When i see you

149 15 1
                                    

Aku berjalan menyusuri trotoar, kumasukan kedua tanganku kesaku celana karena tak tahan dengan dinginnya udara.

Jalanan terlihat sepi. Hanya ada beberapa kendaraan yang dapat kulihat.

Aku berdiri di halte bus menunggu giliran bisku datang. Jam tangan telah menunjukan pukul 8 pagi. Dan kuharap bus yang kutunggu tak datang terlambat.

"Hahh.." aku mulai bosan. Seharusnya aku tak datang terlalu cepat. Sungguh, aku bisa mati kedinginan.

"Menunggu sesuatu?"

xx

Aku merasa terpanggil oleh sebuah suara yang tiba-tiba datang dari sampingku.

Suaranya terdengar familiar, lantas aku menoleh dan seketika raut wajahku berubah menjadi tegang.

Sesosok pria tinggi yang sangat aku kenali kini sedang berdiri tepat disampingku. Menatapku.

"Kim Taehyung." Batinku.

Namun lelaki itu malah terkekeh. Dia terseyum seolah menertawai ekspresi wajahku ini.

"Anyeong. (Halo) lama tidak bertemu." sapanya hangat.

Yura tersadar. "E—oh. Anyeong (halo)"

"Ingin pergi ke suatu tempat?"

"Nte. (Iya) aku ingin pergi ke perpustakaan." Jawab Yura cepat.

Taehyung mengangguk, "boleh mengantarmu?"

Yura tertegun, yang benar saja pikirnya.

"Tidak apa. Aku bisa pergi sendiri. Lagipula tak jauh dari sini." tolaknya.

Anehnya, Yura sama sekali tak berani menatap lawan bicaranya. Ia benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya.

"Kumohon, ijinkan aku mengantarmu kali ini." Suara Taehyung terdengar memohon.

Yura menghela nafas, "tidak perlu.."

"Kenapa? Karena kita buka siapa-siapa?" Ungkapnya. Yura tertegun mendengarnya, kemudian menoleh dan alhasil pandangan mereka bertemu.

Yura menatap wajah Taehyung dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. Matanya memanas, ia menahan sekuat tenaga agar tidak terlihat seperti wanita yang lemah dihadapan Taehyung

"Bukan begitu," suara Yura terdengar pelan. Ia menahan perkataannya. "Seharusnya dari awal kita tak harus saling mengenal."

Taehyung menggeleng, "jadi kau menyalahkan takdir?" Suara Taehyung terdengar memilukan.

"Bukan begitu tapi kita—"

"Kau tak bisa bersikap seperti ini. Aku tahu kau terpaksa melakukan hali ini!" Pungkasnya.

Yura membuang pandangannya kearah lain. Heningnya suasana disini membuat perasaannya semakin kacau. Ia tidak ingin menangis disini.

"Yura-ya. Pandang aku. Lihat aku.." Taehyung memohon.

Dibalik helaian rambutnya, Yura berusaha menyimpan genangan air mata yang sebentar lagi akan jatuh membasahi pipinya.

"Kau bahkan tidak ingin melihat wajahku?"

"Taehyung kumohon tinggalkan aku sendiri."

Taehyung menyadari kedua pundak Yura bergetar.

Hal yang paling Ia benci terulang lagi. Dan itu semua karenanya.

Lucky or Not [Kim Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang