Sinar cahaya yang masuk dari balik tirai yang terbuka membuat Yura terbangun dari tidurnya.
Sejenak ia mendudukan dirinya diatas kasur. Pandangannya menyapu keseluruh ruangan dikamar, lalu berhenti pada pintu balkon yang terbuka.
Yura pun bangkit dari kasurnya, lalu berjalan keluar menuju balkon.
"Eoh? Kau sudah bangun rupanya," sapa Hara saat melihat Yura datang. Ia memang sudah lebih dulu bangun dan berada disana. Yura tersenyum lalu berdiri disamping gadis itu.
"Annyeonghi jumusyeotseumnida? (apa kau tidur dengan nyenyak?)" Tanya Hara.
Yura membuang nafasnya, "entahlah, sepertinya begitu," ucapnya seraya menatap lurus kedepan.
Hara menyenggol bahu sahabatnya itu, "Ey.. bersemangatlah, setelah ini kita akan berjalan jalan lagi," godanya. Yura tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Woahhh pemandangan disini sangat indah. Ah sayang sekali kita harus meninggalkan tempat ini," ucapnya kagum. Direntangkannya kedua lengan Hara tinggi tinggi. Yura tersenyum melihatnya.
Hara menatap sahabatnya, "sayang sekali ini hanya sebentar. Dan kau, lihat! Betapa berantakannya dirimu. Aiguu...," sindir Hara seraya menggeleng gelengkan kepalanya.
"Sekarang rapihkan dirimu," Hara mendorong tubuh Yura agar kembali masuk kedalam kamar.
"Oh ya aku lupa memberitahumu satu hal, karena ini hari terakhir kita disini, aku mungkin akan sedikit berkeliling," tambahnya
-00-
Dikamar lain, Jungkook tengah berbaring diatas kasur seraya bermain dengan ponselnya. Menunggu Jimin yang tak kunjung selesai dengan urusannya."Hyung, berapa lama lagi aku akan menunggu?"
"Chakkaman (tunggu) aku sedang mencari topiku. Apa kau melihatnya?" Ucap Jimin yang masih terus sibuk mengaduk aduk koper yang semula sudah ia rapikan.
Jungkook mendengus kesal lalu mendudukan dirinya dikasur, "memang sebelumnya kau menaruhnya dimana hyung?"
"Terakhir aku memakainya saat kembali dari acara tadi malam, setelah itu aku tidak ingat."
Mau tak mau akhirnya Jungkook ikut mambantu Jimin mencari topinya. Keduanya kini sibuk mencari barang itu disetiap sudut kamar. Bahkan mereka harus kembali membongkar barang yang semula sudah mereka kemas.
Tangan Jungkook menyingkirkan selimut dan memeriksanya disekitar kasur. "Ah.. molla (aku tidak tahu) aku akan menunggumu diluar," Jungkook menyerah. Ia pun bangkit meninggalkan Jimin yang masih sibuk dengan urusannya.
Sekitar 15 menit berlalu, Jungkook berdiri didepan pintu kamar. Kakinya mulai merasa lelah, ia pun melirik alroji ditangannya, "haish.. apa ia harus mencari topi selama ini?" ucapnya tak sabar.
Namun setelah itu akhirnya Jungkook pun kehilangan kesabarannya, "ah.. aku akan meninggalkannya." Ucapnya berlalu meninggalkan kamar.
-00-
Jungkook berjalan keluar dari penginapan, disana ia tak henti hentinya berbicara sendiri.
"Aku heran kenapa disaat kita tak punya banyak waktu Jimin Hyung harus mementingkan topinya," Jungkook berbicara sekaligus bertanya pada dirinya sendiri.
"Lagipula ini adalah hari terakhir. Kenapa dia baru menghilangkannya sekarang? Dan kenapa disetiap kami mengunjungi suatu tempat, pasti selalu saja ada insiden barang kehilangan. Haishh jinjja.. (benar benar)," Jungkook menggelengkan kepalanya heran.
Mungkin jika disana ada orang lain selain dirinya. Ia akan dianggap seperti orang aneh karena berbicara pada dirinya sendiri. Sampai pandangannya berhenti pada satu titik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky or Not [Kim Taehyung]
Fanfic[ON GOING] [EDITING PROGRESS] Sekarang aku percaya dengan adanya takdir. Ya, sebenarnya aku sendiri tidak bisa menyimpulkan ini 'baik' atau 'buruk' nya untuk diriku. Karena kejadian itu dan pada hari itu kehidupanku berubah 180 derajat.