Menyesal.
Satu kata yang paling kubenci.
Pengecut.
Satu sifat yang paling kusesali.
Aku diam bukan berarti tak perduli. Tapi aku hanya ingin mengetahui bagaimana kau menyikapi.
Egois? Memang.
Bukankah sudah kukatakan dari awal definisi penyesalan?
-Seoul-
xx
Sret
Seretan langkah kaki terdengar lambat selambat hembusan angin yang bertiup dipagi ini. serta nyanyian burung yang terdengar lambat bahkan hampir tak berkicau seperti biasanya.
Mungkin karena cuaca yang membawa hawa dingin yang membuat burung malas enggan bertengger menemani iringan pagi ini.
Sang pemilik langkah kaki itu berusaha membuka matanya, menerawang jalanan yang ia lalui agar tak bertubrukan dengan benda-benda disekitarnya.
Tubuhnya belum sepenuhnya bekerja hingga ia harus bergerak tak stabil kearah kanan dan ke kiri karena sisa efek alkohol tadi malam. Bahkan kepalanya masih terasa sedikit sakit.
Ia menggaruk kepalanya pelan dan sesekali menguap menatap lantai yang terasa bergoyang hingga ia harus sesekali bertumpu pada benda-benda disekitarnya.
Balutan celana jeans robek, kaos putih yang masih melekat ditubuhnya yang bahkan tak sempat ia ganti.
Taehyung mulai menuang secangkir teh hangat dengan hati-hati.
"Kau sudah bangun ternyata," sapa Namjoon dari arah ruang tamu seraya membuka pintu lemari es.
Taehyung hanya menoleh sekilas, lalu meneguk minumannya.
"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" Namjoon menutup pintu lemari es seraya mengambil posisi duduk didepan Taehyung.
"Sangat," angguknya sekilas. Kemudian memukul-mukul bahunya yang terasa begitu pegal, "Ah tapi hyung sepertinya tadi malam kalian membanting tubuhku terlalu keras."
"Tsk, kami bukan perawatmu."
Taehyung menyunggingkan bibirnya seraya menaruh gelasnya diatas meja.
"Yak Taehyung-ie kuharap kau tak mengulang sikap bodohmu tadi malam."
"Bodoh bagaimana Hyung? Aku hanya minum tadi malam. Itu saja," belanya.
"Kau tak perlu berlari sendirian jika ada sesuatu yang menimpamu."
Taehyung tersenyum tipis mendengarnya.
Ia lalu menarik bangku agar bisa duduk berhadapan dengan Namjoon. "Mian, (maaf) aku bertindak gegabah. Malam itu aku benar-benar tidak bisa menggunakan akal sehatku."
"ㅡAku mengakui kesalahanku," akui Taehyung yang disusul helaan nafas berat dari Namjoon.
"Jangan hanya meminta maaf padaku, aku tahu ini memang sulit, tapi aku berharap kau bisa melepas topengmu dan menganggap kalau kami ini ada."
"Aku tahu kau bermain bersama Jimin, bercanda dengan Hoseok, terkadang kau tertawa bersama Jungkook dan membantah perkataan Jin Hyung bersamanya, dan bahkan mengganggu Suga Hyung saat tidur hanya untuk menarik perhatiannya. Terkadang kami begitu kesal karenamu hingga berkata 'kapan anak ini bertindak layaknya pria dewasa?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky or Not [Kim Taehyung]
Fanfic[ON GOING] [EDITING PROGRESS] Sekarang aku percaya dengan adanya takdir. Ya, sebenarnya aku sendiri tidak bisa menyimpulkan ini 'baik' atau 'buruk' nya untuk diriku. Karena kejadian itu dan pada hari itu kehidupanku berubah 180 derajat.