Bonus Pt. 2

93.3K 5.8K 3.5K
                                    

Hello!!!

Akhirnya ketemu di last part. Ada last note dari karindii untuk pembaca TBC. Tolong dibaca yaaa.

Dan part ini panjang banget. Harusnya dibagi dua part. Tapi nggak usah lah. So, enjoy.

Oh, ya karena ini the last part, tolong banget untuk vote dan komen sebanyak-banyaknya. Sekaligus untuk menghargai kita yang terakhir kali.

Siap untuk vote dan penuhi kolom komentar?

Legoooo!

###

Beberapa potong adegan liar itu mendobrak Park Eunjo dari alam bawah sadar.

Barusan tadi adalah mimpi terburuk yang menyeretnya pada kesadaran bahwa nyatanya tidak ada sosok yang tadi menusuk jantungnya.

Semua itu hanya mimpi buruk setelah maraton menonton drama tentang psikopat malam tadi.

Itulah mengapa dulu orang bernama Jeon Jungkook selalu bilang jangan terlalu banyak menghabiskan waktu menonton drama atau sesuatu yang tidak berguna.

Sekarang ia menyesal tidak mendengarkan pria itu lebih baik lagi.

Semua adegan tadi hanya mimpi. Tidak ada rasa nyeri di bagian dadanya, tapi napasnya sedikit sesak. Satu bagian tubuhnya itu terasa seperti ditekan benda berat.

Eunjo menarik napas sangat panjang untuk menyesuaikan keadaan.

Seluruh mimpinya beberapa minggu terakhir sangatlah menakutkan.

Terus terang ia berusaha tidak memikirkan apa pun sebelum tidur. Tidak sampai ia merasa takut bahwa semua mimpi itu datang lagi.

Kemudian tak lama matanya terbuka saat merasakan sapuan telapak tangan dengan gerakan lembut berkali-kali pada bahu, lengan, kemudian kulit perutnya.

"Hei, kau mimpi buruk lagi?" bisik sebuah suara, terdengar halus dan menenangkan.

Suara itu tepat berada di belakang kepalanya tanpa jarak. Punggungnya menempel rapat pada dada hangat lelaki itu.

Tidak ada jawaban dari bibirnya. Sampai matanya berhasil menemukan gradasi fajar dari balik tirai di sudut kamar.

Matahari belum sepenuhnya muncul, dan kemungkinan terbit akan sedikit terlambat mengingat baru saja memasuki pergantian cuaca.

"Kau mimpi buruk?" Hembusan napas berat khas orang baru bangun itu kembali menyapu bagian telinganya. "Malam tadi kau banyak bergerak."

Tetapi Eunjo hanya diam dalam kebisuan dan tidak tahu harus menjawab apa.

Sementara itu lelaki di belakangnya kembali melempar pertanyaan lain dengan perasaan cemas. "Ada yang kau inginkan?"

Eunjo bergeming. Matanya tidak berkedip saat mengamati keadaan kamar ini.

Jelas kamar ini bukan miliknya. Semua warna perabotan di dominasi warna coklat kayu dengan bagian lain berwarna abu-abu. Terdapat lampu persegi terpasang di langit-langit kamar.

Tetapi kamar ini sudah menjadi sesuatu yang familier di matanya.

Kemudian ia memutar badannya dan memerhatikan penampilan sosok di depan sekarang.

Mimpi buruknya tadi membuat Eunjo tak mampu berkutik atau membuat suara.

Lama sekali ia tidak melakukan apa-apa, kecuali mengamati wajah lelaki yang kini berbaring di sampingnya, tersenyum dengan sinar mata paling hangat.

The Byuntae, CreepyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang