"Apa kau tidak sibuk sekarang? Aku harap kita bisa bertemu."
Dahi Yura berkerut.
ㅡHeran.
"Darimana kau bisa mendapatkan nomorku?"
"Itu bukan jawaban. Jangan menimpali pertanyaan dengan sebuah pertanyaan," tekan pemilik suara berat di sebrang sana.
"Tapi akuㅡ"
"Aku tipe orang yang tak ingin membuang waktu istirahatku dengan percuma. Jadi jangan membuatku menunggu."
"Ya. Tapi aku benar-benarㅡ"
"Simpan pembicaraan itu untuk nanti. Aku sudah dekat, sampai jumpa."
Panggilan ditutup sepihak.
Dengan rasa tidak manusiawi pemilik nomor asing itu lebih dulu menutup sambungan tanpa harus menunggu sang empunya mengiyakan.
Ha? Apa apaan dia?
Apa dia baru saja memerintahku?
Yura tak mengerti maksud dari percakapan yang hanya berdurasi 25 detik.
Aku bahkan belum mengiyakan ajakannya.
Fakta pertama.
Idol selalu benar!
××
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. Tangan Yura mengaduk coklat hangat dihadapannya dalam diam, ia hanya fokus pada gelasnya.
ㅡGelas didepannya.
Dimeja bundar bergaya minimalis, Yura bertemu dengannya, duduk berhadapan dengannya tentu saja.
"Ada perlu apa kau ingin menemuiku?" Tanya Yura to the point. Lagipula Yura sepertinya tak perlu basa basi dengannya.
Sebenarnya Taehyung memang awalnya bertanya akan bertemu dimana lewat pesan singkatnya.
Akan tetapi pada akhirnya ia juga yang memutuskannya sendiri.
Fakta kedua.
Idol selalu menang!
"Opsoyo, (tidak ada) hanya saja aku tidak ada kerjaan."
"Heuh?" Kedua alis Yura menyatu.
"Geurigo. Eodie nae beonhoreul aratjyo? (lalu, dari mana kau mendapatkan nomor telponku?)"
Dan pria ini malah tidak menjawab. Ia hanya tersenyum lalu menyeruput pelan mocaccino-nya.
Menyebalkan bukan?
Pria aneh ini sukses membuat Yura mencibir dirinya dalam diam.
××
![](https://img.wattpad.com/cover/73226703-288-k294802.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky or Not [Kim Taehyung]
Fanfiction[ON GOING] [EDITING PROGRESS] Sekarang aku percaya dengan adanya takdir. Ya, sebenarnya aku sendiri tidak bisa menyimpulkan ini 'baik' atau 'buruk' nya untuk diriku. Karena kejadian itu dan pada hari itu kehidupanku berubah 180 derajat.