[ON GOING]
[EDITING PROGRESS]
Sekarang aku percaya dengan adanya takdir. Ya, sebenarnya aku sendiri tidak bisa menyimpulkan ini 'baik' atau 'buruk' nya untuk diriku. Karena kejadian itu dan pada hari itu kehidupanku berubah 180 derajat.
Pandanganku lurus kedepan memandangi rentetan lampu jalanan yang menghiasi kegelisahanku.
Kubelah jalanan kota Seoul dengan kecepatan diatas rata-rata.
Entah kenapa kakikku seakan tergiur untuk terus menginjak dan menambah kecepatanku.
Emosiku menggebu gebu. Kepalaku terasa sakit.
Aku seakan ingin memukul semua yang ada dihadapanku.
Itu yang sedang aku rasakan sekarang.
Tak terasa beberapa belokan lagi aku akan sampai ditempat tujuanku.
Perlu satu belokan kekanan maka aku akan melihat sebuah bangunan putih yang biasa kusebut dengan sebutan 'dorm'.
Bunyi decitan ban terdengar saat kakiku menginjak rem dengan tiba-tiba.
Mobilku berhenti didepan tikungan.
Aku terdiamㅡ
Lalu sedetik kemudian kubanting stir kemudi memutar arah dari sana.
Kubawa mobilku menjauh dari tempat itu.
Aku meraih ponsel yang kutaruh asal disampingku lalu mematikannya.
Aku tak ingin kembali.
××
'Nomor yang anda hubungi sedang tidak aktifㅡ'
Dengan perasaan gusar Jungkook memutuskan panggilan.
Wajahnya tampak gusar.
"Maaf karena kita harus pulang mendadak," ucapnya memandang wajah gadis disampingnya. Sebetulnya ia merasa tak enak mengajak Hara pulang secara tiba-tiba karena memang tujuannya adalah untuk pergi bersama dengannya.
Tapi waktu berkata lain.
"Aku akan mengantarmu terlebih dahulu. Setelah itu aku akan mencari Taehyung Hyung." tambahnya seraya mengusap tengkuknya tak enak.
Hara mengangguk mengerti, ia tahu ada yang lebih diprioritaskan untuk saat ini.
Sejujurnya ia ingin ikut dengan Jungkook untuk mencari Taehyung, karena sebenarnya ia sama khawatirnya dengan Jungkook
Bianglala yang mereka tumpangi akhirnya sampai dibawah, Jungkook yang lebih dulu keluar dari bianglala membantu Hara turun dari sana.
Setelahnya mereka pun langsung berjalan menuju parkiran.
-00-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah sofa panjang, Namjoon tengah terduduk gusar memainkan ponselnya.
Sedari tadi ia mencoba menghubungi seseorang yang tak kunjung mengangkat panggilannya.