Pt. 30

204K 17.4K 5.7K
                                    

Ketika hendak membuka pintu kamar mandi, Jungkook menyengol pundakku hingga tubuhku terdorong ke dinding.

"Minggir, minggir, minggir, aku duluan."

Meskipun dia hanya menggunakan bahunya, namun itu mampu menyingkirkan tubuhku.

Badan kecil ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan sosok 178 senti Jungkook yang berotot. Bahkan wajahku hanya seukuran telapak tangannya.

Aku mendengus sengaja dikeraskan, masih berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Apa?" Dia berbalik sebelum menutup pintunya.

"Aku bangun pertama." Aku melempar protes.

"Tapi aku masuk pertama."

"ITU. KARENA. KAU—" kemudian aku mencoba menarik napas untuk menenangkan diri.

Tidak ada gunanya. Batinku.

Jungkook keras kepala. Dia tidak akan membiarkanku mandi pertama dan keluar dengan sukarela.

"Atau masuk bersama?" Lanjutnya terdengar seperti mencemooh.

Kurapatkan gigiku dan menatapnya tajam sebelum aku berbalik meninggalkannya. Sempat kudengar dia tertawa disusul suara debuman pintu. Aku berjalan menuju dapur dan meletakkan bokongku ke kursi.

"Kenapa?" Wonwoo oppa meletakkan telur gulung dan bibimbab di meja.

Aromanya menyebar. Perutku mulai keroncongan. Tetapi aku tidak boleh makan sebelum mandi. Ibu selalu memberi wejangan begitu. Sementara kulihat Monggu sudah mendapatkan jatah sarapannya.

Oh, anjing itu benar-benar.

Jungkook membawanya ikut serta bersama kami. Aku melepas napas lelah. Meskipun Monggu berkhianat padaku, sejahat apapun sikapnya padaku kemarin, aku tetap tidak bisa membenci Monggu.

"Jungkook mengganggumu?" tanyanya lagi.

Aku mengangguk.

"Pasti dia sering menganggumu?"

Aku menumpukan pipi ke tangan. "Dia selalu begitu."

Wonwoo tertawa lembut. "Sudah kubilang dia anak nakal," katanya sambil berjalan membelakangiku. Pria itu membungkuk membuka pintu kulkas, mencari sesuatu.

Kalau dilihat dari belakang, tubuhnya yang dilapisi sweater abu-abu itu kelihatan kecil. Berbeda dengan Jungkook. Jungkook punya badan yang lebih besar.

"Sebenarnya aku ingin memasak lebih dari ini, tetapi aku harus ke kantor lebih awal. Tidak masalah?"

Aku menggeleng cepat. "Tidak apa-apa. Biasanya Jungkook cuma makan sosis."

Dia tertawa. "Omong-omong, dia tidak melakukan sesuatu padamu?"

"Sesuatu?" Gugup menyerangku.

"Sesuatu... di luar batas aman," kudengar suaranya agar kerepotan saat menjelaskan itu. "Hubungan orang dewasa?"

"Hu-hubungan orang dewasa?"

"Aduh, bagaimana ya menjelaskannya padamu?" tanyanya seperti kepada dirinya sendiri. "Begini, maksudku, hubungan orang dewasa, bukan hanya sekedar gandengan tangan atau... ya, begitu."

Kombinasi di dadaku campur aduk. Kata 'hubungan orang dewasa' terputar tiga kali dalam kepalaku.

"Kalian masih sekolah. Aku takut dia melakukan hal kurang pantas padamu. Kuharap itu belum terjadi sebelum waktunya tiba. Kau tahu, kemungkinan kecil bisa saja terjadi."

The Byuntae, CreepyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang