#np : disarankan membaca sambil mendengarkan lagu ini 👆👆👆👆
Ini rahasia, aku akan memberitahumu sesuatu
Hanya kau yang dapat menyimpan rahasia iniApakah aku jika aku tidak bisa menahannya lagi?
Di setiap tingkat, aku sakit, sehingga
Aku tidak bisa menahannya lagi
Sekarang aku menangis, aku terlalu menyesal kepadamu
Aku menangis lagi.Dan aku sadar
Bahwa aku tidak bisa melindungimu
-Stigma-
-xx-
Helaan nafasnya terdengar berat.
Dicoretnya kertas dihadapannya, lalu digumpalnya dengan kasar dan membuangnya dengan asal.
Entah untuk keberapa kalinya ia melakukan hal itu.
Berulang ulang hingga ia tak perduli tumpukan sampah yang ia buat sudah menjadi sebuah gunungan kertas di sana.
Nafasnya selalu terdengar berat seiring tangannya yang lagi-lagi menarik lembaran baru dan kembali tenggelam dibawah alunan fantasi.
Terdiam dibawah sorotan lampu meja belajar yang berbalut cahaya remang-remang didalam sana.
Dengan gerakan memijat, Taehyung mengurut pelan dahinya yang terasa berdenyut keras. Ia tahu otaknya butuh istirahat karena sudah bekerja hampir 4 jam didalam sana.
Awalanya Taehyung memang sengaja meminjam ruangan Suga untuk membuat sebuah lagu baru.
"HAHHHH...." pria itu akhirnya menghempaskan tubuhnya disandaran kursi, dan membiarkan lehernya bersandar dibantalan.
Yang ia lihat sekarang adalah langit-langit ruangan bercat mocca beralaskan dinding bercorak garis hitam putih.
Sejenak Taehyung baru sadar bahwa seorang Suga memiliki selera yang bagus.
Tak lama ada sesuatu yang terlintas dipikirannya. Ia pun bangkit dari sandarannya, lalu meraih ponsel yang tergeletak diatas meja.
Matanya menatap lurus memandang benda kotak ditangannya dan mulai menggeser geser deretan rekaman hasil kerja kerasnya.
File berdurasi sekitar 40 detik itu ia beri judul "Stigma".
Segera saja Taehyung memasang earphone ditelinganya, seraya membenarkan posisi duduknya.
Play.
Taehyung mulai mengencangkan voluem ponselnya.
Sumgyeowasseo I tell you something...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky or Not [Kim Taehyung]
Fanfiction[ON GOING] [EDITING PROGRESS] Sekarang aku percaya dengan adanya takdir. Ya, sebenarnya aku sendiri tidak bisa menyimpulkan ini 'baik' atau 'buruk' nya untuk diriku. Karena kejadian itu dan pada hari itu kehidupanku berubah 180 derajat.