataku mencari-cari keberadaan Timberland coklat itu. Tiba-tiba Monggu menyambutku di pintu.
Anjing pudel itu berputar serta menggonggong.
"Ada apa, Monggu-ya?"
Seketika dia berlari ke dalam. Sementara aku membuntutinya. Dan dia berhenti di pintu Jungkook.
Aku berjongkok, mengusap bulu kritingnya. "Dia belum keluar, ya?"
Kualihkan perhatianku pada mangkuk Monggu yang masih bersih. "Oh, araseo (i know). kau belum makan, kan?"
Tetapi sebelum menyajikan makanan untuk Monggu, pilihan pertamaku tertuju pada Jungkook. Aku mengetuk pintu kamarnya.
Tidak ada balasan. Dan pintunya tidak dikunci.
###
Dengan resah, gadis itu menggigiti kutikula jarinya. Ia menatap Jungkook yang duduk membungkuk menyembunyikan wajahnya pada telapak tangan.
Kakinya bergerak tidak tenang, rambutnya yang berkibaran karena angin malam tidak ia pedulikan.
"Jungkook-ah..., mianhae,(maaf)" gumam Song Min Ah, sambil meletakkan satu tangannya di bahu Jungkook.
"Aku tidak marah padamu," bisik Jungkook.
"Geundae mianhae (tapi aku minta maaf), karena lelaki brengsek itu kau jadi begini. Di mana saja dia memukulmu?"
Tepat saat itu Jungkook mengangkat kepalanya. Bahu Jungkook menepis tangan itu dengan cara yang lebih halus.
"Berhentilah, Song Min Ah," tuturnya dengan nada lelah.
Song Min Ah menggeleng cepat. "Aku tidak mau, Kook-ah. Sejak dulu aku menyukaimu. Aku tidak mau berhenti begitu saja. Nanti... aku akan bicara padanya. Dia bukan pacarku lagi. Aku benar-benar tidak menyukainya, kumohon percayalah padaku," balasnya gelisah. "Jadilah milikku. Jebal, Kook-ah." (Kumohon)
Jungkook menghela panjang.
Ada banyak umpatan yang tidak bisa Jungkook lakukan. Song Min Ah bukanlah Park Eunjo.
Kemungkinan besar jika yang berbicara dengannya saat ini adalah Park Eunjo, ia bisa meledak dan minta maaf dalam waktu bersamaan.
Tetapi faktanya, Song Min Ah hanyalah salah satu gadis nekat yang mengharapkannya.
Perasaan frustasi dan rasional sudah campur aduk.
Jungkook mengarahkan pandangan marah kepada Song Min Ah. "Berhentilah bertindak bodoh."
"Jungkook-ah jebal."
"Meski kau berlutut di kakiku, aku tidak akan melakukannya. Kau hanya buang-buang waktumu."
"Biar kita coba bersama-sama, bagaimana?"
Jungkook mendesah kasar. Lalu tertawa sarkastis. "Kau minta aku menemuimu hanya untuk ini?"
Min Ah mengangguk-angguk dengan pandangan berharap.
Ingin sekali Jungkook tergelak. Menertawakan kebodohan atas situasi ini.
Domba bodoh yang menangis karena singa. Sayangnya, ia bukan singa. Lagipula Jungkook lebih suka anak ayam.
"Kumohon, Kook-ah. Nan neo joahae.(aku menyukaimu)" Air mata Min Ah tiba-tiba bergulir di pipinya.
Untuk kedua kalianya Jungkook menghela. "Tidak ada alasan bagiku menyukaimu, maka dari itu pergilah dari hadapanku."
Lantas, gadis itu memegangi tangan Jungkook, memohon dan menangis seperti gadis rendahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Byuntae, Creepy
Fiksi Penggemar[DINOVELKAN] [TERSEDIA DI GRAMEDIA] Jeon Jung Kook. Tukang paksa. Kejam. Keji. Seingatku, dia adalah orang yang suka sekali menjadikanku target kekejamannya di sekolah. Obsesinya bisa saja menghancurkanku. Sampai aku harus menerima kenyataan yang su...